Pagi di hari senin. Hari dimana pelajar kembali ke rutinitas nya setelah libur hari minggu.
Yedam masih menginap di rumah Hanbin, dengan alasan ingin berangkat sekolah bersama Haurto dengan Hanbin sebagai supir mereka.
Tanpa dimintapun, niat Hanbin memang mengantar hari pertama Haruto sekolah di Korea. Mungkin akan seterusnya dia antar-jemput 'anaknya' itu.
Dia terkekeh sendiri, mengingat dirinya kini sudah memiliki seorang putra yang tumbuh menjadi remaja tampan. Haruto pasti diincar banyak wanita, pikirannya.
"Samchon?" Panggil Yedam dengan suara rendahnya
Hanbin menoleh padanya "Ada apa?" Tanyanya
"Kenapa anakmu tidak menginap disini saja biar dia tahu jika Ayahnya sudah gila"
Tadi malam, Yedam sudah diberitahu jika Haruto adalah anak kandung Hanbin.
"Maksudmu?"
"Kau daritadi senyum-senyum sendiri"
Hanbin kembali tersenyum, sangat jelas dari sorot matanya. Hari ini dia sangat bahagia.
Yedam menghela nafas berat, biarlah pamannya ini bahagia.
"Sudahlah, ayo jemput Haruto. Ini sudah pukul tujuh" Ajaknya
Merekapun keluar rumah, menuju parkiran dan memasuki mobil mewah Hanbin.
Tin..Tin..
"Haruto~ Ayahmu sudah datang" Teriak Lisa dari lantai bawah.
Hah, sekarang Haruto bisa merasakan rasanya dijemput oleh Ayah. Dan Lisa, merasakan bagaimana rumah tangga yang sebenernya, walau dalam kenyataan mereka tidak hidup satu rumah layaknya suami istri.
"Iya bu, sebentar" Sahutnya
Tak lama, Haruto pun keluar dari rumah dan menghampiri Yedam yang sudah menunggunya diluar.
"Maap menunggu lama" Kata Haruto
Yedam menggeleng "Tidak apa-apa, masih ada waktu" Jawabnya
Haruto membuka pintu belakang mobil, namun ditahan oleh Yedam "Duduk didepan saja" Titahnya
"Pagi Haruto~" Sapa Hanbin riang. Dan itu, membuat Yedam brigidik ngeri mendengarnya. Sedangkan Haruto, ia hanya tersenyum mendengar tingkah so imut Ayahnya itu.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Hanbin pada Yedam.
Inikan sapaan Bobby pada Yedam setiap pagi, apa yang salah?
"Tidak ada" Jawabnya cepat
"Haruto kau sudah sarapan?" Tanya Hanbin dengan lembut
"Sudah ayah, tadi aku sarapan bersama Ibu" Katanya.
Tiga puluh menit berlalu, mereka sudah sampai di sekolah elit yang luas ini. Sekolah yang sangat diingin-inginkan Haruto.
"Jika sudah pulang telpon Ayah, biar Ayah jemput"
"Tidak usah samchon, aku akan mengajak Haruto ke rumah. Biar supirku yang menjemput" Sela Yedam
Hanbin sedikit kecewa, tapi mungkin itu lebih baik. Biarkan Haruto membiasakan diri dengan keluarganya.
"Ya sudah, kabari saja jika kalian sudah keluar"
"Oke Ayah, Terimakasih sudah mengantarku. Hati-hati" Ucap Haruto, dirinya masih belum terbiasa dengan perlakuan Hanbin, karena posisi Hanbin sekarang adalah seorang Ayah.
...
"Kau terlihat bahagia sekali" Goda Jennie
Hanbin sudah sampai dikantornya, hari ini ada pertemuan dengan perusahaan luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [hanlice]
RomansaOur story our life. I know what to say. I know how to play. But, this is so hurt for me to begin. Begin from early, and try to life together. Again. I will try.