Part 32 | Cairan hitam

107 19 0
                                    

"Eve awas!!" teriak Rose dari kejauhan yang diikuti oleh Emelie di belakangnya.

Eve langsung menoleh ke sumber suara yang terdengar berteriak memanggil namanya. Eve melihat Rose dan Emelie disana, tampaknya mereka sangat kelelahan. Namun tak lama saat menatap Rose, Eve langsung menatap ke arah samping yang berlawanan. Disana, dia melihat sebuah benda dengan ukuran yang tidak lazim. Sangat besar, bahkan jika di terka, berlipat-lipat kali dirinya. Benda itu berwarna gelap, sulit untuk di gambarkan apa warna itu. Namun tampaknya benda itu sedikit transparan. Walau begitu, tetap saja ukuran nya yang besar membuat siapa saja yang melihat akan sontak berlari walaupun benda itu hanya diam.

Tapi kali ini benda itu sama sekali tidak diam. Benda itu tampak seperti menggelinding, lebih mirip seperti gum, karena dilihat dari gerakannya yang tampaknya sangat empuk saat beradu dengan permukaan tanah.

Tidak lama saat berada di hadapan nya, tiba-tiba benda itu meledak. Mengeluarkan sebuah asap dengan bau hangitnya yang sampai tercium oleh Eve. Saat itu Diven langsung menghalangi tubuh Eve dengan lengan panjang nya. Untung saja benda besar itu tidak sampai ke hadapan mereka berdua. Walau begitu, mereka juga tetap harus waspada akan hal yang mungkin bisa saja terjadi nantinya.

Suasana menjadi hening karena kedatangan benda besar yang meledak itu. Mereka semua menatap benda itu dengan tatapan serius, sekaligus penasaran.

Eve benar-benar mengamati sampai celah yang berada di benda itu. Walau tampaknya semakin memudar, tapi itulah hal yang membuat siapa saja yang melihatnya tidak akan berpaling.

"Tunggu, cairan itu..," ucap Eve pelan sambil menyipitkan matanya. Dia hendak tertatih untuk melihat lebih jelas cairan apa yang tiba-tiba keluar begitu saja.

Sebelum Eve melakukan itu, Diven sudah lebih dulu menahannya dengan mempererat genggaman nya. Eve sempat mengernyit saat Diven menahannya begitu saja. Diven tidak menanggapi semua itu, dia melepas genggaman Eve dan perlahan menuju ke arah permukaan yang tampaknya memang mulai di penuhi oleh cairan aneh berwarna hitam.

Eve sempat menatap heran sekaligus kesal, karena sebelumnya dia tidak diperbolehkan untuk melihat cairan itu. Tetapi kali ini malah Diven sendiri yang melihatnya. Dasar egois!

Perlahan Diven melangkahkan kakinya satu demi satu. Dia berusaha melihat lebih jelas cairan yang kini tampaknya mulai melebar ke permukaan sekitarannya. Tidak ada yang aneh memang, hanya saja bau yang di hasilkan kurang begitu menyedapkan. Baunya lebih mirip seperti bau pembakaran yang di gabungkan dengan bau lem.

"Cairan apa itu?" tanya Eve sambil hendak tertatih untuk melihat cairan yang kini tampak terlihat jelas oleh nya. Rose hendak menahan Eve saat hendak mendekati cairan itu. Sejak awal firasat Rose mulai tidak enak. Dia takut jika hal itu memang telah tiba. Dan jika itu terjadi, maka keselamatan manusia akan semakin terancam.

"Eve tunggu," Rose berlari untuk menyusul Eve yang kini berada hampir dekat dengan cairan asing itu.

"Sepertinya cairan ini hasil dari lelehan benda besar tadi," ucap Diven saat Eve berjalan di hadapannya dan menatap cairan dengan warna hitam pekat itu.

Walau Eve hanya mengamati benda itu dari atas, namun rasa penasaran nya tidak akan pernah ia bendung begitu saja. Tanpa berpikir apapun, Eve mulai melipat kedua kakinya dan hendak menyentuh permukaan yang di penuhi cairan hitam itu. Saat itu Diven tidak terlalu memperhatikan, dia malah melihat ke arah dimana datangnya benda besar itu tadi.

"Jangan!" Rose langsung meraih lengan Eve dengan paksa. Sampai-sampai gadis itu merintih untuk kesekian kalinya karena pergelangannnya gang selalu saja tersakiti.

"Rose, ada apa?" tanya Eve dengan wajah kesal. Sejak tadi emosi Eve memang belum sepenuhnya memudar.

Sebelum menjawab, Rose menatap Eve dengan sangat khawatir. Bahkan saat itu Diven juga terkejut akan kehadiran Rose.

AIR BLAZE [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang