Bagus dan Anjar saling adu tinju. Keduanya tidak memperdulikan sragam yang sudah kusut, robek, bahkan beberapa terkena darah yang terciprat ke sragam mereka. Kenapa bisa mereka jadi begitu? Mari ulangi beberapa menit sebelumnya.
Flasback*
"Gue nggak mungkin satu kelompok sama orang kayak gitu pak!" Seru Bagus dengan rahang mengetat."Lo kira gue juga mau apa sama lo?!" Balas Anjar menatap Bagus dengan malas.
Ferdinant memijat pelipisnya dengan pelan, dia pusing mendengarkan kata-kata tidak sopan, juga perdebatan kedua anak nakal tetapi lumayan pontar dalam pelajaran!
"Saya tidak peduli! Intinya kalian harus bekerja sama untuk lomba ini! Dan untuk satu anggota lagi saya sudah meminta Fakshi untuk ikut dalam kelompok kalian!" Tegas Ferdinant.
"Siapa Fakshi?" Tanya Anjar menatap langsung mata Kepala sekolahnya, disusul kakinya yang naik keatas kursi.
Ferdinant menghela nafas, berusaha menahan emosi demi kelancaran proses membujuk kedua anak badung yang tidak pernah akur ini.
"Anak kelas X MIPA 3, dia pintar. Dan menurut saya bisa menjadi penengah, bahkan mungkin akan cocok dalam menangani emosi kalian yang berlebihan!"
"Bapak Ferdinant yang terhormat! Gimanapun keputusan bapak gue nggak mau kerjasama dengan orang kayak dia! Dia abis ngrebut cewek saya pak!" Ujar Bagus secara tidak langsung curhat.
Anjar tersenyum sinis, "lo aja yang nggak bisa jagain cewek gatel kek dia bego!"
Ferdinant merasa dia sudah cukup sabar, tetapi sepertinya ini sudah batas kesabarannya dengan suara keras dan menyentak lelaki berumur 38 tahun itu berkata "INTINYA KALIAN AKAN JADI SATU KELOMPOK, ITU SUDAH KEPUTUSAN FINAL! DAN LAIN KALI SAAT BERBICARA LEBIH SOPAN LAGI, SAYA BISA SAJA MEMANGGIL ORANG TUA KALIAN KEMARI SEKARANG JUGA!"
Anjar juga Bagus tidak menanggapi perkataan kepala sekolah, mereka hanya saling bertatapan dengan sengit.
"Sudah, sekarang kalian keluar dari sini! Bisa-bisa bapak stroke mendadak karena kalian!"
Keduanya bergegas keluar ruangan. Dan pada akhirnya keduanya berakhir dengan adu tinju setelah menjauh dari ruang kepala sekolah. Tempat itu sepi karena ruang kepala sekolah berada jauh dari ruang guru, juga kelas. Ada alasan tersendiri kenapa Ferdinant membuatnya begitu.
"Lo bangsat!" Seru Anjar.
"Lo yang bangsat!" Balas Bagus sambil melayangkan tinjuannya tepat mengenai wajah Anjar.
"Permisi, saya mau lewat kak!" Seru seorang cowok sambil menatap datar Anjar juga Bagus.
Bagus meludahkan darah yang berada dimulutnya dan berganti menatap cowok mungil itu dengan tajam. Fokus Bagus yang terpecah digunakan dengan baik oleh Anjar, cowok itu segera menendang kaki Bagus sehingga cowok itu terjatuh dengan keras.
"Ah! Sialan lo!" Teriak Bagus.
Akshi segera melewati dua kakak kelas yang wajahnya sudah lebam, bahkan berdarah. Dengan cepat cowok itu mengetuk ruang kepala sekolahnya yang kebetulan Ferdinant ingin keluar dari ruangannya.
"Fakshi Darmawan benar?"
"Iya pak"
Baru saja Ferdinant ingin mengajak masuk anak itu, erangan kesakitan yang terdengar membuat lelaki itu menoleh. Saat menemukan sumber suara matanya segera melotot.
"Ginanjar! Bagus! Apa yang kalian lakukan hah?! Berhenti sekarang juga!"
Flasback off*
***Akshi mengusap luka-luka dipipi Anjar dengan kasar, mengundang erangan kesakitan cowok itu sementara Bagus menyeringai dan mulai mengejeknya.
"Baru gitu aja sakit! Dasar cemen! Kayak cewek aja, anj*ng!" Umpat Bagus membuat Anjar melayangkan jari tengahnya pada Bagus.
Ya. Karena guru UKS tidak ada, Akshi diminta Ferdinant untuk mengobati dua murid badung yang membuat keributan didekat ruangannya. Sekalian berkenalan dengan rekan kelompoknya untuk lomba.
"Halo kak, mohon kerjasamanya. Saya Fakshi Darmawan, bisa dipanggil Akshi. Disini saya akan jadi rekan kakak satu kelompok nanti!" Ujarnya setelah merapikan alat-alat medis untuk mengobati Anjar-Bagus.
"Ya, tapi gue nggak sudi punya temen kelompok macem si bangsat Bagus!" Seru Anjar dengan ekspresi muak.
"Emangnya gue mau?!" Balas Bagus dengan nada sengak.
Akshi hanya menatap keduanya bergatian, setelah itu ia langsung keluar dari tempat itu sebelum terseret dalam perkelahian yang tidak diinginkannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AB-Love
RandomKisah Anjar juga Bagus yang sama-sama pure normal. Suka main cewek, sama-sama nakal, tukang onar. Gimana kalo mereka yang awalnya normal tiba-tiba suka sama cowok manis yang menolak mereka mentah-mentah?! Ini cerita tentang dua cowok brengsek, mempe...