Tulus tak pernah datang dari karena.
-----------------------------------------------------------
Keysha terus bertanya pada Rafa, sebenarnya rumahnya ada dimana? Dia bilang akan membawa Keysha menemui Bundanya, namun tempat yang mereka lewati dari tadi hanya pemukiman biasa. Keysha fikir rumah Rafa adalah perumahan elit seperti miliknya, jangan salahkan Keysha, itu semua karena motor sport keluaran terbaru dan semua barang branded yang dipakai Rafa. Bukannya Keysha tidak suka dengan pemukiman seperti ini, hanya saja ini semua tidak sesuai dengan ekspektasinya. Keysha bukanlah tipe perempuan yang melihat semuanya dengan materi, dia bisa menerima siapapun dengan tangan terbuka tanpa melihat latar belakang mereka.
"Udah, diem aja!"
Keysha mendengus sebal, "Daritadi nanya gak dijawab, giliran jawab sekali malah disuruh diem."
Rafa terkikik geli mendengar keluhan Keysha dibalik helmnya.
Lambat laun, kecepatan motor Rafa mulai menurun, pertanda mereka hampir sampai. Tapi, hal ini membuat Keysha semakin heran. Pasalnya, di sekeliling tempat Rafa memarkirkan motornya sudah tidak ada rumah lagi.
"Lo gak niat mau bunuh gue kan, Raf? Serem gini tempatnya."
Rafa mengerutkan keningnya, "Lah, untungnya buat gue apaan? Udah, ayo ikut!"
Rafa menggandeng tangan Keysha dan mengajaknya ke suatu tempat. Betapa terkejutnya Keysha saat melihat sekelilingnya yang penuh dengan batu nisan.
"Raf?" panggil Keysha pelan.
"Hm?"
Deheman itu, tanda Rafa enggan berbicara lebih banyak. Keysha terdiam. Hingga langkah kaki Rafa pun berhenti. "Bunda."
Keysha mengikuti arah pandang Rafa yang menuju ke bawah kakinya. Di sana ada sebuah nisan yang bertuliskan 'Ratih'.
Keysha tak bisa berkata-kata lagi, gadis itu merutuki mulutnya yang sejak tadi terus bertanya tanpa henti. Dia tak tahu, Rafa tengah menahan kesedihannya.
"Duduk," titah Rafa sambil menarik tangan kiri Keysha dengan posisinya yang tengah berjongkok di samping gundukan tanah dengan rumput di atasnya.
Keysha hanya menurut. Ia melihat Rafa tengah melantunkan beberapa surat pendek dan do'a. Keysha mengikutinya.
Setelah selesai, Rafa menatap nisan itu dengan tersenyum, kemudian membelainya. "Bunda lagi apa sekarang? Nyenyak tidurnya?" Keysha yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum getir dan mencoba menghapus air mata yang sukses menembus pertahanan yang sudah Keysha bangun.
Rafa menatap Keysha sekilas dengan senyum yang masih bertahan, kemudian kembali ke 'Bundanya'. "Bunda, ini Keysha. Bunda, sekarang Bunda percaya kan kalo Rafa punya temen? Temen Rafa banyak kok, bukan cuma Keysha. Ya, walaupun baru Keysha yang Rafa ajak kesini." Rafa mengakhiri kalimatnya dengan kekehan. Sementara Keysha tersentak karena Rafa bilang dirinya adalah orang pertama yang mengetahui tempat ini.
"Bun, misalnya Rafa suka sama Keysha boleh, kan?" mendengar hal itu, seketika Keysha menolehkan kepalanya ke arah Rafa. "Rafa suka sama Keysha."
•••
"Ini rumah gue."
Oke, sekarang Keysha benar-benar percaya jika semua barang milik Rafa datangnya dari pemilik rumah ini. Rumah yang berdiri di depannya sekarang sebesar rumahnya, tapi memiliki halaman yang lebih luas dan lebih klasik, unik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE
Teen FictionKeysha Aqeela Feren. Keisengan yang berbuntut panjang, membawanya dalam hidup yang penuh tanda tanya. 'Dia' menggoyahkan keyakinannya, mengubah semuanya. Apa? Kenapa? Dan siapa? Ikuti perjalanan Keysha dan bantu dia untuk memecahkan segala misteri y...