Chap.5

169 50 27
                                    


  Rezka, Selly, dan Nara berjalan beriringan di koridor menuju kelas. Mereka berjalan sambil bercanda menceritakan masa-masa ketika mereka akan berpisah saat Rezka akan pergi ke New York.

  Tanpa mereka sadari ada 3 cowok berjalan dari arah yang berlawanan, tiba-tiba salah satu dari mereka berteriak.

"BEBEBB YUHUUU!" Nara yang sudah hafal dengan suara tersebut langsung mendongak menatap seseorang yang juga menatapnya sambil menyengir dan memasang wajah sok polosnya.

"Bab beb bab beb lu pikir gue bebek apa, gue enek tiap hari ketemu lo mulu," ujar Nara sambil menekuk wajahnya.

"Aduh beib sehari aja gak ketemu kamu tuh rasanya kayak seabad tauk," jawab Adnan mendramatisir. Sedangkan teman-temannya yang lain langsung mempraktekkan gaya orang muntah mendengar kelebay an Adnan.

"Lo panggil gue bebeb lagi, gue timpuk tuh kepala pake sepatu!" ancam Nara.

"Aduh beib Aa' atut." Adnan memasang wajah sok takut.

"Gue timpuk beneran nih!" ancam Nara dan siap-siap melepas sepatunya.

"Dadar tolongin gue." Adnan bersembunyi di balik punggung Haidar sambil cekikikan.

Rangga dan Rezka hanya diam memperhatikan tingkah dua insan berbeda kelamin di depannya sambil sesekali ikut terkekeh karena ulah keduanya. Mungkin hanya Rezka yang fokus memperhatikan keduanya sedangkan Rangga fokus kepada wajah Rezka apa bener dia? Batin Rangga.

"Sesama mantan harus akur," celetuk Selly dan Haidar bersamaan.

"Apaan sih lo!" ucap Selly dan Haidar bersamaan lagi.

"Gak usah ikut ikutan." Selly dan Haidar bersamaan dan langsung menatap tajam ke lawan bicaranya seolah berdebat lewat tatap mata.

Rezka menatap Nara sambil mengangkat sebelah alisnya seolah meminta penjelasan tentang apa yang terjadi saat ini. Nara yang mengerti arti tatapan mata Rezka langsung mengangguk seolah mengatakan iya nanti gue jelasin.

"Udah gak usah tatap tatapan gitu entar jatuh cinta tau rasa," celetuk Rangga santai.

"OGAH GUE!" teriak Selly dan Haidar bersamaan.

"Stop!" ucap Rezka dingin. Mereka langsung menatap Rezka yang sudah memasang wajah juteknya.

"Perasaan cuacanya panas tapi kok dingin ya?" Rangga berakting kedinginan dihadiahi tatapan tajam Rezka.

"Hah enggak kok panas gini," jawab Haidar.

"Kek es cream dingin tapi manis," ujar Rangga cengengesan melirik Rezka.

"..udah bel," lanjut Rezka cuek tanpa menghiraukan celotehan teman temannya.

"Yodah yuk."

Rezka dkk segera meninggalkan Rangga dkk melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"HEYY KALIAN CEPET MASUK KELAS!" Bu Susi berdiri sambil berkacak pinggang melihat anak didiknya yang masih berdiri di koridor. Mendengar teriakan tersebut sontak mereka bertiga memutar tubuh 180 derajat dan langsung menatap mata tajam Bu Susi.

"Yaallah bu tiap hari ketemu ibu mulu," ucap Rangga menggerutu.

"Iyha nih emang ibu kangen gitu tiap hari nyari kita," lanjut Haidar.

"Kita tau kok bu, kita itu ngangenin," ucap Adnan memasang wajah sok imut.
Wajah Bu Susi sudah mulai memerah menahan amarah.

"KALIAN..."

Sebelum Bu Susi mengeluarkan amarahnya, Rangga dkk langsung lari terbirit-birit menghindari amukan macan betina. Setelah dirasa cukup jauh Rangga berbalik menatap Bu Susi yang berusaha meredam amarahnya.

"HUKUMANNYA DIPENDING DULU BU!" Teriak Rangga sambil menyengir lebar.

Bu Susi hanya menggerutu dan geleng geleng kepala menghadapi muridnya ini.

"Untung kalian itu pinter, kalau nggak udah saya tendang dari sekolah ini," gumam Bu Susi menghela napas.

Rangga memang termasuk murid berprestasi di SMA MERAH PUTIH dia juga banyak menorehkan prestasi akademik maupun non akademik. Mulai dari mendapat peringkat paralel se-angkatan serta menjuarai lomba basket bersama Adnan dan Haidar. Akan tetapi prestasi Rangga tertutupi sifat jail nya yang sering mengganggu teman maupun gurunya.

******

Jan lupa tinggalkan jejak:D
Vote coment!!

Rangga RezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang