Author Pov
Di ruangan Dokter yang diketahui bernama dokter Luhan.
"Jadi bagaimana dok keadaan anak saya?" Tanya papa Rose khawatir.
"Rose baik-baik saja sama sekali tidak ada luka yang serius, paling tidak hanya mengalami trauma." Jelas dokter Luhan.
"Oh syukurlah. kalau begitu, tentang Traumanya apakah bisa berangsur pulih?"
"Saya belum terlalu yakin apakah Rose benar-benar trauma atau tidak. Tapi melihat keadaan nya yang biasanya beberapa pasien pasti akan mengalami trauma. Saya harap kali ini tidak terjadi apa-apa pada Rose."
.
.
.
Dua minggu telah berlalu. Rose masih belum sadarkan diri. Masih terbaring lemah dan belum ada perubahan yang significant.
Sementara itu. Selvia, Setelah kejadian tempo hari ia lebih mengurungkan diri di dalam kamarnya. Membolos sekolah dan lebih memilih home schooling daripada berangkat ke sekolah biasanya.
Ada rasa menyesal jauh di lubuk hatinya. Tidak akan ada yang bisa berubah atas kejadian dua minggu yang lalu. Ia sekarang benar-benar kecewa pada dirinya sendiri. Tapi apakah masih bisa diperbaiki? Tapi semua itu sudah terjadi dan otomatis tidak akan ada yang bisa berubah.
Lalu apakah ia harus seperti ini? Terpuruk menyesali keaadan bukanlah hal yang baik. Jika ia semakin terpuruk apakah ada peluang untuk memperbaiki semuanya? Tidak, bukan?
Ia harus berusaha bangkit untuk kesekian kalinya. Klise menurut orang-orang di luar sana memang. Sekali lagi ini bukan pengalaman maupun cara yang bagus. Ini mengerikan.
Hani, Intan dan temannya yang lain tidak boleh masuk kedalam kamarnya kecuali Chanyeol, Wendy, dan Ryu. Hanya mereka bertiga yang Selvia izinkan masuk kedalam kamarnya.
Hanya tersisa raga tanpa jiwa. Ini memory paling menyedihkan mungkin.
Saat ia ingin bangkit, tuhan berkata lain. Bunga tidur sekarang menjadi musuhnya. Tiba-tiba saja ia bisa melihat yang tidak- jarang orang lain diluar sana mempunyai kemampuan untuk melihat yang kasat mata.
Mengapa bisa terjadi? Dan mengapa ini baru terjadi? Ia tidak memiliki keturunan supranatural dari keluarganya. Tidak ada? Atau apakah memang ada tapi dirahasiakan?
Saat psikolog datang ke rumahnya ia memang bicara bahwa Selvia lah yang terbebani disini. Terkadang ia tiba-tiba berada di taman belakang rumah saat malam hari. Tanpa ia sadar seringkali melelapkan diri di dalam kolam renang. Itu terjadi karena terlalu lama merenung dan melupakan sekitar. Ia menjadi Sensitive.
Benar kali ini, bunga tidur adalah musuhnya saat ini juga. Rasa takut kian menyelimuti benaknya. Kadang ia terjaga dan mulai mengingat apa yang barusan terjadi di mimpinya.
Tapi kali ini itu semua tidaklah penting. Motivasi lah yang harus di bangun saat ini.
Tok...tok...tok
"Selvi ini Bang Ryu."
Selvia yang sedang di balkon di kamarnya langsung menuju sumber suara. "Masuk aja ga di kunci."
Ceklek...
Ryu menutup pintu dan sedang membawa nampan berisi sarapan. "Makan yuk, nih Ryu bawain banana pancake." Tawarnya.
"Makasii." Jawabnya sambil menerima nampan yang dibawakan oleh Ryu.
"Abang berangkat dulu ya. Nanti Mama kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FAMILY PARK {WENYEOL}
Teen Fiction[On Going] ⛤Fɑmily pɑrk⛤ ✭ ᴘᴀʀᴋ sᴇʟᴠɪᴀ {ᴏᴄ} ✭ ᴘᴀʀᴋ ʀʏᴜ ✭ ᴘᴀʀᴋ ᴄʜᴀɴʏᴇᴏʟ ✭ ᴘᴀʀᴋ ᴡᴇɴᴅʏ ✭ ᴇxᴏ, ʀᴠ, ɴᴄᴛ ᴍᴇᴍʙ ᴏᴛʜᴇʀs ᴄᴀsᴛ~ ♡sυммαry♡ "Lihatlah bintang-bintang. Lihatlah mereka. Dan di kecantikan itu, lihatlah dirimu sendiri." "Tapi, Pah. Saem Kyuhyun per...