TDW 1

17K 402 11
                                    

Kehilangan itu sangat menyakitkan, apalagi ketika belum bisa membahagiakan

- Naya Halderman

💐💐💐

Suasana berkabung masih terasa di rumah duka, sudah terhitung dua hari sejak kedua orangtuanya dikebumikan tapi masih banyak orang yang dengan sukarela berkunjung sekedar memberikan ucapan belasungkawa.

Naya Halderman, gadis yang berusia 23 tahun itu sekarang harus berjuang sendiri untuk melanjutkan hidupnya. Kedua orangtuanya telah pergi, dibunuh oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Ya, orangtuanya adalah korban tabrak lari. Bagaimanapun Naya menganggap ini  sebagai pembunuhan karena seharusnya pengemudi mobil itu membawa orangtuanya ke rumah sakit bukan malah  membiarkannya tergeletak di jalan yang jarang dilalui orang hingga kehabisan darah dan tewas. Disinilah dia, di kamar yang temaram, meringkuk bak janin. Ia kembali menitikkan air mata sembari memeluk foto kedua orangtuanya.

Tok tok tok

Pintu kamarnya diketuk, lalu tak lama masuk seorang wanita paruh baya yang masih sangat sehat dan cantik diusianya yang sudah setengah abad. Naya lalu bangkit, duduk diatas tempat tidur. Wanita itu tersenyum lebar yang dibalas senyuman tipis oleh Naya. Wanita itupun menghampiri Naya.

"Sayang, jangan terlalu bersedih. Ikhlaskan semuanya, Mom yakin ini yang terbaik. Kamu harus kuat ya sayang, Mom disini sama kamu." kata wanita itu seraya memeluk dan membelai rambutnya.

Mendapat perlakuan seperti itu, tak ayal membuat Naya kembali menetes kan air mata. Ia teringat akan ibu kandungnya, biasanya ibunya yang memperlakukannya seperti ini. Sekarang semuanya hanya tinggal kenangan.

"Iya, Mom. Naya cuma perlu waktu buat ikhlasin semuanya. Naya yakin sama rencana Tuhan." wanita itu tersenyum mendengar penjelasan Naya.

Lily Hito adalah orang yang memperkerjakan kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga Hito. Terkadang, jika ada waktu maka Naya akan datang kerumah itu dan membantu orangtuanya. Lily Hito sangat menyukai Naya, dia berkata Naya anak yang baik, dia juga menyukai cara Naya tersenyum. Tapi, alasan yang paling kuat sebenarnya adalah dia sangat ingin memiliki anak perempuan tetapi tidak bisa. Ketika dia melahirkan anak laki-laki pertamanya, dia divonis menderita kanker serviks sehingga harus dioperasi dan rahimnya diangkat. Lily sedih tapi semenjak kehadiran Naya dia mulai lupa kesedihannya, dia sangat menyukai anak itu.

"Nay, gimana kalau kamu tinggal sama Mom aja. Mom juga sering kesepian gak ada teman kalau Dad sama Dave pergi kerja. Kalau ada kamu kan Mom pasti senang dan gak kesepian lagi." mendapat pertanyaan seperti itu Naya terdiam. Lily paham, kondisi Naya. Dia tak bisa memaksa hanya saja dia benar-benar ingin Naya ada dalam pengawasannya. Tak mau membuat Naya berpikir terlalu keras diapun melanjutkan.

"Gak usah buru-buru jawabnya, Nay. Mom siap kok kapan aja Naya suruh kesini. Mom siap jadi tempat curhatnya kamu .Jangan segan apalagi takut sama Mom ya sayang." ucapnya sambil mencium puncak kepala Naya. Lagi, Naya kembali hanya tersenyum tipis.

"Kayaknya kamu emang masih butuh waktu sendiri. Yaudah, Mom pulang dulu kalau ada apa-apa segera hubungi Mommy ya sayang." Naya hanya mengangguk, lalu Lily melangkah keluar dari kamar itu, setelah pintu ditutup dari luar Naya kembali menangis menumpahkan kesedihannya hingga ia tertidur.

💐💐💐

Seorang lelaki berjalan dengan gagahnya memasuki area klub. Semenjak dia masuk banyak wanita yang menatapnya dengan tatapan memuja, bahkan tak sedikit yang menampilkan senyum menggoda nya.

The DANGEROUSEST Wedding [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang