Tita mengerahkan segala upaya untuk menunjukkan totalitasnya dalam bekerja. Dia memilih untuk lembur malam ini, menyelesaikan beberapa proposal yang harus dikirimkan pada client besok pagi. Harusnya dia tidak sendirian, tapi para tim perencanaan berlomba-lomba memberikan alasan kalau mereka semua tidak bisa ikut lembur.
"Bagian ini belum, ini juga belum dan ini juga belum..." Tita bicara sendiri sambil memilah-milah kertas di meja.
"Kayaknya dahulukan yang lebih urgent aja," ujarnya lagi. Dia pun menyusun materi-nateri di kertas itu berdasarkan urutan yang paling atas adalah yang akan pertama kali dia kerjakan.
Ting.
Ponsel Tita berbunyi, sebuah notifikasi pesan. Tita pun membukanya dan tersenyum saat melihat ternyata pengirimnya adalah Arsen.
From: Arsen
Sabtu malam, di tempat biasa.
Jam 8.
Jangan terlambat.Deretan kalimat itu memang terdengar datar, tapi Tita senang membacanya. Arsen memang seperti itu sejak dulu, tidak romantis.
Oke.
Aku bakal dateng sebelum jam 8.Pesan yang Tita kirimkan itu hanya Arsen baca. Tidak apa-apa, sudah biasa bagi Tita. Lagian, mereka bukan anak SMA lagi yang harus berlebihan dalam berkirim pesan. Meskipun sejak SMA, Tita dan Arsen sudah pacaran dan hubungan mereka tetap datar saja seperti itu.
Tok. Tok. Tok.
Tita menoleh pada suara ketukan yang berasal dari pintu. Seorang pria separuh baya dengan seragam keamanan berdiri di sana dan tersenyum pada Tita.
"Kenapa, Pak?" tanya Tita dengan sopan.
"Belum pulang, Mbak?" tanya Bapak itu.
"Belum Pak, saya lembur. Apa Bapak mau pulang?" tanya Tita balik.
"Oh tidak, Mbak. Saya kebetulan jaga sampai pagi. Mau saya buatkan kopi atau teh?" tanya Bapak itu kembali.
"Nggak perlu Pak. Nanti saya bisa ke pantry sendiri," jawab Tita dengan senyuman manisnya.
"Baik Mbak. Kalau begitu selamat bekerja."
"Terima kasih Pak."
Setelah Bapak tersebut pergi, Tita kembali mengerjakan pekerjaannya. Dia berkonsentrasi pada layar laptop di depannya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard, sesekali matanya menoleh ke kertas yang ada di samping laptop.
"Semangat Tita, inget lo harus sukses dengan Project ini. Tunjukkan pada CEO songong itu kalau apa yang lo kerjakan memang merupakan keahlian lo," Tita menyemangati diri sendiri.
Ting.
Ponsel Tita kembali berbunyi.
From: Marsya
Lo seriusan lembur?Iya.
From: Marsya
Why?
Sampe jam berapa?
Mau gue jemput?Nggak usah,
nanti gue bisa naik taxi.
Bilang ke Bunda,
gue pulang terlambat.From: Marsya
Telpon gue kalo dibutuhkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Boss!
RomansaMegantara Arion Melviano, seorang CEO muda, tampan dan penuh pesona. Dia tidak percaya pada wanita dan cinta sejak tunangannya memilih laki-laki lain yang lebih mapan di saat dirinya masih berstatus Mahasiswa. Lalu ada lagi seorang wanita bernama Ti...