14 - DEKAPAN

28 2 0
                                    

Denganmu, aku selalu merasa baik-baik saja, walaupun semesta tak berpihak.

-----------------------------------------------------------

Keysha rasa, apa yang dia bahas dengan Delana kemarin memang benar, ada sesuatu dalam diri Abhi yang tidak Keysha pahami. Entah hanya perasaan Keysha saja atau memang Abhi selalu mengikutinya hari ini, seperti saat dia pergi ke perpustakaan atau mengobrol dengan teman-temannya di taman, Keysha selalu menemukan Abhi. Terdengar mengerikan bukan?

Dan, saat ini, Keysha tengah duduk berhadapan dengan Rafa di kantin. Sudah menjadi rahasia umum mengenai hubungan mereka. Kali ini Keysha kembali menangkap sosok Abhi dalam pandangannya dengan jarak yang cukup jauh. Rafa dapat melihat raut kekhawatiran dari wajah imut gadis di hadapannya. "Lo kenapa Key?"

Keysha yang tadinya menunduk berusaha untuk menyembunyikan wajahnya mulai mendongak dan menatap mata Rafa. Keysha fikir sepertinya tidak apa jika mengatakan masalahnya pada Rafa. "Raf, gue mau ngomong," cicit Keysha dengan suara yang amat pelan.

Rafa menaikkan salah satu alisnya, "Gue rasa ada yang gak beres sama lo."

Keysha mendesah, "Perasaan gue gak enak."

"Kenapa?"

"Gak tau kenapa, gue rasa kak Aksa ngikutin gue deh," bisik Keysha.

Rafa menatap Keysha dengan tatapan tajam. Keysha fikir, Rafa akan marah padanya karena dia terlalu percaya diri terhadap laki-laki lain, tapi ternyata tidak. "Brengsek!" sungut Rafa. Kepalan tangan Rafa dapat menjelaskan kemarahan remaja laki-laki berwajah tegas itu. Tanpa sadar, Keysha menahan tangan Rafa yang mulai berdiri. Ia yakin, Rafa pasti berniat melabrak Abhi. Bukannya sok tahu, tapi lama-kelamaan Keysha hafal sifat dan sikap Rafa. Di balik sifat pendiamnya, Rafa terhitung laki-laki yang mudah terpancing emosi.

"Gue harap untuk saat ini lo diem dulu."

"Apa maksud lo? Kalo dia emang ngikutin lo, itu udah termasuk pelecehan!"

Keysha terbelalak. Bagaimana bisa Rafa mengucapkan hal menjijikan itu dengan mudah. "Gak usah kenceng-kenceng bego! Gue tau!" sergah Keysha tegas namun dengan suara pelan. "Gue bilang ke lo karena gue butuh temen cerita, gue takut," tatapan mata Keysha menyendu.

Rafa kembali duduk dan meraih tangan kanan Keysha kemudian mengelusnya lembut menggunakan ibu jarinya, "Kalo lo gak mau gue yang selesaiin, lo harus bisa selesaiin ini. Gue ada di sini buat lo." Semua yang dilakukan Rafa selalu mampu membuatnya tenang ketika hatinya diliputi perasaan takut atau khawatir.

"Lo samperin dia," titah Rafa.

Keysha mengangguk, "Tapi nanti."

Rafa tersenyum manis melihat Keysha yang menurut, "Tanyain semua yang lo rasain, ada gue yang akan jagain lo."

Perasaan Keysha menghangat seketika. Dia merasa nyaman, sama seperti jika berada di dalam pelukan kedua orang tuanya.

Dengan langkah pasti Keysha mendekati meja Abhi diikuti Rafa yang berjalan di belakangnya sambil menatap punggung kecil Keysha.

"Kak Aksa, sepulang sekolah kita harus bicara." Hanya mengatakan kalimat itu, Keysha kemudian berlari menghampiri dan langsung menggandeng tangan Rafa yang sudah menunggunya. Abhi hanya melongo melihat tingkah polah Keysha. Seringaian aneh muncul setelah melihat Rafa tersenyum pada Keysha yang berlari kecil ke arahnya.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang