20

2.2K 298 16
                                        

"Apa yang mau lo bahas tentang Eunra ?"

Seungmin khawatir. Takutnya Eunra kenapa-napa.

"Musuh gue. Ngancem gue buat bunuh orang. Ya pasti gue ga mau lah. Tapi, baru kemarin kemarin dia ngasih tau kalo gue ga nurutin, Eunra yang jadi korban" 

"Gue udah bilang kalo Eunra ga usah dibawa bawa. Ini kan masalah gue. Gue takutnya kenapa napa soalnya sekarang Eunra ga ada dirumah"

"Gue minta lo buat periksa takutnya Eunra kenapa-napa. Kalo ada, gue yang lapor polisi, sedangkan lo bisa nolongin Eunra" Lanjut Beomgyu

Seungmin berdecak kesal lalu langsung menaiki motornya. Yang ada dipikirannya cuma Eunra. 

Mereka ngebut ke arah tempat les Eunra. Dan dihadapan mereka, mereka melihat kejadian yang paling mereka tidak inginkan.

Mereka terlambat. Andai waktu bisa bisa dihentikan. Pasti Seungmin udah melesat menyelamatkan Eunra.

Cairan bening mulai mengalir di pelupuk mata Seungmin. Kenapa? Kenapa dia harus kaya gini? Apa dosanya?

Beomgyu langsung memotret plat nomor mobil itu dan langsung menghubungi polisi.

"MIN, GUE KE KANTOR POLISI YA. LO SELAMATIN EUNRA. BURUAN" Beomgyu panik dan langsung mengebut ke kantor polisi terdekat

Sedangkan Seungmin, dia berlari ke arah kerumunan orang. Dia melihat Eunra dengan mata kepalanya sendiri.

Kepala yang berdarah akibat benturan keras, tangan dan kaki yang tergores aspal. 

Tanpa pikir panjang dia mulai meletakkan kepala Eunra di pahanya.

"Ra! Lo masih sadar? Ra!"

"Lo jelek kalo nangis" lirih Eunra dengan suara serak

"G-gue bakal selamatin lo. T-tenang aja" Seungmin menghapus air matanya. Lalu menggendong Eunra. Tak peduli dengan bajunya yang sekarang ikut berlumuran darah dan motornya yang ia parkirkan di pinggir

"Pak...lokasi rumah sakit terdekat dimana ya ?" Tanya Seungmin sambil menggendong Eunra

"Aduh....paling yang terdekat itu kearah sana, jaraknya 700 meter. Adek cukup ikutin aja jalannya. Nanti juga keliatan rumah sakitnya" jawab bapak itu

"M-makasih pak"

Sialnya, lalulintas macet parah saat kecelakaan itu. Jadi, percuma aja kalo manggil taxi. Bakal lama.

Hampir satu kilometer jaraknya. Seungmin tidak peduli dengan angka jaraknya. Yang penting, Eunra selamat. Toh, dia dan Eunra sudah sering jalan kaki hampir 3 kilometer.

Dia langsung berlari ke arah yang ditunjuk bapak tadi. Sesekali dia meneteskan air matanya. Angin yang berhembus secara tak sengaja mengeringkan air mata Seungmin.

Darah masih menetes disetiap langkah yang Seungmin ambil. Seungmin tak peduli dengan ekpresi orang yang lewat ketika melihatnya.

Nafasnya mulai sesak saat dia melihat rumah sakit yang ia tuju dari kejauhan. Jaraknya masih sekitar 100 meter. Dengan nafasnya yang terengah engah itu, dia menambah kecepatan larinya.

Dia akhirnya masuk ke rumah sakit itu. Disambut dengan dokter dan suster yang membantunya membawa Eunra ke ruang perawatan.

"Tunggu dulu disini ya" ucap suster itu

"I-iya sus. Hhh" Nafasnya masih terengah engah

"Apa gue telat? Apa Eunra bakal selamat? Kenapa gue ga nyampe kesana dari tadi?" Batin Seungmin

Anak Basket | Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang