Part 31 | Merasakan kekuatan?

110 20 0
                                    

"Kalian lanjutkan saja ini, aku akan menyusul Eve," ucap Rose sambil menunjuk makanan yang masih berada di atas api.

Kevin dan Emelie menatap bingung, karena situasi saat itu agak sulit jika harus di bahas secara pelan-pelan. Belum lagi Eve yang tiba-tiba pergi begitu saja. Bagaimana jika Eve tidak bisa kembali lagi, bukan kah semua itu akan menjadi semakin rumit?

"Rose tunggu..-" teriak Emelie saat Rose terlihat berlari. Emelie langsung menyodorkan makanan kepada Kevin yang tadi sempat di berikan Rose kepadanya sebelum ia pergi menyusul Eve. Lalu setelah itu dia ikut berlari untuk menyusul Rose.

"Tunggu-" Kevin semakin bingung, kini satu per satu semua nya pergi. Kevin sempat menatap Ryan sebentar. Hanya ada dirinya dan juga Ryan disana, itupun Ryan tampaknya tertidur pulas. Pikir Kevin.

"Ehm, yasudah lah," Kevin hanya pasrah melihat tingkah sahabat nya itu. Dia kembali terduduk disalah satu batu yang permukaannya lumayan rata dan tidak masalah saat di duduki.

--

"Eve! Eve!" teriak Rose di sepanjang perjalanan, tidak peduli jika ada sesuatu yang terjadi. Yang terpenting adalah dia bisa bertemu dengan Eve.

"Rose tunggu!" Emelie berlari di belakang Rose, tampaknya dia sempat kesulitan saat keadaan tanah itu miring, belum lagi banyak akar-akar yang ukuran nya tidak main-main.

Rose hanya menoleh sekilas kesamping, tanpa menatap Emelie yang tengah berusaha mengejarnya. Dia mulai melangkah kan kakinya dengan pelan sambil terus berteriak. "Eve.. Kau dimana..," teriaknya tak henti-henti. Tapi sayang, sejak tadi Rose tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Eve.

Emelie kini berjalan di samping Rose, membuat Rose menatapnya sekilas untuk yang kedua kali. "Mengapa kau mengikuti?" tanya Rose yang diikuti rasa khawatir.

"Di situasi seperti ini mana mungkin aku membiarkan mu sendirian," ucap Emelie yang sepertinya sangat mengerti akan keadaan Rose jika sedang dalam perasaan khawatir.

Rose hanya memalingkan wajahnya, "Evelyne!" teriaknya lagi. Dan diikuti oleh Emelie.

"Rose, teleportasimu?" ucap Emelie karena teringat akan satu hal.

Rose menggeleng pelan, "Aku sudah mencobanya," jawabnya.

Emelie menghela nafas berat, "Sejak awal kita memang tidak mengerti, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan untuk ini." kata Emelie.

"Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Eve," ucap Rose yang sudah berada di titik akhir rasa khawatir, dirinya benar-benar tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang besar tadi malah membuat Eve menjadi kenapa-kenapa.

"Tidak, kita pasti akan menemukan Eve," ucap Emelie sambil memegang bahu Rose. Tujuan nya agar Rose sedikit tenang dan tidak terlalu khawatir.

Di sisi lain, Eve masih berada dalam posisi diam menatap laki-laki itu. Dia langsung memundurkan langkahnya saat dirasa bahwa jarak diantara mereka terlalu dekat.

"M maaf," ucap Eve gelagapan, bola matanya bergerak kesana kemari. Tidak berani jika harus menempatkan pada posisi yang sama dengan laki-laki itu.

Laki-laki itu masih menatap Eve, halisnya tampak berusaha untuk disatukan saat melihat Eve yang terlihat ketakutan.

"K kenapa kau ada disini?" tanya Eve lagi, mencoba menenangkan situasi yang membuatnya malah khawatir berlebihan.

AIR BLAZE [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang