Part 13

35 12 4
                                    

Gaby mengikuti Ray ke rumahnya, karena ia tidak punya tempat tinggal dan tidak ingat rumah sakit ia dirawat.

"Hey, hantu jelek, kenapa kamu masih mengikuti ku?" tanya Ray dengan sinis.
"Kau tidak kasihan apa melihatku seperti ini? Aku ini hantu baik yang hilang dan tidak tau harus kemana" ucap Gaby.
"Lalu? Apa itu menjadi urusanku?" tanya Ray lagi kepadanya.
"Tentu saja! Karena dengan kamu bisa melihatku dan berbicara denganku itu sudah sangat berarti kau berurusan denganku" ucap Gaby.
"Daripada aku dikira orang gila, lebih baik kau berhenti berbicara denganku" ucap Ray.
"Baiklah, tapi aku akan mengikutimu terus" ucap Gaby.
"Terserahlah" ucap Ray dengan tidak peduli.

Setelah sampai di apartemen Ray, Gaby tetap mengikuti kemana pun Ray pergi dan ia tidak berhenti mengajaknya berbicara sampai ia membalas semua pertanyaan yang ditanyakan Gaby.

"TOLONG, BISAKAH KAU BERHENTI SEBENTAR SAJA? AKU HARI INI SUDAH KELELAHAN DI KULIAH DAN SEKARANG BERTAMBAH LAGI BEBAN GW KARENA ADA LU" ucap Ray dengan nada tinggi.

"Maaf, aku tidak bermaksud..." ucap Gaby yang terbata-bata, lalu ia lari sambil menangis keluar dari apartemen Ray.

Setelah beberapa menit Ray menyadari kalau tadi ia menjadi sosok yang sangat jahat dan telah membuat Gaby menangis, sebenarnya Ray adalah sosok yang gentleman, tapi sepertinya hari ini ia sangat kelelahan dan melampiaskan semua amarahnya kepada Gaby.
Karena merasa bersalah, ia pun keluar untuk mencari Gaby.
Setelah sekitar 15 menit ia berkeliling, ia tidak menemukan Gaby, karena sudah menyerah, ia pergi ke atap untuk mencari udara.
Ternyata di atap ada seseorang yang sedang duduk di ujung balkon, setelah beberapa saat, ia menyadari kalau orang yang duduk di pinggir balkon itu adalah Gaby.

"Hey, are you okay?" tanya Ray yang sedang menghampiri Gaby.
"Um, iya aku baik-baik saja" jawab Gaby.
Mereka menikmati indahnya malam hari ini. Lalu Gaby mengangkat suara.
"Pernah ga sih lu berada disituasi yang gabisa ngomong apa - apa dengan siapapun dan lu cuman bisa ngomong sendiri, seakan - akan lu lagi ngebayangin ngomong sama orang lain" ucap Gaby.
"Nggak sepertinya" ucap Ray.
"Itu adalah situasi gw saat ini dan gw berharap banget ada orang yang bisa denger gw, gw udah hampir menyerah dan nggak tau harus gimana lagi, sampai gw ketemu lu. Lu yang merubah pikiran gw, yang selama ini gw kira ga bakal ada orang lain yang bisa liat dan bicara sama gw tapi ternyata ada lu" ucap Gaby.
"Oh gitu" ucap Ray tak acuh.

Lalu sejak saat itu Gaby sedikit menjaga jarak dengan Ray tetapi ia tetap mengikuti kemanapun Ray pergi.

"Uh, Ray?" ucap Gaby.
"Ya? Kenapa?" tanya Ray.
"Aku lapar.... Apakah kau bisa membuatkan makanan untukku?" tanya Gaby.
"Hm... bisa sih, tapi bagaimana cara kamu memakannya?" tanya Ray dengan bingung.
"Ya seperti orang pada umumnya" jawab Gaby.
"Oh, baiklah akan kubuatkan. Kamu ingin makan apa?" tanya Ray lagi.
"Um.. aku ingin makan daging" jawab Gaby.
"HEY, kamu tau tidak seberapa mahalnya daging itu?!!" ucap Ray dengan sedikit nada tinggi.
"Tentu saja aku tau, tapi aku sudah lama tidak makan daging dan aku ingin sekali memakannya saat ini" ucap Gaby dengan wajah memelas.
"Huft... Baiklah akan kumasakkan kamu daging, tapi ingat kita tidak bisa sering-sering makan daging karena persedian dagingku tidak banyak" ucap Ray dengan pasrah.

Setelah selesai memanggang daging untuk Gaby, Ray menatap Gaby dengan tatapan yang kaget, karena Gaby langsung makan dengan lahap sehingga dagingnya tinggal sedikit.

"Hey, makannya pelan - pelan saja, kamu terlihat seperti sedang dikejar setan" ucap Ray mengangkat pembicaraan ditengah keheningan karena Gaby makan sangat lahap.

"Hum, baiklah" ucap Gaby sambil mengunyah daging dengan nasi.

Setelah selesai makan, Gaby pergi ke kamar tidur Ray dan ia langsung merebahkan badannya diatas kasur yang sangat empuk itu. Ray sedang mencuci piring jadi ia tidak melihat Gaby kemana, setelah selesai mencuci piring ia berhendak mengganti baju di kamar tidurnya. Ray sudah membuka bajunya saat berjalan ke kamar tidur, ketika ia sampai di kamar tidurnya, Gaby langsung berteriak dengan kencang dan pipinya memerah. Sedangkan Ray kembali memakai bajunya.

Setelah beberapa saat yang canggung, Ray mulai mengangkat pembicaraan.

"Jadi, karena kita akan tinggal serumah. Ada beberapa peraturan yang harus dibuat" ucap Ray.
"Aku setuju, kita harus membuat beberapa peraturan" ucap Gaby.
"Okay, yang pertama, kamu tidak boleh memasuki kamarku, aku akan menyiapkan kamarmu. Kedua kamu tidak boleh mengambil makanan dikulkas semaumu. Dan yang terakhir, jika kamu tidak sengaja melihatku tanpa busana, kamu harus pura - pura tidak lihat dan pergi saja dari tempat itu" ucap Ray.
"Baiklah, tapi soal peraturan nomor 2. Apakah kamu tidak akan menyisihkan beberapa snack untukku?" tanya Gaby.
"Hm.. itu akan kupikirkan" ucap Ray.

Hari - hari berlalu dan Gaby dengan Ray semakin dekat dan mereka mulai menumbuhkan benih - benih cinta. Tetapi Ray tidak menunjukkannya karena ia sangat takut jika nanti Gaby menghilang atau pergi, karena pada akhirnya semua roh akan pergi atau menghilang.

Gaby mulai menceritakan tentang dirinya, kalau ia tidak mengingat satu hal apapun sebelum menjadi roh. Hari demi hari mereka mulai menunjukkan rasa sayang kepada satu sama lain dan mereka sangat senang akan itu. Ray pun sudah terlalu cinta kepada Gaby, walaupun ia tau tidak akan mungkin hubungan mereka akan berjalan baik, tetapi Ray tetap melakukan hal - hal seperti orang pada umumnya yang saling cinta satu sama lain.

Sampai beberapa hari kemudian Gaby semakin menyerah menjadi roh, ia merasa sepertinya ia harus kembali ke alam baka. Lalu ia merasakan sesuatu yang sakit di dadanya dan karena hal itu membuat ia dituntun ke sebuah rumah sakit. Ternyata itu adalah rumah sakit dimana Gaby dirawat. Gaby dituntun ke kamar ia dirawat. Gaby kaget dengan apa yang ia lihat, karena ia pikir ia sudah meninggal. Padahal disana ia melihat tubuhnya terbaring lemah dengan banyak alat bantuan medis disekitarnya dan itu membuat ia memiliki sedikit harapan dan kepercayaan akan hidupnya.

Gaby kembali ke apartemen Ray. Saat ia kembali Gaby melihat ada seorang perempuan sedang bersama Ray. Lalu Gaby berlari dari apartemen Ray. Sedangkan Ray melihat Gaby datang, ia berlari mengejar Gaby untuk menjelaskan tentang semuanya. Tetapi hal itu sudah terlambat, karena Gaby benar - benar menghilang.

Hal terakhir yang Ray lihat adalah roh Gaby sudah seperti mau menghilang, karena itu ia langsung berlari mengejarnya. Ray sangat takut hal yang paling ia takuti benar - benar terjadi.

Sudah berhari - hari Ray mencari Gaby, tetapi hasilnya nihil. Ray bahkan sudah tidak tidur untuk 3 hari, karena ia sudah terlanjur sayang dengan Gaby dan ia rasa Gaby juga merasakan hal yang sama.

Sedangkan di rumah sakit Gaby dirawat. Gaby sudah sadarkan diri sejak 3 hari yang lalu yang membuat keluarga dan semua teman - temannya sangat senang. Hari ini adalah hari terakhir Gaby dirawat, karena keadaan Gaby sudah membaik, hari ini ia dibolehkan pulang, tetapi ia harus menggunakan kursi roda karena ia sudah koma selama 2 tahun dan membuat ia jadi susah untuk berjalan.

Hal yang terjadi selama Gaby menjadi roh, ia tidak bisa mengingatnya sama sekali. Gaby hanya mengingat kalau ia tertidur dengan pulas.

Saat Gaby sedang dibawa turun untuk pulang ke rumahnya. Disaat itu juga Ray sedang mencari Gaby di dekat rumah sakit Gaby dirawat. Lalu mereka berpapasan akan tetapi mereka berdua tidak menyadari hal itu. Sampai Ray berbalik dan melihat dengan lebih jelas kalau itu adalah Gaby.

Ray hendak memanggil nama Gaby, tetapi ia kurang cepat, karena Gaby sudah naik mobil dan berlalu pergi bersama keluarganya.

             ------------------------------------
MAAF BANGET YA BARU SEMPET UP LAGI.
AUTHOR MAU BILANG TERIMA KASIH BANYAK UNTUK PARA READERS YANG MASIH SETIA, MAAF KALAU ADA PENULISAN KATA ATAU KALIMAT YANG KURANG TEPAT, MAKLUM MASIH MUDA HEHE.

JANGAN LUPA VOTE DAN ADD KE LIBRARY YA!

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang