"Heol! Dasar sinting". Baekhyun mengomel disepanjang jalan menuju rumahnya. Ia berjalan kaki karena jarak dari restoran tersebut dengan rumahnya sangat dekat.
"Bagaimana bisa orang tadi mengaku sebagai Richard Park, jelas jelas Richard sangat tampan dan apa apaan pegawai kasir itu meminta aku semua yang membayar kerusakannya". Kata Baekhyun sambil menghentak hentakan kakinya karena ia sedang kesal dan marah.
"Dasar gila, ini adalah hari yang-".
Bugh!
Ucapannya terpotong karena seseorang jatuh tepat dihadapannya. Baekhyun terkejut, ia menatap samping lorong gang tempat orang itu muncul. Deskripsinya adalah gelap untuk lorong gang itu. Matanya bergulir menatap orang itu yang tengah memegangi perutnya sambil merintih kesakitan.
Hasrat dirinya mengatakan untuk tidak menolong orang itu dan memilih mengabaikannya. Tapi- hati kecilnya ini yang tidak tegaan memberontak untuk menolong orang tersebut. Ia melirik jalanan yang sudah mulai sepi karena ini sudah pukul setengah 12 malam.
"Aishh... menyusahkan saja". Rutuk Baekhyun sambil berjongkok kemudian membalikkan tubuh besar orang tersebut. Seketika matanya membulat sempurna kala melihat wajah orang itu.
"Richard Park".
Richard mengerjapkan matanya untuk memperjelas pengelihatannya. Ia menatap pria mungil itu dengan senyum di wajahnya. "Hey, bantu aku untuk berdiri dan letakkan aku di lorong sana".
Baekhyun mengangkat tubuh Richard yang badannya 2 kali lipat lebih besar dari badannya.
Dan sampai di lorong gang tempat Richard muncul, Baekhyun mendudukan Richard dan menyenderkan tubuh Richard di dinding sana. Baekhyun merentangkan ototnya karena terasa sangat pegal kala membawa badan bongsor milik Richard.
Richard mengisyaratkan Baekhyun untuk mendekat kepadanya menggunakan tangannya dan Baekhyun menurutinya.
"Kau bisa senterkan ini ke perut ku aku ingin membersihkan luka di perutku". Baekhyun menurut lagi. Ia sudah memegang senter yang diberikan oleh Chanyeol.
Blush~
Pipinya terasa panas dan mungkin merah juga. Baekhyun meneguk salivanya dengan kasar kala melihat perut six pack Richard yang saat ini sedang di berikan anti septick.
Jantungnya berdebar sangat cepat. Pergerakan Richard saat membersihkan lukanya seperti gerakan slow motion sangat lambat dan itu sangat sexy di matanya.
"Kau bisa menutup mata mu jika tidak mau melihat adegan ini". Baekhyun sontak menutup matanya. Entah apa adegan yang di maksud Richard.
Richard menjahit lukanya sendiri menggunakan peralatan seadanya. Ia menyuruh Baekhyun menutup mata karena mungkin Baekhyun akan jijik nanti kepadanya.
"Sudah selesai kau bisa membuka matamu, terimakasih atas bantuannya". Richard tersenyum tulus. Ia pun mengeluarkan botol berukuran kecil dari tas selempangnya.
Baekhyun bingung. Apa sekarang tugasnya sudah selesai. Apa sekarang ia boleh pulang tapi- sekarang ia tidak ingin pulang. Karena masih khawatir dengan keadaan Richard.
"Ini kau bisa meminumnya dulu". Richard memberikan botol tadi kepada Baekhyun.
Baekhyun pun mulai meminumnya sambil menatap Richard dan entah kepalanya terasa pusing sekarang.
"Oke dengarkan aku Byun Baekhyun, saat ini kau tengah bahaya karena musuhku mengetahui mu sebagai kekasih ku-". Richard menjeda kalimatnya ia menatap Baekhyun yang tengah menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pusingnya, mungkin.
"Sebelumnya maafkan aku karena aku sudah membawa mu ke dunia bahaya ku, dan aku memperkenalkan diri ku lagi nama ku Park Chanyeol tapi- terserah jika kau masih memanggil ku Richard".
Richard menghela nafasnya kemudian menangkup kedua pipi Baekhyun yang panas. "Tolong dengarkan aku, mungkin beberapa hari kedepan kau akan diculik nanti dengan mereka aku sudah mempersiapkan semuanya untuk keselamatan mu, jadi dengarkan aku baik baik-".
"Aku menaruh beberapa pistol dan juga sniper di kursi penumpang mobil mereka jadi, kau bisa menggunakan semua barang itu jika aku terlambat datang untuk menolong mu". Richard menatap Baekhyun yang sedang mengangguk ngangguk kan kepalanya. Entahlah Baekhyun mengerti atau tidak yang terpenting sekarang obat yang di minum Baekhyun sudah memasuki tubuhnya.
"Chanyeol? Richard?". Sudah lah nanti juga Baekhyun sadar sendiri. Richard membawa Baekhyun pergi dari lorong tersebut.
🔫🔫🔫
Baekhyun menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing yang menyerang kepalanya. Ia mengerjapkan matanya untuk menormalkan penglihatannya.
"Oh astaga!". Baekhyun memegang dada sebelah kirinya kala melihat Xiumin dan Luhan yang tengah menatapnya datar.
"Sudah bangun tuan putri?". Xiumin melipatkan tangannya di dada. Baekhyun hanya menampilkan cengiran bodohnya.
Luhan mendengus kesal. "Aish... apa kau tidak mengingat kejadian tadi malam?".
Baekhyun mengerutkan dahinya. Tadi malam? Memangnya ada apa, pikirnya.
"Okay lupakan itu, bagaimana kencan mu?". Luhan mengalihkan pertanyaannya.
"Tidak buruk". Baekhyun membangunkan dirinya dari tidurnya kemudian berjalan mengambil handuk yang berada di dekat pintu. Luhan mau pun Xiumin menghelakan nafasnya sambil menatap kepergian Baekhyun menuju kamar mandi.
Baekhyun tersenyum dan seketika pikirannya teringat kepada ucapan partner kencan butanya itu.
"Tolong dengerkan aku, mungkin beberapa hari kedepan kau akan diculik nanti dengan mereka aku sudah mempersiapkan semuanya untuk keselamatan mu".
"HYUNG, AKU AKAN DICULIK NANTI?!".
Annyeong haseyeo!!!
EXO is EXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Shot!; ChanBaek
Short StoryByun Baekhyun pemuda berumur 26 tahun ini seorang pegawai Bank yang hidupnya tentram tentram saja dari dulu. Saat ia menemui partner kencan butanya itu yang sialnya sangat tampan. Ia tidak tau kalau pertemuannya dengan pria itu membuat hidupnya amat...