17. Memalukan

68 17 17
                                    

Haiii...
Happy satnight or sadnight?😂wkwk
Bintang nya jan lupa⭐komen yg banyak yes😙
Happy reading guys😘

Setelah menjalankan hukuman dari Bu Susi,kini Rangga dan Rezka sedang duduk di bawah pohon menikmati udara sejuk yang dihasilkan oleh pohon pohon rindang.

"Kantin yuk!" ajak Rangga seraya mengulurkan tangan kepada Rezka.

"Hayuk!" Rezka menerima uluran tangan Rangga dan segera berdiri.

Ketika Rezka hendak berjalan mendahului Rangga,Rangga segera menarik tangan Rezka sehingga punggung Rezka menubruk dada bidang Rangga. Rezka terkejut,jika ada yang melihat mungkin mereka akan mengira dua sejoli itu tengah berpelukan.

Saat Rezka berusaha melepaskan diri Rangga menahannya,membuat Rezka mengernyit bingung dan was was.

"Diem bentar!" Rangga segera mengambil jaketnya yang tergeletak di sebelah tempat ia duduk tadi dan segera memasangkannya di pinggul Rezka.

"Kenapa sih?" tanya Rezka.

Rangga menggaruk tengkuknya bingung bagaimana cara menyampaikan hal tersebut kepada Rezka.

"Nganu hm.."

"Apaan?"

"Ituloh aduhh gimana ya?"

"Gimana apanya Ga?"

"Itu merah."

"Hah merah?"

"Rok lo!"

Oh tidak! Rezka sadar apa yang terjadi,tanpa menunggu waktu lama Rezka segera berlari menuju toilet. Dengan refleks tangan kanannya menggenggam tangan Rangga dan menarik Rangga mengikutinya.

Rangga terkejut namun setelah itu ia tersenyum penuh arti. Rangga pun mengikuti Rezka dan akhirnya Rangga menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di depan toilet wanita.

"Udah sampe ini,apa mau gue anterin kedalem?" goda Rangga seraya menaik turunkan alisnya.

Pipi Rezka terasa panas,sekuat mungkin ia menahan senyum. Untuk menghilangkan rasa malunya ia segera masuk ke dalam bilik toilet tanpa menjawab pertanyaan Rangga.

Sedetik kemudian Rezka kembali keluar.

"Emm Ga!"

"Iya sayang!"

"Sayang pala lu,panggilin Selly atau Nara dong!"

"Buat apa?"

"Udah deh cepetan ga usah banyak tanya!"

"Kenapa dulu?"

"Suruh beliin itu." ujar Rezka pelan.

"Itu apaan sih."

"Emm aduh gimana ya..itu loh pembalut." Entahlah tapi Rezka tengah malu sekarang ini karena telah mengucapkan hal ini di depan seorang remaja laki laki.

"Yaudah deh bentar gue beliin." Rangga segera melangkah menuju koperasi sekolah.

Untung saja koperasi dalam keadaan sepi karena ini masih jam pelajaran. Hanya ada penjaga kopsis di sana.

"Bu!" panggil Rangga.

"Beli apa Ga?" tanya penjaga kopsis.

"Beli pembalut bu!"

"Buat apa beli pembalut?" tanya penjaga kopsis heran.

"Buat lauk makan,ya buat anu lah bu." jawab Rangga sebal.

"Anu apa toh?"

"Ya buat anu itu loh masa ibu gak tau."

"Emang buat siapa?"

Rangga menyengir sambil berucap,"buat calon makmum saya lah bu."

"Yang pake sayap atau gak pake sayap?"

"Emmm yang pake sayap aja bu soalnya calon makmum saya kan bidadari tak bersayap jadi nanti biar punya sayap jadi gak takut kesandung." jelas Rangga panjang lebar membuat penjaga kopsis geleng geleng kepala.

Rangga segera memasukkan benda itu kedalam saku celananya dan berlari menuju ke toilet untuk memberikan benda itu kepada Rezka.

