Part 21 | Tentang mimpi yang terjadi

114 25 0
                                    

Malam yang kini hendak menuju pagi kian semakin dingin. Hembusan angin tidak pernah sedetikpun berhenti. Sementara dedaunan masih saja ribut kesana kemari. Perlahan embun membentuk, menjadi sebuah butiran halus.

Tidak ada suara kicauan burung ataupun serangga. Padahal seperti yang kita tahu bahwa Eve dan Ryan berada di hutan. Sangat gelap pastinya. Dan itu bukan hutan biasa. Akan sulit untuk mencari jalan keluar, kecuali kau sudah sangat mengenal hutan itu.

Eve menopang kepalanya dengan lengan. Berbaring di bawah pepohonan yang menjulang tinggi, tidak ada cahaya. Namun keadaan disana masih bisa terkondisikan sedikit. Hari itu, karena udara yang terasa sangat dingin hebatnya. Eve terbangun, perlahan mengangkat tubuh nya agar terduduk. Dia mengusap matanya sambil memfokuskan nya pada Ryan yang tertidur dengan posisi lurus menghadap ke atas, dengan tangan satunya yang menjadi bantalan.

Eve menatap ke sana kemari, tidak ada yang berubah memang. Walau sebenarnya dia berharap segera keluar dari hutan yang mencekam itu.

Di tengah aksinya yang masih mengamati kesekitar, tiba-tiba saja ada se ekor burung terbang melintas di hadapan nya. Burung itu tidak terlalu besar, warna nya biru tua dengan corak kombinasi pencahayaan di sayapnya. Sontak saja Eve tertarik dengan burung itu. Eve hendak bangkit, dia ingin sekali memegang burung itu.

Tidak terlalu cepat, sehingga Eve mudah untuk mengejar burung itu. Dari kejauhan masih terlihat sayap nya yang melentang, mengibas perlahan untuk menyeimbangi. Burung itu kini berhenti di bawah, tepatnya di atas tanah. Aneh memang, biasanya burung selalu hinggap di ranting pepohonan.

"Hey.. Burung manis.. " Eve menggerakan telunjuknya ke arah burung itu yang sejak tadi mematuk matuk ke bagian tanah.

Perlahan Eve mendekat. Dan tiba saat nya dia hendak menangkap burung itu, tiba-tiba burung itu terbang. Namun Eve sempat tersenyum-senyum saat sebelum nya burung itu menatap jelas seperti ke arah matanya. Eve belum pernah merasakan hal sedemikian. Pengalaman tadi mungkin tidak akan pernah terlupakan bagi Eve, walaupun kini burung itu telah terbang jauh. Tapi Eve akan selalu ingat, corak warna di burung itu mengingatkan Eve pada satu hal yang selalu ia inginkan.

Eve kembali berdiri. Dia sempat bingung saat berbalik. Eve tidak sadar jika sejak tadi dia mengikuti burung itu cukup jauh. Dan sekarang dia tidak tau harus bagaimana, seakan keadaan hutan yang membentang ini mengatakan padanya bahwa tidak akan ada jalan keluar. Dan setibanya Eve menjadi pusing tidak karuan, pikiran nya tidak bisa fokus. Yang dia inginkan kali ini hanyalah kembali. Kembali ke tempat dimana Rose dan para sahabatnya berada.

Eve tidak ingin berlama lama larut dari cekaman hutan itu. Dia berbalik, berusaha menguatkan dirinya agar tidak terpengaruh. Eve berjalan ke belakang, sesuai dengan jalur yang dia lewati sebelumnya. Perlahan tapi pasti dia berjalan mengikuti arah yang dia yakini sebagai jalan yang sebelumnya dia lewati.

"Ryan!!" teriak Eve. Dia sangat bingung, sejak tadi dia sudah mengikuti jalan. Namun ia tak kunjung menemukan tempat dimana dia dan Ryan berdiam.

Crkk.. Crkk..

Eve berbalik. Suara itu terdengar seperti mengawasinya, suara yang mirip seperti sebuah retakan.

"Siapa disana?!" kata Eve yang masih waspada.

Sebuah bayangan terlihat di belakangnya. Eve langsung berbalik karena mendengar suara itu di belakang nya. Tidak ada apapun, kecuali sebuah angin yang tampak membentuk gelombang. Cantik memang, tapi situasinya sama sekali tidak mendukung.

AIR BLAZE [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang