8 - PUBLIKASI?

21 2 0
                                    

Bukan niat pamer, aku hanya kelewat senang.

-----------------------------------------------------------

Rafassya Nuraz A.

Besok pulang sm gw lg

Ya kan emg gt. Apa besok lo ada acara?

Ngga. Sekalian berangkatnya ya

Lu mau jemput gw? Di rumah?

Yakali gw jemput di gang. Cabe2an lo?

Keysha bercebik kesal membaca balasan dari Rafa. "Nih orang kalo kumat resenya kebangetan ya? Untung manis lu!"

Gmn sih?

Pinter kelewat batas! Gw jemput di rumah la
Gw turunin sampe parkiran sekolah

"Parkiran sekolah? Kayanya ada yang aneh deh, apaan ya?" Keysha terlihat menerawang, berfikir sejenak. Hingga akhirnya dia memecahkan keganjalan ini. Matanya terbelalak sempurna, "Parkiran sekolah!"

What? Lu yakin?

Emg knp?

Ngga malu diledekin nantinya?

Gk! Kalo gw mau, lo udah gw tembak di dpn kantor BK

"Bocah edan!" Keysha enggan membalas pesan terakhir Rafa, semakin kesini Rafa semakin gila menurut Keysha.

Kini pandangannya terfokus pada onggokan amplop ungu di atas nakasnya. "Gue masih penasaran, 'dia' itu siapa? Tapi kayanya gue tau, kalo gue gak bisa suka sama orang ini, gue mulai suka sama Rafa."

•••

Motor ninja hitam yang dikendarai laki-laki berjaket hoodie dan di belakangnya terdapat perempuan manis dengan tas merah masuk ke pelataran parkir SMA Prisma. Banyak orang di sana, tapi mereka terlihat tidak peduli, mungkin karena dua orang yang baru berboncengan tadi bukanlah jejeran siswa most wanted. Tapi, Keysha dan Rafa yakin, teman sekelas mereka pasti akan membantai mereka dengan banyak pertanyaan tak berfaedah.

"Siap, Key?" tanya Rafa.

Keysha menarik nafas dalam-dalam sambil menutup matanya, kemudian menghembuskannya dengan kasar. "Yuk! Yang jalanin kita, dan gue nyaman sama lo, gak usah peduli sama orang lain." ucap Keysha mantab tanpa menatap wajah Rafa.

Rafa tersenyum simpul. "Kita?" gumamnya pelan namun masih bisa didengar oleh Keysha. "Iya kita," Keysha menganggapinya santai sambil berjalan mendahului Rafa.

Jelas Rafa terkesima dengan perempuan yang sudah berjalan di depannya sekarang, tanpa sadar lengkungan bibir dan rona pipi yang memerah terbit di wajah maskulinnya. "Lo emang beda."

Tangan Rafa meraih telapak tangan Keysha, menggenggamnya dengan posesif seakan mengatakan pada orang lain bahwa tangan mungil yang ia pegang kali ini hanya boleh diisi oleh tangannya saja. Keysha yang merasakan hangatnya tangan Rafa menatap wajah laki-laki berbadan tegap yang lebih tinggi darinya itu sambil terus berjalan, kemudian ia menunduk dan tersenyum. "Sekarang gue yakin, Delana bener, gue suka sama Rafa." cicit Keysha pelan, mungkin hanya dia dan Tuhan yang bisa mendengarnya.

Tapi kemudian fikirannya melayang ke sahabat penanya. "Sahabat kan? Gue bakal ngomong sama dia di surat gue selanjutnya."

"Kenapa Key? Kok ngomong sendiri?"

"Ah, engga. Ngilangin gugup aja, mungkin."

Sontak seisi kelas riuh dengan siulan dan teriakan tak masuk akal dari para penghuni kelas X IPA 3 yang sebentar lagi akan berganti nama menjadi XI IPA 3, sialnya masih akan diisi dengan orang-orang berotak miring ini.

"Di kelas diem-dieman ternyata di luar mesra-mesraan!" teriak salah satu anggota kelas bak rumah sakit jiwa itu, namanya Danu.

Rafa dan Keysha terlihat tak peduli, tangan yang tadinya saling mengait mulai terpisah. "Udah, sana duduk," titah Rafa lembut, Keysha mengangguk. Entah mendapat keberanian dari mana sehingga mereka berdua bisa dengan santainya bersikap seperti tak ada orang lain.

Rafa si es batu mulai mencair.

"Ciyeee!!" teriak mereka lagi, serempak. "Istri penurut niyeee!!" ujar Nia yang menambah kegaduhan kelas.

•••

"Kalian pacaran dari kapan?" tanya Michelle pada Rafa dan Keysha yang kebetulan kali ini mereka tergabung menjadi satu kelompok untuk tugas drama.

"Kami--" Keysha yang tadinya ingin menyanggah dan mengatakan bahwa dirinya dan Rafa tidak berpacaran harus menelan ludahnya kembali karena ucapannya dipotong secara sepihak oleh Rafa, "Belum. Nunggu waktu yang pas."

Pernyataan Rafa hanya ditanggapi dengan ber'oh'ria oleh anggota kelompok yang lain.

Delan yang juga satu kelompok dengan Keysha menarik kepalanya dan mendekatkan telinga gadis itu pada mulutnya, "Lo berhutang banyak cerita sama gue."

"Santai aja." ucap Keysha pelan.

Rafa yang melihat hal itu mencoba meminta penjelasan dari Keysha dengan cara memainkan alisnya. Keysha membalasnya dengan gelengan kepala dan senyuman manis. Keysha benar-benar menggemaskan.

"Oke. Fix ya kita pake cerita ini, mulai besok kita coba latihan sepulang sekolah." ujar Rangga menyimpulkan sebuah keputusan dan hanya ditanggapi dengan anggukan oleh anggota kelompok yang lain.

"Ayo pulang!" ajak Rafa pada Keysha.

Keysha mengangguk. "Duluan ya Del, nanti gue ceritain." pamitnya pada Delana.

"Oke, have fun!" teriak Delana sambil melambaikan tangannya ke arah Keysha.

"Cewek emang suka lebay gitu ya kalo mau pisah, padahal besoknya ketemu lagi."

"Lo suka merhatiin cewek-cewek ya?" tanya Keysha penuh selidik.

Rafa mengernyit heran. Bagaimana Keysha bisa berfikir seperti itu? "Kok gitu?"

"Ya itu lo tau kebiasaan cewek." ucap Keysha sambil mengerucutkan bibirnya. "Cemburu tau!" lanjutnya dengan nada pelan sambil terus berjalan di belakang Rafa dan menarik jaket bagian belakangnya.

Rafa terkekeh sebentar. Menurutnya tingkah kekanakan dari Keysha yang seperti ini lah yang membuatnya terlihat begitu menggemaskan. "Hm? Cemburu tanda apaan ya, Key?"

"Bodo amat, gue gak tau!"

"Dih ngambek! Beli es krim dulu yuk!"

Mudah sekali mengembalikan mood seorang Keysha, berikan saja cokelat atau es krim, dia akan kembali luluh. Dijamin. "Ayooo!!"

"Tapi, abis itu ikut gue dulu."

"Kemana?"

"Bunda. Gue mau lo ketemu sama Bunda."

-----------------------------------------------------------

YUK VOTE YUK!!

SALAM HANGAT,
RINAY-CHAN

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang