02 | Worried

824 90 5
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Gak, gak mungkin gue ada di kelas itu, gak mungkin" ujar Mark sembari memegangi kepalanya dengan kedua tangannya seperti orang yang frustasi mendapat kabar buruk.

Jaemin melihat Somi sambil tersenyum, tapi senyumannya itu mengibaratkan kalo dia itu benar, bahwa kelas 10'9 adalah kelas berisi anak-anak nakal.

Tapi apa mungkin di sekolah favorit ada kelas yang isinya anak nakal semua? Kalau anak nakal Somi percaya kalau disetiap sekolah dan kelas ada. Tapi ini semuanya? Satu kelas maksudnya? Sepertinya tidak mungkin.

Pulang sekolah.

Jaemin membuka pintu kamarnya dan langsung merebahkan diri ke atas kasur empuknya, ia sedang gelisah bagaimana nanti ia berbicara dengan abangnya kalau dirinya mendapatkan kelas itu.

Derrrttt derrtttt

Ponsel Jaemin bergetar, ia langsung buru-buru mengeceknya dan tertera nama

Abang Sehoon

Jaemin tadinya tidak mau membuka pesan dari abangnya itu tapi tanpa sengaja ia menekan pesan itu dan otomatis harus menjawabnya, kebiasaan membalas chat cepat dan tidak pernah ngartis, itulah Jaemin.

"Semoga abang ga nanya tentang kelas" batin Jaemin sambil memejamkan matanya sebelum ia melihat isi pesan dari abangnya tersebut. Saat ia membuka mata,dan melihat pesan dari Sehun ia merasa lega karena Sehun tidak menanyakan hal yang dikhawatirkan Jaemin.

Abang Sehoon: [Abng plngny tlt y ad ursn]

Jaemin bawaannya pengen marah, kesal kalau abangnya ini sudah ngechat dan tulisannya disingkat-singkat gini jadi susah bacanya Jaemin gak suka, tapi apa boleh buat sifat dan karakter abangnya emang begini.

Nanaja: [Oke bang, hati-hati nanti waktu pulang❤]

Kebeneran banget Sehun pulangnya telat, jadi nanti Jaemin tidur aja untuk menghindari pertanyaan abangnya. Abangnya mana mungkin akan membangunkannya ketika sudah tidur.

Derrrttt

Abang Sehoon: [Dih]

Satu kata, yang sangat menyentuh hati seorang Na Jaemin. Jaemin tidak mau membalas pesan abangnya itu karena sudah malas. Rasa sayang Jaemin ke abangnya sepertinya tidak pernah dianggap serius.

22:17

Jaemin yang sedang belajar di kamarnya mendengar suara langkah kaki seseorang menaiki tangga langsung membereskan buku-bukunya tanpa suara secara perlahan dan ia langsung pura-pura tidur di ranjang, Jaemin tidak mau ditanya abangnya tentang kelas baru, gak lupa juga Jaemin matiin lampu kamarnya.

Sehun masuk ke kamar Jaemin dengan Jaemin yang sudah tertidur. *pura-pura padahal

"Abang tau kamu pura-pura"

Jaemin kaget, abangnya ini benar-benar gak bisa dibohongin, Jaemin membuka kedua matanya dan nyengir kepada Sehun dan mengubah posisi yang tadinya tiduran jadi duduk.

"Kamu dapet kelas berapa?" ujar Sehun sembari duduk di kasur Jaemin, Jaemin hanya diam ia tidak berani menjawab.

"Na Jaemin punya mulut ga?" ujar Sehun sedikit kesal, dia ga suka kalau omongannya ga ditanggapi.

"Jaemin kelas 10'9" ujar Jaemin dengan lancar, ia memang tidak pernah berbohong pada abangnya.

Sehun langsung berdiri dari duduknya "Bohong kamu!" Sehun memberikan tatapan tajam pada adiknya itu, dia tau adiknya ini ga mungkin berbohong tapi dia ga nyangka aja. Makanya dia memastikan sekali lagi "Udah kamu pindah sekolah aja!"

"Ga mau bang Jaemin ga mau, lagi pula Jaemin udah punya temen di sekolah itu"

"Temen bisa cari lagi kan?"

Jaemin cemberut dengan ucapan abangnya.

"Emang siapa temennya? nanti malah bawa kamu ke jalan yang buruk lagi, inget! Abang gak mau kamu kaya abang!"

"Iya bang, temen aku ga nakal kok dia baik namanya Mark Lee bang, dia juga kaget kenapa bisa masuk ke kelas itu" jelas Jaemin.

Sehun hanya menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Sehun pergi dari kamar Jaemin dengan wajah yang seperti kelelahan plus frustasi.

Sehun masuk ke kamarnya dan duduk di kasur, dia merenungi tentang adiknya yang masuk ke kelas 10'9. Sebegitu khawatirnya dia.

"Ga mungkin ga mungkin, mana mungkin Jaemin masuk ke kelas itu" batin Sehun sambil menopang dagunya
"Gue ga mau kalo sampe Jaemin kaya gue, jadi korban di kelas itu" Sehun mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Tenang bang, Jaemin gak bakalan kaya abang kok"

Tiba tiba ada suara dari arah pintu kamar Sehun, Sehun baru menyadari bahwa pintu kamarnya tidak ditutup.

"Lah tau kamu apa yang abang pikirin"

Jaemin tersenyum mendengar ucapan abangnya sambil menggaruk garuk tengkuknya.

.

.

.


Vote+Kritik dan saran dipersilakan


[1] I Love You, Always | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang