#TWENTY ONE

12.3K 1.2K 53
                                    








Hay, good readers. MDU update kembali, dan emm story ini hanya tingal beberapa chapter lagi menuju end hehe, jadi jangan lupa untuk vomment nya kkk, dan story ini memiliki pengganti juga yang judulnya WE'RE THE JUNG'S, kalian baca juga yah hehe dan maaf jika story itu agak sedikit aneh, jess cuma coba buat yang lebih lain dan baru daripada yang lain kkk. Semoga kalian suka ^^


Okay, jangan banyak nyinyir lagi, selamat menikmati chapter ini ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okay, jangan banyak nyinyir lagi, selamat menikmati chapter ini ^^




^^HAPPY READING^^

*My Darling Uncle*

🌸

🌸

Awan yang mendung masih tampak tak mau beranjak dari langit dan masih dengan menurunkan rintikan hujannya membasahi bumi. Begitupun dengan Jaehyun dan Taeyong, setelah mereka berlalu dari hujan yang membasahi mereka, merekapun mandi. Jaehyun yang terlebih dulu mandi, sedikit di bantu oleh Taeyong. Kemudian merekapun menidurkan diri mereka di ranjang Jaehyun, berbaring saling menatap seolah dapat menelusuk kedalam benak masing-masing.

"Kau ingat? Terakhir kali kita seperti ini, kau meninggalkanku. Apa itu akan terulang kembali?" gumam Jaehyun membuat Taeyong terhenyak.

"Aku tak akan mengulang kesalahan ku untuk kedua kalinya Jaehyun. Tidak akan." Bisik Taeyong, tangannya terulur mengusap pipi Jaehyun, merasakan jika pipi pria itu sedikit mengalami perubahan. Lebih kurus.

"Kau melakukannya karena iba melihat keadaanku? Kumohon jangan memaksakan kebahagiaanmu untuk pria lumpuh sepertiku." Taeyong merasakan hatinya tertikam. Apa yang pria ini katakan?

Mendengar penuturan menyebalkan yang keluar dari bibir Jaehyun pun dahi Taeyong mengkerut tidak suka, dengan tanpa terduga lelaki mungil itu mendorong Jaehyun agar berbaring terlentang, menaiki pria itu kemudian kembali mendaratkan bibirnya keatas bibir Jaehyun, mengecupnya berkali-kali, kemudian berpindah kemata, hidung dan yang terakhir mencubit hidung mancung Jaehyun.

"Ya kau benar. Mengapa aku harus memaksakan kebahagiaanku untukmu?" ucap Taeyong membuat Jaehyun menatapnya nanar.

"Kau tahu? Aku tak perlu memaksakan kebahagiaanku untuk pria bodoh menyebalkan sepertimu, karena tanpa dipaksapun aku merasa bahagia dapat melihatmu saat ini. Menyentuhmu, berbagi kehangatan kembali, tersenyum, mengerjaimu, dan melihatmu ketika aku terbangun dan terlelap." Taeyong memeluk Jaehyun, menempatkan telinganya pada dada Jaehyun. Mendengar detak jantung pria itu yang berdegup-degup seperti miliknya. Dengan senyum penuh kelegaannya, Jaehyun mengecup puncak kepala Taeyong berkali-kali. Mereka terdiam menikmati keheningan yang bukannya terasa mencekam, justru terasa mendamaikan.

"Aku bukan pria yang kau inginkan Taeyong. Aku tidak dapat memenuhi apa yang kau inginkan. Kau bisa melihatnya sekarang, aku lumpuh. Kau berhak memiliki seorang pria yang lebih baik dariku." Helaan nafas keluar dari bibir Taeyong. Ia berusaha tidak menggeram kesal mendengar sikap pesimis Jaehyun. Pria itu benar-benar menjadi luar biasa sering merendahkan diri semenjak Taeyong terakhir kali melihatnya tiga tahun lalu.

M.D.U (Jaeyong) - (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang