3. Datang tiba-tiba

90 19 19
                                    

"Witing tresno jalaran Soko kulino
Setiap rasa yang tumbuh karena terbiasa bersama"

~~~~

Bel masuk kelas sudah berbunyi, semua murid yang tadinya berhamburan perlahan masuk ke kelas.

"Eh Lo, kenapa Lo ngaku ngaku kakak gua di depan Marko" tanya Berlia pada Herman

"Emang salah ya gua mbantuin Lo" jawab sambil membuka buku pelajaran.

"Ya nggk salah sih, tapi Lo ngaku ngaku kakak gua, nggak banget sih" jawab Berlia kesal.

"Udah enggak usah bawel" jelas Herman sambil menulis di atas kertas kosong.

"Eh Lo kalau di ajak ngobrol tu liatin orangnya woyyy!!" Berlia kesal

"Apaaa cewek bawel !" Jawab Herman sambil menatap Berlia.

Berlia sangat kaget dengan posisi Herman karena tiba-tiba wajahnya di hadapkan ke muka Berlia dan jaraknya sangat dekat dan membuat bola mata Berlia terfokus pada bola mata Herman selama beberapa detik.

"Apa sih Lo deket deket modus banget!" Jawab Berlia dengan nada meninggi.

Herman tak menggubris dan membuat Berlia sangat kesal.

"Dasar cewek aneh" gumam dalam hati Herman.

Bel keluar kelas pun berbunyi dan guru yang ada di depan mengakhiri pembelajaran hari itu.

"Heh cewek aneh, Lo pulang sendiri atau di jemput" tanya Herman.

"Urus urusan Lo sendiri gua bawa motor nggak usah sok perduli" jawab Berlia.

"Terserah Lo, nyesel gua nawarin Lo" jawab Herman.

Berlia hanya tersenyum tipis, melihat hal itu Herman sempat terhenti pandangannya karena melihat Berlia lebih cantik tersenyum daripada ngomel ngomel nggak jelas.

Berlia pulang sendiri menyusuri jalan. Beberapa menit kemudian tiba-tiba turun hujan deras yang mengharuskan Berlia berteduh, badan Berlia sudah sangat basah kuyup di guyur air hujan.

"Mana nggk bawa mantol lagi" keluh Berlia.

Tak lama kemudian ada mobil yang terparkir didepannya, lalu turun cowok pakai seragam sekolah yang sama dan menghampiri Berlia.

" Lo ya songong banget gua udah tawarin tumpangan malah nggak mau sekarang Lo kehujanankan! " Kata Herman.

Berlia hanya diam membisu karena tubuhnya kedinginan dan malas membalas ocehan anak baru itu, tiba-tiba Herman mengeluarkan jaket yang ada di dalam mobil dan memakaikannya di atas bahu Berlia. Sontak membuat Berlia kaget dan menatap laki-laki yang tinggi dan berparas tampan itu.

"Makasih" hanya itu yang di katakan Berlia karena tubuhnya sangat lemas dan kedinginan.

Hujan turun sangat deras dan lama membuat Berlia terlihat sangat pucat karena kedinginan.

"Lo nggk papa Beer" tanya Herman khawatir karena muka Berlia mendadak pucat.

Brukkkk!!!!

THE SECRET LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang