27. Rumit

24 6 1
                                    

Happy reading!
Kasih vote jngn lupa:"

Kalau ego masih jadi nomor satu, ya gak bakalan ada titik temu

Rezka berjalan bersama Nara dan Selly memasuki gedung SMA MERAH PUTIH. Kebetulan mereka bertiga datang bersamaan. Rezka terlihat kurang semangat pagi hari ini, hal itu disadari oleh kedua temannya.

Selly menyenggol lengan Nara yang berada di sampingnya, "Rezka kenapa sih?" bisik Selly pelan yang dibalas dengan gelengan oleh Nara.

Nara menatap Selly kemudian beralih ke arah Rezka, "Rez!" panggilnya.

Rezka terlihat kaget, namun segera bersikap biasa saja, "Eh! Oh, ada apa?" Rupanya Rezka melamun sedari tadi.

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Nara.

Rezka menghela napas pelan lalu berujar, "Gue gak papa kok."

Nara dan Selly nampak tak percaya dengan apa yang dibilang Rezka, namun mereka juga tak bisa memaksa Rezka untuk bercerita.

Nara dan Selly merangkul bahu Rezka, "Kita gak bakal maksa lo buat cerita, tapi lo harus tau kita bakal siap kapanpun lo mau cerita. Yah walaupun nantinya kita bisa ngasih solusi atau nggak, seenggaknya kita bisa bantu ngeringanin beban yang lo punya."

Rezka tersenyum, "Thanks, kalian selalu ngertiin gue. Gue cuma butuh waktu buat cerita ke kalian."

Saat sampai di persimpangan koridor, mereka bertemu dengan Adnan dan Haidar. Rezka menarik tangan Nara dan Selly untuk mendekat ke arah Adnan dan Haidar.

"Eh Dar, Nan. Gue mau tanya," panggil Rezka.

Haidar dan Adnan mengangkat alis menatap Rezka, "Tanya apaan?"

"Rangga kemana sih? Kemarin gue kesana dia gak ada, terus kata satpam Rangga sama keluarganya ke Surabaya tapi gak tau ada urusan apa," jelas Rezka.

Adnan dan Haidar saling tatap, lantas kembali menghadap Rezka, "Emangnya lo gak tau?" tanya Adnan hati-hati. Rezka menggeleng pelan tanda tak tau apapun.

"Nenek Rangga meninggal kemarin, habis lo pulang dari rumah gue Rangga ngabarin kalo neneknya meninggal. Gue kira lo udah tau," beri tahu Haidar.

Rezka terkejut mendengar kabar dari Haidar. Perasaannya kemarin Rangga tidak memberi tahu apapun tentang ini. Panggilan darinyapun juga tak mendapat balasan dari Rangga.

"Kalian lagi ada masalah ya?" tebak Adnan tepat sasaran.

"Nggak kok, kita gak ada masalah," elak Rezka.

"Yaudah makasih infonya," Rezka segera menarik tangan Nara dan Selly untuk memasuki kelas setelah mendengar balasan dari Adnan dan Haidar.

Sedari tadi, Rezka tak fokus mendengarkan penjelasan materi dari guru di depan kelasnya. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Rangga namun selalu ditolak, bahkan pesannya tidak ada satupun yang mendapat balasan.

Sepulangnya dari sekolah, Rezka kembali mendatangi rumah Haidar. Setelah mengetuk pintu, keluarlah Haidar yang sudah berganti memakai pakaian santai.

"Masuk, Rez. Duduk dulu sini, gue bikinin minum bentar," suruh Haidar sambil menunjuk sofa di ruang tamu.

"Gak usah repot-repot, Dar. Gue cuma mau minta tolong bentar," tolak Rezka.

Haidar ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan Rezka, "Mau minta tolong apa, Rez?"

"Gue mau pinjem hp lo bentar buat telfon Rangga, boleh nggak?"

Haidar mengerutkan dahinya, "Emangnya hp lo kemana?"

Rezka menghembuskan napasnya, "Gue udah berkali-kali telfon Rangga tapi tetep ditolak, pesanpun juga nggak ada satupun yang dibales."

"Kalo gak ada apa-apa, gak mungkin Rangga sampai segitunya sama lo. Mending lo cerita deh, sebenernya ada masalah apa antara lo sama Rangga."

Rezka pun menceritakan masalahnya bersama Rangga kepada Haidar. Masalah yang berawal dari kesalahpahaman antara ia dan Rangga.

"Jadi intinya ini cuma salah paham? Antara lo, Rangga, sama mantan lo itu?"

Rezka mengangguk membenarkan,"Iya, gue udah gak ada apa-apa sama mantan gue itu, tapi kayaknya Rangga salah paham."

Rezka hanya tak tau kejadian di cafe waktu itu, apa yang dilakukan Irfan terhadap ponsel miliknya. Yang Rezka tau, Rangga hanya salah paham saat ia pulang diantar Irfan.

"Saran gue, mending lo cepetan ngejelasin ke Rangga, jelasin semuanya jangan nutupin apapun dari dia. Pasti dia lagi uring-uringan mikirin ini, cowok itu kalo galau ribet," jelas Haidar sambil terkekeh di akhir kalimatnya.

"Yaudah bentar gue ambili hp di kamar." Haidar lantas berdiri untuk mengambil ponselnya.

Rezka segera menghubungi Rangga menggunakan ponsel Haidar. Tepat saja, panggilan pertama langsung dijawab oleh Rangga.

"Assalamualaikum, Dar. Ada apa bro?"  Sapa Rangga dari seberang.

"Waalaikumsalam, ini gue Rezka."

"Ck, mau apa lo?"

"Rangga, lo gak papa kan?"

"Peduli apa lo sama gue?"

"Kok lo ngomong gitu."

"Emang benerkan? Lo itu gak pernah peduli sama gue."

"Nggak gitu, gu-"

"Apa? Emang bener kan lo lebih peduli sama mantan lo itu daripada pacar lo sendiri, kemana aja lo kemarin saat gue butuh lo, lo malah gak bisa gue hubungi dan lo malah pergi sama mantan lo itu, apa itu yang di maksud peduli?

"Ga, gue bisa jelasin-"

"Udahlah, gue capek. Gue juga gak butuh penjelasan lo lagi."

Tut tutt. Panggilan diputuskan sepihak oleh Rangga.

Yang mau ngehujat Rangga silahkan😂
Kolom komentar tersedia😂

Rangga RezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang