Kedua insan berlainan jenis itu duduk berhadapan seraya beradu tatap tanpa bersuara sepatah kata pun meski pengunjung lainnya yang mengisi meja di restoran cepat saji tampak berbincang satu sama lain.
Restoran cepat saji lumayan ramai pada pukul enam sore. Terdapat lebih dari tiga orang yang mengantri di setiap barisan, menunggu untuk memesan makanan yang mereka inginkan, entah untuk makan di tempat atau dibawa pulang.
Sebetulnya Sakura memang terpikir ingin mentraktir Sasuke sebagai balasan atas kue waktu itu. Ia bahkan berakhir dengan membawa sepotong besar kue yang sama sebagai tambahan dari lelaki itu. Karena hari ini ia sedang ingin makan makanan cepat saji, ia memutuskan mengajak Sasuke ke restoran cepat saji terdekat.
Entah kenapa, ia merasa gugup ketika akhirnya ia duduk berseberangan dengan Sasuke Rasanya tidak nyaman terus menerus duduk berhadapan sambil berdiam, hanya fokus dengan makanan masing-masing.
"Kau suka ayam goreng?" tanya Sakura pada akhirnya. Ia merasa tak tahan lagi dan memutuskan memecah keheningan.
Sasuke meletakkan sendoknya, lalu menatap perempuan berambut merah muda yang terlihat canggung itu. Sejak tadi perempuan itu terlihat gelisah, membuatnya merasa bingung harus berbuat apa.
Ia tak tahu harus bereaksi bagaimana. Ia tidak suka ayam goreng, namun juga tidak membencinya. Sebetulnya ia memakan apa saja selama makanan itu layak makan dan tidak manis, juga tidak ekstra pedas.
Perlahan, ia menggelengkan kepala sebagai respon terhadap ucapan perempuan merah muda itu. Ia ikut terkejut ketika perempuan itu seketika terlihat kaget akan reaksinya.
"Astaga! Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak suka ayam goreng. Tahu begini kenapa kau mau saja saat kuajak ke KFC?"
Sasuke belum sempat mengeluarkan ponselnya untuk memberikan jawaban pada perempuan itu ketika Sakura kembali berbicara.
"Kalau begitu ayo kita makan di tempat lain. Tunggu aku habiskan makananku sebentar, ya. Kau tidak usah menghabiskan makananmu."
Sasuke segera mengeluarkan ponselnya. Perempuan itu pasti salah paham akan reaksinya dan ia tidak enak kalau perempuan itu mentraktirnya lagi.
-------------------
Aku makan apapun selama tidak terlalu manis dan tidak terlalu pedas.
-------------------
Sakura menghembuskan napas lega dan menyahut, "Ya ampun. Kupikir kau tidak suka."
Sasuke kembali menggelengkan kepalanya. Lelaki itu meraih ponselnya lagi dan menuliskan pesan lalu memperlihatkannya pada perempuan itu.
-------------------
Habis ini mau minum kopi? Aku yang bayar.
------------------
Sakura segera mendelik begitu membaca tulisan di ponsel Sasuke. Ia menatap lelaki itu sesaat dan menyadari Sasuke sedang menunggu jawaban darinya.
Perempuan itu tersenyum secara refleks. Rasanya seolah lelaki itu berniat mengajaknya kencan. Ia merasa begitu lucu karena menghabiskan beberapa jam dengan pembicaraan yang terkesan seperti satu arah jika dilihat orang lain.
"Jangan. Kenapa kau harus mentraktirku, sih? Aku mentraktirmu karena kemarin kau sampai memberikan kue untukku. Kalau mau minum kopi, bayar masing-masing, ya."
Sasuke merasa perempuan itu begitu unik, bahkan menolak untuk ditraktir olehnya. Padahal, harga segelas kopi tidak mahal-mahal amat, tidak akan membuatnya bangkrut.
Lelaki itu tak menyahut dan segera melanjutkan makan. Sebelum masuk ke restoran cepat saji, matanya tertuju pada sebuah kafe bernuansa vintage yang menarik perhatiannya. Perempuan mungkin akan senang berkunjung ke kafe seperti itu. Kebetulan ia juga penasaran dan merasa ini momen yang pas untuk mampir dan mengganti suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Silence (Sasuke.U x Sakura.H Fanfiction)
Fanfiction✅PDF Ready Isi : 44 chapter + Epilog + 2 Bonus Chapter Total 300+ Halaman Harga : Rp. 20.000 . . Sakura, seorang penulis amatir, memutuskan berkunjung ke sebuah kafe bertema keheningan dan jatuh cinta dengan kue yang memiliki rasa anti mainstream se...