Soobin markirin mobilnya di depan rumah Yeonjun. Dia noleh ke arah Yeonjun. Cowok manis di sampingnya lagi ngerutin alis sambil gigit bibir. Tatapannya agak kosong, matanya ngerjap-ngerjap polos. Soobin nelen ludah kasar. Ini cowok emang doyan bikin anak orang kegoda!
"Lu gak turun dan cuma duduk disini sambil gigit bibir. Jangan bilang lu lagi ngode minta dicium?" Denger kata "cium" spontan Yeonjun sadar dari lamunannya. Dia noleh natap tajam ke Soobin. Sebenernya selama perjalanan pulang Yeonjun masih kepikiran ciuman di lab tadi. Hatinya melonjak gak karuan. Dia malu tapi juga seneng. Nah loh!
"Lu pikir gue homo?!" Oke, jiwa tsundernya lagi-lagi nongol. Yeonjun malingin muka. Dia gak kuat di tatap Soobin. Tatapan Soobin itu dalem dan menusuk. Yeonjun gak kuat. Kamera, mana kamera?
Waktu Yeonjun mau turun, Soobin nahan tangan Yeonjun. Sialan! Yeonjun ngumpat dalam hati. Tolong sudahi! Yeonjun bisa kena serangan jantung.
"Apa lagi?" Yeonjun mulai gemes. Dia pengen nonjok ini ketos.
Soobin natap Yeonjun. Tangannya ngusap punggung tangan Yeonjun dengan lembut. Yeonjun balik mlempem. Perlakuan lembut Soobin ampuh buat ngobatin jiwa tsundernya.
"Gue mau ngomong sesuatu!" Soobin masih natap Yeonjun. Dia masang muka serius.
"Apaan?" Yeonjun tanya denga nada males. Padahal aslinya dia juga penasaran. Dasar tsunder!
"Gue suka sama lu! Lu harus jadi pacar gue. Gue gak terima penolakan!" Muka gila! Ini orang kalau ngomong otoriter banget! Yeonjun ngerutin dahinya. Tunggu-tunggu! Barusan dia ditembak? Sama cowok? Yeonjun buletin mata. Dia narik tangannya yang diusap Soobin.
Yeonjun perang batin. Hatinya kegirangan tapi loginya berang! Di satu sisi dia seneng, di sisi lain dia bimbang. Dia cowok, Soobin juga cowok! Hatinya jadi provokator dan berbisik buat nerima Soobin, tapi loginya terus-terusan bikin Yeonjun berpikir logis. Ini gak bener! Yeonjun dilema. Mana yang harus dia pilih?
"Sialan! Gue bukan homo!" Yeonjun masang muka gahar. Tangannya mengepal. Kali ini loginya yang menang. Dia bukan homo! Dia suka cewek berdada besar.
Soobin nautin alis. Dengan sigap dia narik dasi Yeonjun. Lalu satu kecupan berhasil meluncur dengan mulus. Yeonjun berontak. Bahkan hampir nonjok Soobin.
"Masih ngumpat?" Soobin nyengkram pergelangan Yeonjun. Dia natap Yeonjun gak kalah gahar. Yeonjun balik mlempem. Seumur hidup Yeonjun gak pernah kayak gini. Dia gak pernah tunduk sama orang lain. Yeonjun juga gak pernah ditembak cowok. Yeonjun itu preman sekolah yang suka main cewek. Dia bukan homo! Lagi-lagi Yeonjun dilema. Yeonjun gak paham sama perasaannya. Dia sering deg-degan waktu sama Soobin. Tapi dia selalu yakinin diri, dia bukan homo.
"Nanti malem gue jemput. Sekarang masuk, istirahat." Soobin ngusap lembut rambut Yeonjun. Yeonjun greget. Dia seneng sama perlakuin Soobin. Dia seneng tiap di samping Soobin. Gak, gak! Ini gak bener! Yeonjun jadi bingung sama jati dirinya. Dia gak pernah ngerasain kayak gini tiap sama pacarnya dulu. Sejujurnya Yeonjun gak pernah jatuh cinta. Yeonjun gak tau gimana rasanya jatuh cinta. Yeonjun mau pacaran sama mereka cuma buat main-main. Yeonjun juga gak pernah ngrasain kayak gini sama cowok lain, bahkan dia gak pernah sesumringah ini tiap berduaan sama cewek. Cuma Soobin! Ya, cuma ini ketos yang berhasil bikin dia kelimpungan kayak gini!
"Mau kemana?" Yeonjun natap balik mata Soobin. Tatapan gaharnya udah gak ada. Nada bicaranya gak kasar dan gak keras kayak biasanya. Nada bicaranya kali ini kedengaran manis!
"Kencan!" Soobin masang senyum lembut. Yeonjun agak terkejut. Kencan?
"Sejak kapan kita pacaran?" Yeonjun ngerutin dahi. Dia masang wajah polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
ÉNIGMA: Yeonjun √ [TAMAT]
Storie d'amoreHighest renk: Soojun #1 (060619) enig·ma /énigma/ n teka-teki; tidak jelas (tentang ucapan); misterius Yeonjun Awan Dirganjaya, si anak kepsek yang pensiun jadi preman sekolah karena harus pindah. Keadaan memutar balik kehidupan Yeonjun. Yeonjun yan...