-14

2.4K 215 3
                                    

"My Baby girlll!!!" Papa menyambutku dengan pelukan hangat nya begitu kami tiba di New Zealand. Aku melepas koper ku dan berhambur ke pelukan Papa.

"Oh, jadi cuma baby girl doang yang disambut?" Mama terlihat cemberut sembari menarik koper yang baru saja aku tinggalkan.

"Oh my Sweet Heart, I miss you so much." Papa mencium pipi Mama dan memeluknya layaknya Pasutri yang baru berjumpa setelah sekian tahun berpisah.

"Om!" Sapa Lisa sambil menyalim Papa. Aku mengambil koper yang tadinya di tarik Mama dan membawanya ke mobil Papa.

"Wah disini keren ya, Rose. Mendingan pada Jeju!" Lisa menempelkan wajahnya di kaca mobil layaknya anak yang baru naik mobil.

"Biasa aja kali lis, alay lo!" Aku menariknya menjauh dari kaca dan dibalas tatapan sinis darinya.

"Jadi gimana, Pa? Kerjaan Papa udah selesai?" Tanyaku membuka pertanyaan. Pasalnya, kerjaan yang satu ini membuat Papa tak bisa pulang terakhir kali dan membuat kami kecewa.

"Oh, udah. Lagi masa Terapi dianya."

Aku mangut-mangut tanda mengerti dan kembali melihat sekitar. Rasanya sudah lama sekali aku tidak kembali ke kota kelahiran ku ini. Masih indah bahkan bisa dibilang bertambah Indah. Karena kini kota ini penuh dengan warna.

Kami sampai dirumah yang Papa tinggali selama ini. Sebenarnya ini adalah rumah kami dulunya, Lalu pindah ke Korea dan Papa menetap disini karena pekerjaannya.

"Kalau gitu, Papa balik lagi nanti ya, mau cek pasien dulu." Ucap Papa setelah membantu kami menurunkan semua barang-barang dari mobil.

●●●

"Lis, coba kamu cicip sup buatan tante." Mama mengulurkan sendok sup nya kemulut Lisa.

"Enak banget, tan! Delizioso!" Lisa menyatukan telunjuk dan jempolnya dan membuat ekspresi layaknya chef ternama.

"Iyakan? Rose, telfon Papa gih! Bilangin Makan malam udah siap, suruh pulang!" Mama meneriaki ku dari dapur.

Aku meraih ponsel diatas meja dan menelfon Papa, namun ponsel Papa tidak aktif.

"Ga aktif, Mah.. " Aku berjalan ke dapur dan membiarkan Ibu mendengar.

"Sorry, the number you are calling is-blabla-please try again later."

Mama mengerutkan keningnya dan memindahkan sup ke dalam mangkuk.

"Yaudah, nanti kalau Papa belum balik juga, kamu susulin, ya! Taukan dimana?" Tanya Mama padaku.

"Rose susul sekarang aja deh, Mah. Nanti kemaleman susah." Mama mengangguk paham dan memberikan ku kunci mobil.

Aku mengendarai mobil sembari melihat sekitar, Asri banget parah. beda kalau di Seoul kan padat banget sama kendaraan. disini malah kebanyakan pada naik sepeda. Tak terasa, aku sudah sampai di Rumah Sakit Papa.

"Permisi, apa pak Park Mason ada?" Tanya ku pada seorang wanita yang menjaga meja utama.

"Beliau masih di ruangan. Akan selesai 30 Menit lagi." Ujarnya ramah dan kujawab dengan anggukan pelan.

Aku beralih ke taman belakang dan melihat bunga yang bermacam warnanya. Banyak orang yang melakukan terapi disini. Seorang wanita paruh baya tampak berusaha mendorong kursi rodanya yang tersangkut.

Aku mengangkatnya dan membantu Wanita tersebut. Ia menoleh dan, Wah cantik sekali wajahnya. Aku tersenyum ramah dan ia menggenggam tanganku.

"Siapa namamu?" Ucapnya penuh senyum.

"Rose." Jawabku ramah.

"Rose?" Aku berbalik saat mendengar suara bass yang amat teramat aku rindukan.

"Chan.. Yeol?"

oh my, Rosie;pcy[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang