Baekhyun terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan untuk memperjelas penglihatannya. Matanya melirik kesana kemari karena ia merasa sangat asing dengan tempat ini. Tapi tidak lama mata sipitnya itu menangkap sebuah secarik kertas yang berada di gelas yang berisikan air mineral.'Good Morning'
Itu adalah isi pesan dari secarik kertas itu. Baekhyun mulai memeriksa seluruh ruangan yang ia tidak kenali ini berserta pakaiannya. Ia sudah tidak memakai kemeja biru lautnya sekarang ia sudah memakai kemeja putih polos berserta celana pendek yang hampir ketutup oleh kemeja kebesarannya.
Matanya membulat sempurna karena kesadarannya sudah kembali. Baekhyun langsung bangun dari tidurnya kemudian mencari pelaku pertama yang mengganti seluruh pakaiannya.
"Good morning Baekkie". Pelaku pertama itu tengah tersenyum bodoh sambil menata hidangan yang berada di meja kayu kayu yang sepertinya ia buat sendiri.
Dadanya naik turun kala menahan amarah yang ia pendam sedari tadi. Baekhyun berjalan cepat ke arah dimana sang pelaku berada disana.
"Arghh..... Baek, kau kenapa?".
Baekhyun memiting kepala sang pelaku pertama. Persetanan dengan tinggi badannya yang tidak seimbang dengan Chanyeol. "Kau mengganti seluruh pakaian ku, huuh?! Dasar tua bangka mesum!".
Posisinya jadi terbalik, sekarang Baekhyun berada dikekungan Chanyeol. Iyah, Chanyeol memeluknya dari belakang sambil memegangi kedua tangan Baekhyun yang saat itu sibuk memukulinya.
"Hey aku tidak tua bangka, aku ini masih muda dan soal mengganti pakaian mu itu aku hanya melihatnya sedikit, maybe". Cicit Chanyeol diakhir kalimatnya.
Darah Baekhyun sudah mendidih di tubuhnya. Mungkin jika ini adalah komik aku akan gambar tanduk merah serta wajah merah Baekhyun yang sedang marah.
"Brengsek kau!". Baekhyun melepaskan kekungan Chanyeol kemudian mendorongnya ke bibir pantai.
Baekhyun tertawa puas tangannya sambil bertolak pinggangnya menatap Chanyeol yang basah kuyup. Yah udah sih tidak apa, toh Chanyeol tidak memakai baju hingga otot perutnya terpampang dengan jelas. Kali ini ia tidak tergoda sama sekali.
"Dasar bacon lihat pembalasan ku!". Baekhyun menjulurkan lidahnya ke arah Chanyeol setelah itu kembali ke dalam rumah gubuknya untuk mengambil ponsel yang tergeletak disana. Persetanan dengan si tua bangka mesum yang saat ini tengah meneriakinya.
Baekhyun mengetuk ngetuk ponselnya menggunakan tangan kanannya agar mendapatkan sinyal. Ia berjalan menyusuri hutan yang saat ini tengah di guyur hujan. Masa bodo dengan hujan yang ia inginkan saat ini adalah sinyal agar ia dapat menghubungi neneknya serta kedua sahabatnya itu. Masalahnya sudah 3 hari ia tidak pulang ke rumah. Pasti kerabat dekatnya sangat mengkhawatirkan.
Tut~~
"Yeoboseyo". Keajaiban dunia panggilannya tersambung sekarang.
"Xiu hyung! Aku Byun Baekhyun adik kesayangan mu". Baekhyun memekik kegirangan.
"Kau kemana saja bacon! Kau dicariin sama nenek mu kenapa kau tidak pulang huuh?!".
Baekhyun menjauhkan ponselnya itu dari telinganya. "Nanti aku akan ceritakan saat aku sudah diru-".
Tut~
Baekhyun menatap ponselnya itu dengan bingung. Panggilannya tiba tiba terputus begitu saja. Ia kembali mengangkat ponselnya itu tinggi tinggi untuk mendapatkan sinyal lebih banyak. Ia menghela nafasnya kasar setelah bertemu dengan Chanyeol hidupnya sangat rumit sekarang.
