Kang Hyunae tertawa gelak menyaksikan siaran komedi yang tengah tayang di layar televisi. Dengan tangan kiri yang memeluk erat toples berisi selai jeruk dan tangan kanannya yang asyik menyuapkan isi toplesnya ke dalam mulutnya.
Ya, semenjak hari saat Hyunae menghabiskan setoples penuh selai jeruk, Seokjin langsung membuatkan kembali selai jeruk untuknya keesokan harinya. Sungguh Hyunae beruntung memiliki suami yang sangat paham selera makannya seperti sekarang.
Sedangkan Kim Seokjin, kini tengah berkutat di ruang kerjanya karena Hyunae melarangnya pergi ke restoran sejak kemarin. Membuat Seokjin mau tak mau mengerjakan segalanya di rumah. Beruntung Yoongi tak banyak menolak saat Seokjin memintanya membawa beberapa berkas laporan dari kantornya di restoran ke rumah semalam.
Di satu sisi Seokjin kesal dengan Hyunae yang melarangnya pergi ke mana-mana. Namun di sisi lain ia juga senang karena Hyunae sering bermanja-manja padanya semenjak kehamilannya. Walaupun terkadang Hyunae berdalih bahwa itu merupakan permintaan bayinya.
Seokjin melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya. Tangannya terangkat mengusap kedua matanya yang perih akibat menatap layar laptopnya terlalu lama.
Seokjin mulai merasakan perutnya lapar. Ia baru teringat bahwa dirinya hanya sarapan dengan selembar roti dengan selai cokelat tadi pagi. Seperti biasanya karena Hyunae tak memasak. Sang istri benar-benar tak makan apapun selain selai jeruk buatannya.
Seokjin akhirnya keluar dari ruang kerjanya dan menuruni anak tangga. Berniat memasak sesuatu untuk mengisi perutnya. Langkahnya terhenti saat melihat Hyunae tertidur di sofa ruang tengah.
Seokjin tertawa kecil saat menghampirinya. Pasalnya, tangan Hyunae masih memegang erat toples selai jeruknya. Lantas Seokjin mengambil alih toples kecil tersebut dan membawanya ke ruang makan, meletakkannya dalam kotak rotinya. Membiarkan Hyunae menikmati tidur siangnya.
*
*
*“Akh—”
Seokjin terkekeh geli saat Hyunae secara tiba-tiba melingkarkan tangan pada lehernya dari belakang. Beruntung Seokjin sudah menelan nasinya.
“Kau sudah bangun? Tidurmu nyenyak?” tanya Seokjin. Masih terkekeh mengingat Hyunae yang tertidur bersama selai jeruknya.
Hyunae hanya mengangguk. Masih enggan mengeluarkan suaranya. Rasa kantuk masih sedikit menyelimutinya.
Hyunae makin menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher dan bahu Seokjin. Mencari kenyamanan di sana. Tak peduli bahwa sang suami sedang menikmati makan siangnya.
“Hyunae-ya, duduklah. Kakimu bisa sakit kalau berdiri terus di belakangku,” ujar Seokjin.
“Hmm? Aku baik-baik saja,” sahut Hyunae.
“Tapi aku sedang makan. Duduklah,” ujar Seokjin lagi. Hyunae pun mau tak mau menuruti perkataannya, menarik satu kursi di depan Seokjin dan menyembunyikan wajahnya di atas meja.
“Hyunae-ya, kau pusing?” tanya Seokjin. Hyunae sontak mengangkat wajah dan menggeleng sebelum bersandar pada punggung kursi.
“Aku masih sedikit mengantuk,” jawab Hyunae seraya terkekeh.
“Mau jalan-jalan keluar setelah ini? Mau makan sesuatu? Kau belum makan hari ini,” ujar Seokjin. Ia tahu bahwa Hyunae hanya mengisi perutnya sepanjang hari dengan selai jeruknya dan susu hangat saat sarapan.
“Hmm, Eat Jin’s?” tanya Hyunae.
Matanya seakan berbinar saat Seokjin mengajaknya keluar rumah. Dan hanya restoran Seokjin yang terlintas di pikirannya. Merindukan susu jeruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A HUSBAND
Fanfiction💕 (KIM SEOKJIN 31)-Terpaksa menikahi putri dari sahabat orang tuanya. Semua tak akan terjadi manakala hal tersebut bukanlah permintaan terakhir sang ayah. Seokjin berjanji akan menuruti apapun yang menjadi permintaan ayahnya. Namun siapa sangka jik...