"Rez!" panggil Rangga sambil mengetuk pintu.

Rezka mengambil benda itu dari tangan Rangga sambil menahan malu. Ia merasa diistimewakan oleh seorang Rangga.

"Makasih." Rezka pun kembali masuk ke dalam bilik toilet meninggalkan Rangga yang terkekeh geli.

Rezka keluar dari toilet masih dengan memakai jaket Rangga untuk menutupi roknya. Kebetulan hari ini tidak ada jadwal untuk pelajaran olahraga jadi dia tidak membawa pakaian olahraga.

"Ga!" panggil Rezka.

"Hmm."

"Jaket lo gimana?"

"Ya nggak gimana gimana." jawab Rangga tenang.

"Lo pakai aja dulu gue mah gampang." lanjut Rangga.

"Lo kan bawa motor,kalo lo kedinginan gimana?" ucap Rezka merasa bersalah.

"Santai aja gak usah khawatir gitu gue strong kok." jawab Rangga gemas seraya mengacak rambut Rezka,membuat jantung Rezka berdetak kencang.

"Yaudah ntar gue cuciin dulu." jawab Rezka menutupi kegugupannya.

"Okelah. Ke kelas gih belajar yang bener biar bisa ngajarin anak anak gue nanti kalau gue lagi kerja buat masa depan kita." suruh Rangga.

Tanpa sepatah kata,Rezka langsung berlari menuju kelas tak menghiraukan Rangga yang tertawa melihat Rezka salah tingkah.

Setelah mengalami hal memalukan tadi, Rangga sekarang tengah berada di kelas untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Bu Ayu sedang menerangkan di depan namun para siswa justru menggoda guru muda tersebut.

"Bu Ay!" seru Rangga.

"Berhenti bu jangan maju maju!" pinta Rangga dengan wajah sok serius.

"Loh kenapa Rangga?" tanya Bu Ayu bingung.

"Ibu jangan maju maju dong cantiknya kelewatan loh!" sontak saja teman teman sekelasnya bersiul dan tertawa terbahak bahak sedangkan para siswi melempari Rangga dengan gumpalan kertas sambil bersorak "Uuuu".

Bu Ayu tersenyum malu mendengar godaan siswanya.

"Bu Ayu cantik tapi kok belum punya pasangan sih?" sekarang gantian Haidar sang raja playboy se-MIPA 3.

"Lha apa kamu aja?" balas Bu Ayu.

"Wah kalau saya mah siap lahir batin bu!" ucap Haidar bangga.

"Mau sekarang ke KUA juga siap!" lanjut Haidar.

"Ngapain ke KUA Dar?" celetuk Rangga.

"Jalan jalan lah!" jawab Haidar enteng.

"Lah gue kira mau ijab qabul sama Bu Ayu!" ucap Galih.

"Sekarang tuh jalan jalan dulu nikahnya kalau udah mapan dan bisa jadi imam yang baik dunia akhirat!" ujar Haidar yang kembali membuat riuh suasana.

"Sebenernya saya gak suka sama Bahasa Indonesia bu!" ucap Rangga.

"Kan Bahasa Indonesia itu asik kok kamu gak suka?"

"Karna bahasa Indonesia itu jawabannya gak pasti,kayak doi yang gak mau kasih saya kepastian bu." jawab Rangga mendramatisir yang langsung kembali diberi sorakan "Uuuu"

"Bu kalau saya sayang Bu Ayu saya nggak bakalan bilang!" ucap Adnan.

"Kenapa emangnya?" tanya Bu Ayu.

"Perihal perasaan dan hati saya cukup saya dan tuhan yang tau jika perlu akan saya tikung dengan doa di sepertiga malam!"dan ya suasana kembali bergemuruh akibat ocehan Rangga dan kawan kawan.

*****

Baru bisa update karna kesibukan pts🙏

Rangga RezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang