I'll be fine

31 4 2
                                    


“Apa yang sering kamu lakukan ketika sedang sendiri?” Tanya Pembawa acara talkshow salah satu televisi swasta Indonesia.

“Berbicara pada tembok.” Jawabku.

“Berharap ada yang mendengar?” tanyanya memastikan.

“Tidak.”

“Hal apa yang sering kamu bicarakan pada tembok?” Tanyanya yang masih penasaran.

“Macam-macam sih. Masa lalu, masa depan, masa sekarang, halusinasi.” Jawabku padat, kupikir sudah terjawab.

“Lalu apa yang kamu dapat dari berbicara pada tembok? Ia tak dapat mendengar, juga bicara. Sekali pun kamu curhat, apa ia dapat memberi saran dan masukan seperti kebanyakan orang?” Pertanyaan meragukan ini sering kali ia tanyakan.

“sebab ia tak dapat mendengar dan bicara, makanya aku pilih tembok untuk menjadi tempat pengungkap rasa. Dia tak akan kasih tau siapa-siapa tentang apa yang aku ceritakan. Aku juga tertuntut untuk selalu berpikir sendiri, seperti ajang mendewasakan diri. Setidaknya tidak merepotkan manusia lain.”

Pembawa acara itu tersenyum, merasa seperti sedang dipuji.

“Tembok mana yang sering mau mendengar ceritamu?”

“Kamar mandi.”

“Tapi, tidak adakah satu dua manusia yang mau mendengar?”

“Hmm.. beberapa hanya ingin tau. Banyak yang mau ku keluhkan tapi sedikit yang mau mendengarkan. Susah kalau ingin bercerita pada mereka, mereka sibuk mengejar sesuatu. Bila dipaksa mendengar, bisa jadi hanya setengah hati, ujung-ujungnya sama saja, mereka tak paham sama apa yang aku ceritakan. Kebanyakan dari mereka hanya ingin didengar tapi tak mau mendengar.”

“Apa kelebihan dari tembok si tempat pengungkap rasa itu?” Pembawa acara itu memberikan pertanyaan mudah dari tadi.

“Selain dari yang aku sebutkan diawal pertanyaan kamu, aku bisa dengan mudah bercerita kapan saja dimana saja karena banyak tembok di planet ini.”

“Apa kamu sering merasa saling tanya jawab dengan tembok?”

“seperti yang saya katakan saya suka berhalusinasi dengannya.”

“Halusinasi apa contohnya?”

“Kami sering bertanya jawab layaknya pembawa acara dan bintang tamu.”

Kemudian pembawa acara itu diam, aku rasa sudah selesai. Baik, aku ingin kembali ke kamar.

~The end~

LovableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang