Chapter 6

10.7K 634 15
                                    

*Flashback*

"Fakshi, Anjar, Bagus, saya harap kalian tidak mengecewakan! Ingat ini kalian harus berhasil memenangkan lomba ini, kalau tidak bapak tidak akan memaklumi sifat kurangajar kalian!" Seru Ferdinant dengan tegas.

"Bapak tau siapa orang tua saya?" Tanya Anjar dengan seringai yang muncul dibibirnya.

"Apa bapak tau bahwa saya ini murid yang cerdas? Kalau bapak mengeluarkan saya, bapak sendiri yang rugi!" Ujar Bagus menambahi.

Ferdinant hanya menatap keduanya dengan dingin, "saya tidak peduli siapa orang tua kalian, karena besok pun kalian harus berdiri tanpa uluran tangan kedua orang tua kalian! Dan saya tidak peduli mau kamu murid yang cerdas, percuma saja cerdas bila kamu tidak mempunyai attitude yang baik!"

Keduanya terdiam. Ternyata susah menaklukan Ferdinant, kekuasaan tidak membuatnya goyah, bahkan dengan prestasi yang di dapatkan. Tidak membuatnya langsung mengistimewakan murid itu untuk mendapatkan kemudahan, semua sama. Tidak dibedakan.

"Kalian selama disana akan dibiayai oleh sekolah. Hotel, makan, kalian tinggal menikmatinya saja. Hari ini bapak akan mengizinkan kalian untuk pulang lebih awal, persiapkan semuanya dengan baik" ujar Ferdinant lalu mempersilahkan ketiga orang itu keluar dari sana.

***

Hari itu ketiganya langsung diantar ke lokasi lomba. Semua persiapan sudah lengkap, hanya saja suasana yang ada tidak mendukung. Bagus juga Anjar masih suka bertengkar setiap ada kesempatan. Apalagi saat mereka istirahat untuk makan siang.

"Lo emang suka bikin gara-gara sama gue ya!" Seru Anjar tidak suka.

Lama-lama dia capek dengan tingkah Bagus yang tidak mau kalah darinya. Bukankah yang membuat permusuhan adalah Bagus? Jika dia tetap seperti itu Anjar akan menanggapinya dengan serius kali ini!

"Kalian benar-benar!" Seru guru yang mengantar mereka dengan wajah frustasi, dan langsung pergi meninggalkan meja tempat mereka memesan makan.

"Maaf, saya permisi kamar mandi" ujar Akshi menghilang dibalik dinding.

Dengan seringai jahat Anjar mendekati Bagus, "karena lo selalu nggak mau kalah dari gue, gimana kalo kita taruhan?"

"Nggak guna" cibir Bagus.

"Cemen banget lo! Belum dicoba udah nyerah, dasar banci!" Ejek Anjar.

Bagus geram, dia dilecehkan oleh si anak baru sok keren ini!

"Oke! Apa tantangannya? Dan apa yang gue dapet kalo menang?" Bagus mengangkat wajahnya dengan angkuh.

"Buat Akshi jatuh cinta! Dan yang menang dapet minta apapun, sementara yang kalah-- kita pikirin hukumannya nanti"

Bagus kaget. Haruskah dia membuat cowok jatuh cinta padanya? Secarakan dia straight? Dan hal itu cukup menjijikkan bagi Bagus.

"See??? Lo nggak bakalan berani!" Senyum lebar yang Anjar layangkan membuat Bagus gelap mata.

"Oke! Gue sanggup! Selama karantina lomba ini kita harus buat dia jatuh cinta sama salah satu diantara kita! Deal?!" Bagus berkata.

"Deal"

***

Akshi merapikan pakaiannya, sementara Bagus dan Anjar entah sedang apa. Dia tidak peduli. Selama kedua kakak kelasnya itu bisa diajak kerja sama untuk lomba dia tidak masalah. Apapun yang dilakukan keduanya akan Akshi maklumi. Tapi benarkah itu? :v

"Gue keluar dulu! Awas lo kalo sampe sentuh barang-barang gue!" Ujar Anjar.

"Lo kira gue mau nyolong barang lo hah?! Nggak sudi! Palingan isinya cuma kaos oblong dan daleman lu yang harganya nggak seberapa!" Hina Bagus.

Anjar pergi dari kamarnya sambil memberikan jari tengahnya.

"Heh, tolong dong lo setel musik! Boring tauk!" Seru Bagus memerintah.

Akshi melirik sejenak lalu mulai mengotak-atik handphone-nya. Lagu The chainsmokers & Bebe Rexha~ Call you mine mengalun dari hp Fakshi.

"Gue nggak suka lagi itu!" Seru Bagus.

Tanpa Akshi duga, Bagus merenggut kerah bajunya dengan kasar. Bukannya memukulnya, lelaki berkulit coklat itu malah menciumnya dengan kasar. Raut wajah shock tergambar jelas di wajah Akshi, matanya mengerjap beberapa kali. Kacamata yang dikenakannya sudah dilempar entah kemana oleh Bagus. Mereka tidak menyadari sesosok mata melihat di sudut dinding yang tidak terlihat dan tengah memotret keduanya.

***

AB-LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang