-Dua

166 13 2
                                    

Selamat membaca❤

     Di dalam mobil,Lyla terus menerus mengumpati orang yang baru saja bertemu dengan Lyla di jalan tadi.Lyla bahkan sudah memukul-mukul stir yang ada dihadapannya

Sudah dibilangkan,emosi Lyla selalu saja terpancing jika berurusan dengan orang itu dan sekarang,Lyla belum bisa menurunkan emosinya sedikitpun

Biasanya, Lyla akan bermain gitar kesayangannya untuk meredam emosinya atau terkadang dengan menuangkannya dalam sebuah puisi

Tapi sekarang Lyla sedang berada di dalam mobil, jadi ia tidak bisa berbuat apa-apa

Karena malas untuk pulang kerumah,Lyla memilih untuk berkeliling-keliling dulu

Setelah agak lama berkendara, Lyla memutuskan untuk berhenti di sebuah taman

Lyla suka sekali datang ke taman ini, karena saat sore hari,pasti ada banyak sekali anak-anak ditaman ini

Lyla turun dari mobilnya dan bergegas membeli beberapa cemilan untuk dibagi-bagikan pada anak-anak itu

Setelah merasa cukup dengan cemilannya, Lylapun langsung masuk ke area taman. Tapi Lyla terlambat, karena sudah ada seorang laki-laki yang membagikan makanan kepada anak-anak itu

Lylapun memberanikan dirinya untuk menghampiri orang itu

"permisi"ucap Lyla

"iya, ada apa? "tanya orang itu

"bambang?, ngapain lo ada disini? "tanya Lyla setengah berteriak

"gak usah teriak friwaifi, gue gak budek"ucapnya sambil mengelus telinganya, yang bukan lain adalah Dazen

"ya guekan kaget, secara gak ada alasan buat lo ada disini"jawab Lyla

"lo selalu nilai orang dari luar ya?, keliatan banget dari ucapan lo barusan"jawab Dazen

"eh, bukan gitu, gue cuman ngerasa aneh aja"jawab Lyla canggung

"gausah merasa bersalah gitu, lagian lo juga gak salah berpikir begitu melihat penampilan gue yang urakan kalau ada disekolah"jawabnya panjang

"jadi kenapa lo disini? "tanya Lyla

Bukannya menjawab, Dazen justru melangkah kesebuah bangku lalu mendudukkan dirinya disana. Tak lama iapun melambaikan tangannya seolah-olah mengajak Lyla untuk duduk bersama dengannya

Lylapun segera menghampirinya dan duduk disampingnya

"lo mau tau kenapa gue ada disini? "tanya Dazen yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Lyla

"dulu gue itu tinggal disini" jawab Dazen sambil menengadahkan kepalanya ke langit

"maksudnya? "tanya Lyla yang tidak paham arti ucapan Dazen barusan

"dulu gue tinggal di panti asuhan itu selama hampir enam tahun"jawab Dazen sambil menunjuk sebuah bangunan bertuliskan panti asuhan bunda

Lyla baru menyadari kalau disekitaran taman ini ada panti asuhan, itupun karena di beri tahu oleh Dazen

"dulu,gue tinggal disana dengan diselimuti kebahagiaan, tapi tak lama, ada sepasang suami istri yang mau adopsi gue, awalnya gue seneng karena gue kira gue bakal ngerasain indahnya punya orang tua"cerita Dazen

"terus habis itu gimana? "tanya Lyla cepat karena ia sangat penasaran

"sabar kali friwaifi, biarin gue napas dulu"ucap Dazen malas

"lah emang sebelumnya lo gak napas?"tanya Lyla

"ya napaslah, yakali gak napas, gue mati dong"ucap Dazen

Shit SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang