Hanya selingan sejenak.
Cast : Bagus x AkshiBerbeda dari yang biasanya, Akshi tengah melamun kali ini. Perang batin, alias dia lagi galau karena cewek itu ternyata susah dimengerti. Pokoknya gitulah! Mau jelasin ribet! Abstrak! Nggak jelas! Kayak muka kakak kelas yang tiba-tiba nongol di depannya!
.
.
.Eh? Di depannya? Mata Akshi mengerjap, lalu lelaki manis itu mulai tersenyum canggung. Bukan karena salah tingkah lho ya! Tapi karena Akshi ketauan ngelamun pake muka-muka kek orang bego itu lho, kan malu!
"Kak Bagus" sapa Akshi mengangguk formalitas tanda menghormati kakak kelasnya.
Anehnya, Bagus malah melambai-melambaikan kayak Miss universe itu! Untung Akshi nggak langsung ilfiel! Dan kali ini kadar kepekaan Bagus bergerak tajam, sadar akan tingkahnya malah mirip ' uke' Bagus otomatis menurunkan tangannya ke meja. Sayangnya ya, readers taulah dari awal Bagus itu orangnya ngegas, suka ngeluarin tenaga nggak kira-kira. Dia malu sendiri karena tindakannya itu malah membuat suara "BRAK", kayak orang emosi karena kesinggung. Padahal ya lagi salting aja itu si kucing garong."Eh, itu. Bukan maksud gue ngajak ribut dek, kelepasan. Biasalah gara-gara suka berantem sama anak-anak"
Akshi mengangkat alisnya bingung. Akshi tau jelas kalau itu kebiasaan Bagus, lagian dia orangnya slow. Jadi nggak masalah, yang bikin bingung itu kenapa Bagus malah pakai alasan yang udah pasti jelas emang begitu?Dalam hati Bagus ketar-ketir menyadari alasannya yang tidak jelas, maklum tangannya tremor waktu ketemu Akshi. Otak, hati, sama tangan beda instruksi semua jadilah hal refleks dengan tujuan bikin Akshi perhatian Akshi terfokus ke Bagus.
"Kak mau curhat boleh?" Akshi yang lagi galau ingin mengeluarkan unek-uneknya ke Bagus. Tentu senyum Peps****, maaf salah. Senyum lebar yang mirip sama Joker terpampang cerah, membuat Akshi berpikir sekali lagi. Tapi dia tau, Bagus lebih berpengalaman dengan cewek karena title playboy-nya.
"Dengan senang hati adek manis" sahutnya semangat.
"Jadi pacarku itu aneh kak, dia suka marah-marah ini. Aku sibuk sama lomba-lomba dia ngerasa gak di perhatiin, padahal ini demi masa depan kita nanti"
Bagus langsung tersenyum kecut, gumaman "kurang asem" sempat meluncur dari bibirnya.
"Maaf kak? Tadi ngomong apa?" Akshi menyela.
"Gak lah, gue gak ada ngomong apa-apa. Jadi gini dek, kalo cewek dah gitu mending lo putusin cari gandengan baru, misal gue. Eh, maksud gue si Gie itu lho tau kan? Salah satu mantan gue yang sekelas sama lo" Bagus berusaha mempengaruhi Akshi. Mengambil kesempatan ini hal yang wajar untuk pejuang cinta.
"Terus kak?"
"Dari pengalaman gue cewek lo dalam tahap bosen, capek sama segala beban hidupnya. Bahkan lo juga gak perhatian ke dia. Jadi harusnya lo—" Bagus tiba-tiba berhenti menjelaskan.
"Anjay, gue barusan ngomong apa bang***. Kok malah gini" gumamnya lagi menyadari kesalahannya.
"Kak?" Akshi kembali bertanya.
"Eh, iya dek. Lanjut yang tadi, jadi mending putus aja. Bisa-bisa dia juga sama cowok lain, dan kamu di selingkuhin"
Akshi termenung, sementara hati Bagus bersorak. Sepertinya cowok manis di depannya sudah jatuh dalam perangkap, tinggal rayu sedikit lagi dan jadilah Akshi dalam genggamannya.
Ciuman kilat di pipi Bagus membuat lelaki itu shock, Akshi baru saja mencium pipinya.
"De— dek, ini apaan? Lo mau jadi pacar gue?" Bagus yang tersadar langsung mesam-mesem.
"Loh gak tuh kak, kata ibu cium pipi adalah salah satu sikap berterima kasih pada saudara. Kakak sudah kuanggap saudara sendiri, makasih sudah kasih saran. Sepertinya aku tau gimana cara memperbaiki hubunganku sama Wulan kak" Akshi mengangguk-angguk.
Hati Bagus mencelos, bukan mencelos lagi, pecah, meledak, bubar, ambyar, bahkan serakan perasaannya ke sapu bapak satpam.
"Kalo gitu dek, minta cium bibir boleh?"
Mata Akshi mengerjap, dia bingung. Pipi boleh, berarti bibir juga boleh? Apalagi Bagus sudah membantunya.
Dengan cepat Akshi menempelkan bibirnya, tekstur kenyal dan lembap dari bibir Akshi berhasil Bagus rasakan."Kalo gitu pamit dulu kak, mau balik"
"O, oke" jawabnya masih dalam keadaan setengah nyawa yang terkumpul.
Bagus mengepalkan tangannya ke udara sambil meloncat-loncat dan berteriak tanpa suara, "lumayan ini yang namanya perkembangan, tinggal tunggu waktu yang tepat buat nyingkirin cewek najis tralala itu"
***
Hi guys, maaf ini bukan chapter lanjutan. Tapi cerita selingan kayak satu chapter yang pernah ku up, semoga kalian senang. Walaupun cuma nyicil, biar lega sedikitlah.
Regards,
Anpether
KAMU SEDANG MEMBACA
AB-Love
RandomKisah Anjar juga Bagus yang sama-sama pure normal. Suka main cewek, sama-sama nakal, tukang onar. Gimana kalo mereka yang awalnya normal tiba-tiba suka sama cowok manis yang menolak mereka mentah-mentah?! Ini cerita tentang dua cowok brengsek, mempe...