Kondisinya saat ini sangat mengenaskan, bajunya sudah basah dan kotor, ada beberapa luka di tangannya akibat ranting pohon saat ia tidak sengaja menyentuhnya. Pokoknya sekarang kondisinya amat sangat buruk.
"Yak wajah mu kenapa kusut sekali?". Chanyeol yang melihatnya hanya bisa menertawakan dirinya.
Baekhyun berjalan menghampiri Chanyeol yang tengah membuat kursi kayu. "Diamlah dasar tua bangka!".
Chanyeol hanya mencibirkan mulutnya sambil menatap intens Baekhyun yang sedang memakan daging yang ia panggang tadi dengan khidmat.
"Apa disini tidak ada orang satu pun?". Baekhyun mengederkan pandangannya ke penjuru pantai. Ia baru menyadari jika pantai ini tidak berpenghuni.
"Tidak, hanya ada kau dan aku jadi kita bisa melakukan sesuatu dengan sangat bebas". Bisik Chanyeol di telinga Baekhyun yang membuat bulu kuduknya meremang seketika.
Baekhyun memandang datar Chanyeol yang sedang tersenyum jahil kepadanya. "Dasar tua bangka mesum!".
Chanyeol sudah tidak perduli lagi dengan panggilan Baekhyun yang menyatakan jika dirinya tua bangka. Ia melanjutkan acara memakan masakannya itu dengan khidmat.
Dor
Dor
Dor
Acara makan mereka terganggu. Chanyeol mau pun Baekhyun langsung berlindung dibelakang rumah gubuknya yang mereka tempati itu. Chanyeol mengerutkan dahinya. Setaunya tempat ini tidak bisa dilacak sama sekali kecuali orang itu mengaktifkan ponsel mereka.
"Bagaimana bisa mereka mengetahui kita?!". Chanyeol tidak sengaja berteriak karena ia begitu panik sekarang.
"Kau mengaktifkan ponsel ku yah?". Chanyeol menyipitkan matanya. Sudah ia duga Baekhyun pasti memakai ponselnya yang berada di nakas tempat tidurnya. Anak itu hanya menampilkan cengiran bodohnya sambil menggaruk belakang tengkuknya yang ia yakini tidak gatal.
Okay, Chanyeol belum punya planning sekarang. Ia tidak tau jika nantinya Baekhyun dengan bodohnya mengaktifkan ponselnya. Ia juga lupa memberitahu Baekhyun kalau saat ini tidak boleh mengaktifkan ponsel.
"Aish, bagaimana ini aku belum punya planning sama sekali". Gumam Chanyeol sambil mengacak surai hitam ikalnya.
Tiba tiba ide muncul di otak genius milik Baekhyun. Ia melirik jet ski yang tidak jauh keberadaannya dari mereka.
"Park, kau tau kan pasti ujung sana ada pulau mungkin yang mengarah ke jepang?". Chanyeol mengangguk. Ia tau kalau pantai ini adalah perbatasan antara Jepang dan korea selatan.
Baekhyun menunjuk jet ski berwarna biru laut yang saat ini tengah menganggur di bibir laut. "Kita bisa menggunakan jet ski itu untuk sampai disana, pasti jaraknya sangat dekat kok aku yakin".
"Woah bacon kau memang genius!". Pekik Chanyeol kegirangan sambil memeluk tubuh mungil itu dengan sangat erat yang membuat Baekhyun tidak bisa bernafas dengan baik.
"Sial! Aku tidak bisa bernafas bodoh!".
EXO is EXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Shot!; ChanBaek
Short StoryByun Baekhyun pemuda berumur 26 tahun ini seorang pegawai Bank yang hidupnya tentram tentram saja dari dulu. Saat ia menemui partner kencan butanya itu yang sialnya sangat tampan. Ia tidak tau kalau pertemuannya dengan pria itu membuat hidupnya amat...