Coffee make me die quickly

26 4 0
                                    

Malam itu, tepat jarum jam menunjukan angka 02.25 dini hari. Aku masih dalam keadaan membelalakan mata, melakukan aktivitas millenial pemalas pada umumnya. Sungguh, aku bukan pecinta apalagi pecandu kopi. Tapi malam itu aku membuat secangkir kopi dan mencoba untuk meneguknya sedikit demi sedikit. Lucunya, malam itu rasa minuman yang mengandung kafein ini sangat lezat. Benar saja aku ketagihan untuk memasukan tetesannya sedikit demi sedikit masuk kedalam rongga mulutku. Ah, bodoh aku tidak terpikir didalamnya terkandung zat yang buatku tak berkantuk.

Pukul 03.00, aku lelah, aku mau tidur, sumpah aku ingin tidur. Tapi tidak bisa. Kopi membuat banyak gas didalam esofagus atau yang biasa disebut lambung. Entah itu gas atau apa aku tidak mengerti, aku tidak terlalu pandai soal anatomi tubuh dan kawan-kawannya. Aku terus-terusan bersendawa, pula mengularkan gas berbau tak sedap dari rettum. Sumpah mati aku ingin menghentikan semua ini. Aku ingin tidur sekarang juga. Namun, residu hari ini berontak ingin ku keluarkan dari ragaku. Dan ya, pukul 03.30 aku mengantarkan kepergian residu. Setelah itu, aku berusaha untuk memejamkan mata berharap masuk ke jurang bawah sadar. Aku berhasil!

Fajarnya aku terbangun.
Pukul berapa sekarang?? Apa aku telat bangun?? Ah, kena omel lagi ini. Tunggu, APA!? pukul 05.00?! Dan aku bangun dengan rasa segar seperti ini. Padahal aku merasa aku baru saja bertualang kecil di dalam mimpi hingga bertemu Fiersa Besari. Aku berani sumpah, ia benar-benar datang menemuiku, berbincang tentaaaannnngggg...... tentang apa tadi aku tidak ingat. Ah, sudah lah. Tapi bagaimana bisa, ketika didalam mimpi rasanya sangat lama sekali, sedangkan aku hanya tidur dalam 5.400 detik, kemudian bangun dengan keadaan langsung bisa berpikir cepat seperti ini. Wah, kalau setiap hari aku minum kopi dimalam hari, bisa bisa aku mati dalam beberapa bulan bahkan minggu saja. Tapi ini ide bagus siih. Baik, akan aku lakukan. Setidaknya aku punya beberapa alasan untuk meninggalkan dunia ini. Eh, tapi dipikir-pikir dulu deh. Nanti nanti saja. Ehehe.

LovableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang