Gardenia. Good luck.
Itulah pesan yang sebetulnya ingin disampaikan Sasuke pada gadis berambut merah muda yang mengingatkannya akan bunga sakura di musim semi dan secara kebetulan juga bernama sama dengan bunga tersebut.
Sejak kali pertama gadis itu datang, Sasuke menyadari jika Sakura selalu tampak sibuk berkutat dengan komputernya. Karena itulah ia memutuskan meluangkan waktu untuk menggambar bunga gardenia di atas setiap latte yang dipesan Sakura sebagai caranya berkomunikasi.
Barangkali tak satupun karyawan menyadari hal ini. Bahkan para pelanggan pun tampaknya tak menyadarinya. Namun inilah cara Sasuke berkomunikasi dengan pelanggannya dan ia menikmatinya, karena itulah ia selalu membuat latte untuk setiap pelanggan yang memesan meski dirinya bukanlah satu-satunya barista di kafe ini.
Lelaki itu selalu mengamati setiap pengunjung yang memesan latte dan menggambar bunga dengan makna yang sesuai dengan pesan yang ingin ia sampaikan. Ketika tak ada pesan yang bisa ia sampaikan, setidaknya ia akan membuat latte dengan warna dan desain yang sangat cantik sehingga membuat siapapun yang menikmatinya akan merasa senang.
Bunga gardenia yang sebetulnya terkadang digunakan sebagai buket yang dibawa penganti di hari penikahan memiliki begitu banyak arti, mulai dari kemurnian, kepercayaan, harapan, cinta, juga ucapan 'semoga beruntung' tergantung bagaimana sang pemberi dan penerima memaknainya.
Sasuke benar-benar memilih bunga gardenia dengan harapan gadis itu beruntung dengan apapun yang dikerjakannya. Dan ia juga berharap serta percaya bahwa gadis itu bisa melakukan apapun yang ia lakukan dengan lancar.
Namun tampaknya tak satupun dari pesan yang ingin disampaikan Sasuke berhasil meraih gadis musim semi itu sehingga ia merasa kecewa.
Sasuke bukanlah seorang pecinta literatur. Ia bahkan lebih memilih mengekspresikan dirinya melalui rupa, bukan kata. Namun ketika ia tanpa sengaja mengintip layar komputer gadis itu dan menyadari bahwa Sakura adalah seorang penulis novel, ia merasa lega karena kemungkinan terburuk yang ia duga bahwa gadis itu adalah seorang pengidap gangguan jiwa tak terbukti.
Ia segera menuliskan pesan pada gadis itu, menanyakan sesuatu yang sebetulnya tak berkaitan dengan dirinya.
-------------------------------
Kau ingin berhenti menjadi penulis?
-Sasuke
-------------------------------
Tatapan Sasuke tertuju pada Sakura yang kini membaca pesannya. Gadis itu segera menuliskan pesan balasan dan kali ini meninggalkan meja sejenak untuk pergi ke toilet.
Ketika melewati meja barista, Sakura segera menyisipkan kertas itu sebelum pergi ke toilet. Meski Sasuke cepat-cepat mengambil kertas itu, tetapi dirinya tetap menjadi pusat perhatian.
'Aih. Sejak tadi kalian terus bertukar pesan?' ucap Sai, salah seorang pelayan, dengan bahasa isyarat.
Naruto yang kini juga sedang bersantai karena tak ada satupun pelanggan baru yang tiba maupun membutuhkan bantuan pelayan segera menggerakkan tangannya.
'Akhirnya pangeran es di kafe kita tertarik pada wanita. Kupikir dia tertarik dengan salah satu dari kita.'
Sasuke mendengus kesal meski ia tahu bahwa Sai bahkan tak bisa mendengarkan dengusannya. Lelaki itu adalah seorang tuna rungu dan tak mampu mendengar suara sedikitpun. Sepertinya lelaki itu bahkan tak tahu seperti apa suara yang sesungguhnya.
Gaara, salah satu barista di kafe, bahkan ikut melirik Sasuke dan sedikit menyeringai sebelum berpura-pura tak peduli dengan sikap kedua temannya. Ia memutuskan mengambil dua shot espresso dan mencampurkannya dengan sedikit teh hijau dan gula untuk dirinya sendiri sebagai obat penahan kantuk yang cukup mujarab untuknya. Masih ada beberapa jam sebelum kafe tutup dan matanya terasa begitu berat hingga ia hampir terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Silence (Sasuke.U x Sakura.H Fanfiction)
Fanfiction✅PDF Ready Isi : 44 chapter + Epilog + 2 Bonus Chapter Total 300+ Halaman Harga : Rp. 20.000 . . Sakura, seorang penulis amatir, memutuskan berkunjung ke sebuah kafe bertema keheningan dan jatuh cinta dengan kue yang memiliki rasa anti mainstream se...