7. Perhatian

39 6 7
                                    

"Kesakitan mu adalah kesakitan ku, kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku, dan sakit mu adalah sakit ku pula, jadi jangan siksa diri sendiri jika tidak ingin membuatku terluka"

~Herman~

Tak biasanya Herman berangkat sekolah sendiri, ternyata Herman sudah menjemput Berlia namun Berlia tidak mau bangun, badannya capek seperti semalaman kerja rodi.

Berlia baru bangun pukul 07.13 WIB. Melihat jam dinding sudah siang Berlia sangat kaget, dikira masih pukul 06.00 WIB.

Berlia bergegas bersiap-siap ke sekolah, dia lupa hari ini hari Senin sehingga tidak memakai topi dan dasi. Berlia juga lupa sarapan karena tergesa-gesa menuju ke sekolahan. Untungnya pak satpam baik hati dan mempersilakan Berlia masuk dan harus berhati-hati agar tidak ketahuan petugas piket. Beruntungnya Berlia sampai sekolah murid-murid sedang bubar jalan selesai upacara sehingga Berlia tidak terlalu kelihatan kalau telat.

"Selamat pagi anak anak," ucap salah satu guru di depan kelas Berlia"

"Selamat pagi buk"

"Herman kemana Berlia," ucap ibu guru

Berlia ternyata pergi ke toilet dulu dan beranjak menuju ke kelas. Tak di sangka sudah ada guru di depan kelas, Berlia terlihat telat berangkat sekolah karena masih membawa tas ransel di belakang punggungnya.

"Permisi buk," ucap Berlia lirih.

"Berlia kamu telat, kamu pasti nggak ikut upacara juga," ucap Ibu guru

"Iya buk," ucap Berlia lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Ayo ikut ibu ke kantor"

Berlia hanya mengangguk pelan, Berlia di hukum di tengah lapangan dan hormat kepada bendera merah putih sampai jam 12 siang.

Bel istirahat berbunyi.

Herman dan Nurul segera menghampiri Berlia.

"Ber Lo nggak papa" tanya Nurul khawatir.

"Gua nggak papa kok, cuma lemes aja," jawab Berlia.

Herman tampak khawatir karena wajah Berlia memucat seperti kehujanan waktu itu.

"Ber, Lo nggak papa beneran?," tanya Herman khawatir.

"Gua... (brukkkkk) ," blm sempet membalas Berlia pingsan dan membuat Nurul khawatir terutama Herman langsung membopong tubuh Berlia ke UKS.

Marko pun turut ikut mengantar Berlia yang baru saja hadir.

"Marko, Nurul Lo berdua kalau mau ke kantin nggak papa makan dulu," ucap Herman.

"Bener nggak papa" jawab Marko.

"Iya nggak papa," Marko dan Nurul berlalu ke kantin.

"Berlia, Lo tu kebo banget sih kalau capek, udah Gua bangunin tapi Lo nggak mau bangun, Lo telat kan terus di hukum," ucap Herman sambil mengoleskan minyak di kepala Berlia dan di dekat hidung.

Beberapa saat kemudian Marko dan Nurul kembali ke UKS, Berlia mulai sadar.

"Duhhh Gua laper banget," ucap Berlia lirih

"Lo sih Ber nggak sarapan dulu tadi, pingsan kan," ucap Herman.

"Ini gua bawain roti sama teh anget buat kamu," kata Nurul .

"Makasih ya Rul," ucap Berlia sambil tersenyum.

"Udah gua suapin aja Lo masih pusing," ucap Herman.

Bel masuk kelas berbunyi.

"Lo sama Nurul balik ke kelas aja, Gua mau njagain Berlia," ucap Herman.

"Gua sendiri nggak papa kok," ucap Berlia sambil memegang tangan Herman.

"Udah Gua di sini aja, Gua nggak mau Lo kenapa kenapa lagi," ucap Herman sambil memegang kepala Berlia.

Marko dan Nurul keluar dari UKS dan beranjak ke kelas.

"Berlia tu kenapa sih kok bisa bangun nya kesiangan banget, liat nih kamu jadi kayak gini, coba aja tadi aku Bagunin kamu lebih keras pasti kamu nggak di UKS kayak gini" ucap Herman melembutkan bahasanya dan merasa bersalah.

"Enggak papa Her, aku juga kebo kok, di bangunin nggak mau bangun, jangan sedih gitu, nanti aku juga ikut sedih," ucap Berlia sambil memegang erat tangan Herman.

"Maafin aku ya nggak bisa njagain kamu dengan baik" ucap Herman dan mencium kening Berlia, dan membuat Berlia menangis bahagia karena ada orang yang sangat perduli dengan keadaannya.

"Makasih ya Her, kamu temen yang paling baik buat aku" ucap Berlia.

"Udah jangan nangis," ucap Herman sambil menghapus air mata Berlia.

"Gua sayang sama kamu Ber" gumam dalam hati Herman.

Bel pulang sekolah berbunyi.

Marko dan Nurul pergi ke UKS membawa tas Berlia.

"Herman, Berlia ini tas kalian berdua Gua bawain , Gua langsung pergi nggak papa kan, aku ada janji sama Marko soalnya," ucap Nurul.

"Iya nggak papa, pasti Gua jagain sahabat Lo" ucap Herman.

Nurul berlalu di hadapan Herman dan Berlia.

"Ber, yuk pulang, kuat jalan enggak," tanya Herman.

"Kuat kok," ucap Berlia.

Berlia berjalan dengan sempoyongan dan membuat Herman gemas.

"Udah Lo Gua gendong aja" ujam Herman sambil mengangkat tubuh Berlia.

"Gua belum njawab Lo udah main gendong aja," ucap Berlia kesal.

"Nggak usah banyak protes" ucap Herman sambil tersenyum tipis.

"Yeeeeeeeee modus Lo,, senyum senyum sendiri Lo pasti seneng gendong Gua" ucap Berlia tersenyum ringan sambil menepuk pipi Herman yang tersenyum tipis.

Herman hanya tersenyum lepas melihat tingkah teman sebangkunya itu.


🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Gimana ceritanya seru nggak
Jangan lupa tinggalkan jejak vote commen dan share
🌸
🌸
🌸

THE SECRET LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang