Intro

7.1K 223 8
                                    


16.00 PM

"Aku gak mau pulang."

Tzuyu menatap ujung sepatunya, tertunduk lemas.

Kepalanya terasa cukup pening sejak pagi tadi.

Ditambah dengan pelajaran-super-rumit yang dijejalkan gurunya pada les petang hari ini.

Rasanya ia ingin mati saja.

Ide mati lebih baik daripada dirinya harus pulang ke rumah.

Lantaran menghadapi ayahnya yang selalu dalam keadaan badmood.

Membayangkannya saja sudah cukup membuat Tzuyu mendengus kesal.

"Terus mau pulang kemana?"

Kang Joon menepuk bahu gadis itu, berharap ia bisa memberikan semangat untuknya.

Ia tahu teman setempat lesnya itu mempunyai terlalu banyak beban yang dipikirkan.

Ia bisa membaca guratan lelah wajah gadis itu.

"Nggak tau juga." Tzuyu menepis tangan Kang Joon, merasa terganggu.

"Aku lagi gak pengen pulang ke rumah aja." Lanjut gadis itu lagi.

Dirinya menghembus napas kasar, karena udara dingin mendadak merangkap sekitar tubuhnya.

"Maaf ya, rumahku lagi menjamu tamu. Jadi kamu nggak bisa ikut aku." Kang Joon ikut menatap ke bawah.

Entah kenapa turut bersedih hati.

"Bawa santai aja, aku gapapa, Joon."

Kendati berkata seperti itu, Tzuyu masih belum menyingkirkan wajah sendunya.

Rintik rintik hujan mulai turun, kedua remaja yang masih berseragam lengkap itu memutuskan berteduh di bawah atap toko es krim yang tak jauh dari sana.

"Joon, kayaknya aku tau mau pulang kemana. Toko bunga nenekku ada di dekat sini."

Belum tuntas Tzuyu berucap, bunyi klakson meredam suaranya.

Sebuah mobil sedan putih melambat tepat di depan mereka. Kaca mobil terlihat menurun secara otomatis, seorang wanita paruh baya melambai dibaliknya.

"Seo Kang Joon! Cepet naik!"

Kang Joon membalas sapaan ibunya yang terkesan buru-buru dengan senyuman hangat.

Tzuyu disampingnya ikut membungkuk hormat.

"Udah sore begini, temen kamu ada yang jemput, kan?" tanya ibu Kang Joon yang rupanya memperhatikan Tzuyu.

Tentu saja ia khawatir apabila seorang gadis sekolahan pulang sendirian sore-sore begini.

Hujan pula.

Kang Joon bersitatap dengan Tzuyu, menyuruhnya menjawab.

Sebab ia sendiri tak tahu apa jawaban yang tepat untuk ibunya.

"Rumahku nggak jauh dari sini, Bu," Tzuyu menyungging senyum. "Silahkan duluan aja."

"Beneran?" Kang Joon memastikan sekali lagi sebelum ia memasuki mobil ibunya.

"Iya, kan udah aku bilang tadi. Pulangnya ke toko nenek."

Kang Joon menghela napas, lagi lagi gadis manis itu melukis senyum di wajahnya, seakan hidupnya tak ada masalah.

Tzuyu melambai, mengantar mobil sedan itu pergi di bawah gerimisnya hujan.

Gadis itu kemudian melangkah lemas menuju toko bunga neneknya.

Seo Kang Joon. Iri sekali aku padanya. Keluarga yang lengkap dan harmonis.

Mempunyai ibu yang sehat, tidak yang sakit sakitan seperti Mama.

Ayah yang bijaksana, bukan yang suka mabuk mabukkan, meracau dan memukul tak jelas seperti Bapak.

Namun yang Tzuyu lakukan hanyalah senyum, senyum, dan senyum. Menurutnya, cara yang paling cocok untuk membendung perasaannya adalah tersenyum.

Entah sampai kapan ia harus tersenyum. Ingin sekali ia mencurahkannya pada seseorang, tapi mungkin untuk saat ini tersenyum adalah jalan keluar terbaik.

Mungkin.

Karna ini pertama kali bikin cerita di wattpad, jadi mohon maklum kalau kurang enak dibaca.

[Cerita ini dibuat pas aku masih SMP, jadi pasti agak klise!]

Referensi untuk tokoh Seo Kang Joon ada di bawah ini.

Referensi untuk tokoh Seo Kang Joon ada di bawah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind Her Smile [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang