part 11-revisi

97 10 0
                                    

Jangan nunggu kehilangan dulu, baru belajar menghargai.

******
Keesokan paginya, Saskia kembali ke sekolah. Saat ia sedang melanjutkan perjalanan menuju kelasnya, seorang gadis menghentikan langkahnya. Kanzia.

“gue mau nanya ama lo. Hubungan lo ama Rayhan apa?” tanya Kanzia dingin. Saskia melepaskan tangan Kanzia yang memegang lengan tangan kanannya.

“lo gak bisa dengar kemarin Rayhan bilang gue ama dia itu Cuma SAHABATAN doank. Gak lebih. Gak percaya lo ama Rayhan?” jawab Saskia lebih dingin dari Kanzia.

“gue tau lo suka ama Rayhan dan berniat merebutnya dari gue kan? JAWAB?!!” bentak Kanzia. Saskia mendorong Kanzia hingga punggungnya menempel di dinding.

“lo gak bisa menilai orang dari satu sisi. Masalah gue suka atau tidaknya ama Rayhan, itu urusan gue.” Jawab Saskia dengan tegas.

“gue bakal buat Rayhan benci sama lo. Dan tidak akan peduli lagi sama lo. Camkan itu!” ancam Kanzia sebelum meninggalkan Saskia yang tengah menatapnya datar.
******
Keirra menatap bingung ke arah Saskia. Pasalnya gadis itu sama sekali tidak menyentuh makananya dan hanya mengaduk-aduknya saja.

“lo ada masalah, Kia?” tanya Keirra. Saskia menghela napas panjang.

“tadi Kanzia menanyakan status hubungan gue ama Rayhan apa. Gue jawab Cuma sahabatan. Dia gak percaya dan mengancam gue bakal membuat Rayhan benci dan tidak peduli ama gue lagi.” Jelas Saskia sambil menatap sendu ke arah Keirra.

“itu anak bener2 keterlaluan ya!! Lihat aja. Gue bakal buat perhitungan ama dia.” Ucap Keirra emosi.

“udah Kei, gak usah seperti itu. Kanzia ngatakan hal itu karena cemburu. Wanita mana yang tidak cemburu melihat pacarnya sendiri dekat dengan orang lain.” Keirra menatap Saskia dengan tatapan sedih.

“gue salut sama lo Kia. Lo bisa tahan perasaan lo demi menjaga persahabatan lo ama Rayhan. Kalau gue ya, gue gak bakalan sanggup. Sumpah deh.”  Saskia terkekeh mendengar ucapan Keirra.

“nah gitu donk. Senyum. Wanita cantik kayak lo gak pantas sedih.” Ujar Keirra membuat Saskia tersenyum.

“thanks Kei.”
******
Saat ini Kanzia tengah mengintip di balik dinding tembok di depan kelas Rayhan. Ia melihat Saskia tengah berjalan ke arahnya. Ia mengeluarkan obat tetes mata dan meneteskannya ke matanya. Kemudian ia terduduk di depan pintu kelas Rayhan. Saskia menghentikan langkahnya melihat Kanzia yang tengah terduduk di depan kelas Rayhan.

“lo kenapa Kanzia?” tanya Saskia baik2.

Rayhan yang baru saja tiba dari kantin bersama Keenan dan Raid, terkejut melihat Kanzia tengan menangis di depan kelasnya. Rayhan segera mendekati Kanzia.

“kamu kenapa nangis?” tanya Rayhan sambil mengelus rambut hitam milik Kanzia.

Kanzia menunjuk ke arah Saskia. “dia mencoba melenyapkan ku di toilet barusan Rayhan.” Jawab Kanzia dengan air mata buayanya. Rayhan dan Saskia sama2 terkejut mendengar jawaban Kanzia.

“gue gak lakukan hal sekejam itu sama lo. Jangan fitnah deh” ujar Saskia. Rayhan menatap Saskia dengan emosi. Ia memukulkan tangan ke arah wajah Saskia yang membuat Saskia refleks menutup matanya. Namun Rayhan memukul tembok yang ada di samping Saskia.

“apa yang lo lakukan ama Kanzia?! Jawab?!!” bentak Rayhan yang membuat air mata Saskia refleks jatuh.

“udah gue bilang gue gak lakukan hal sekejam itu sama Kanzia. Itu fitnah!” jawab Saskia.

“gue gak percaya. Gue benci ama lo. Dan gue gak akan peduli lagi ama lo.” Ucap Rayhan dingin dan segera membawa Kanzia pergi dari sana. Saskia segera berlari ke kelasnya.
******
Pukul 12 malam, Saskia baru pulang ke rumahnya. Masih memakai seragam sekolahnya. Ia menatap kosong ke arah teras rumah Rayhan. Kata2 Rayhan masih terngiang jelas di telinganya.

“sesakit inikah hati gue saat lo membenci gue?” gumam Saskia. Mata gadis itu terlihat sembab dan membengkak. Perlahan ia memasuki teras rumahnya. Tanpa ia sadari, Rayhan menatapnya dari balik jendela kamar Rayhan.

Langkah Saskia terhenti saat detak jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Napasnya tersenggal-senggal. Ia berusaha berjalan menuju pintu rumahnya.

“jika memang ini waktunya gue pergi, gue ikhlas. Daripada hidup tapi tidak diperdulikan.” Lirih Saskia pelan. Tubuh gadis itu semakin melemas hingga akhirnya terjatuh tepat di depan pintu rumahnya.

"Percuma gue bertahan tapi nyatanya hidup gue gak bisa bahagia."

*******

Kamu Dan Aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang