[3] kios kantin

6.2K 1K 72
                                    

Yuri mendengus sebal, gak tau kenapa dia lama lama capek juga dengerin Hitomi sama Chaewon ngoceh kisah mistis mulu gak ada habisnya.

"Guys plis deh, tugas numpuk banget gak mau dikerjain gitu?"

Hitomi dan Chaewon terdiam, "Iya ini mau ngerjain kok."

"Bilang aja deh kalo lo takut iyakan," goda Chaewon.

Yuri menepis tangan Chaewon yang mencoba menyentuh pipinya, "Apaansih enggak."

Kemudian Chaewon melanjutkan belajarnya. Sedangkan Yuri tiba tiba kepikiran sama cerita Hitomi.

Yuri gak mendengar terlalu jelas soalnya dia tadi pake earphone.

Dari pada kepikiran terus, Yuri memutuskan untuk terus mengerjakan tugasnya sampai tuntas.







👻👻👻







"Heh makromah! Lo pikir gua ngibul?"

"Yakan lo emang tukang kibul. Lagian kios kantin kita itu cuman sebelas bukan dua belas!!!"

Yuri mendelik ketika melewati dua orang cewek yang kini tengah berdebat di kursi depan kelas mereka, nama mereka adalah Ahn Yujin dan Choi Yena, teman Yuri juga hanya saja beda kelas.

"Astaga Jin, gua seriusan! Dua rius malah! Kalo lo gak percaya ntar deh pas selesai istirahat kedua lo samperin aja tuh kantin kan udah mulai sepi dan tutup," jelas seseorang yang bernama Choi Yena itu.

"Ogah gua Yen, mendingan bolos pulang," sahut Yujin.

Yuri hanya menyimak perbincangan mereka dari jauh. Kenapa bisa kedengeran? Mereka ngoceh gede banget suaranya.

Sesaat waktu istirahat kedua sudah selesai, Yuri tiba tiba kelaperan padahal pas jam istirahat dia gak laper sama sekali.

Yuri jalan ke kantin sendirian, soalnya dia ngajakin Hitomi dan Chaewon ditolak gara gara tugas mereka belum selesai, sedangkan Yuri udah.

Terpaksa dia pergi ke kantin sendirian.

Untuk pertama kalinya seorang Jo Yuri merasakan bulu kuduknya berdiri ketika memasuki kantin. Entah kenapa secara tiba tiba atmosfer di sana berubah 180 derajat.

Benar, ketika istirahat kedua selesai maka kantin akan terlihat sangat sepi, ditambah kantinnya indoor dan memiliki jendela serta perlu penerangan.

Cuaca di luar mendung membuat kantin semakin jadi menyeramkan dan lampu kantin tidak dinyalakan satupun.

Yuri meneguk air liurnya susah payah, matanya terus terusan mencari kios manakah yang masih buka.

Ada salah satu kios yang masih buka, tapi dari tempat Yuri berdiri sangatlah gelap, alias terlalu jauh juga dari Yuri.

Karena perutnya sudah tidak tahan lagi, Yuri memutuskan untuk pergi kesana dan memesan sebuah makanan.

Yuri sampai di kios itu, ternyata ada banyak berbagai macam makanan yang menurutnya sangatlah lezat.

"Pak, mi ayamnya satu ya," kata Yuri.

"Iya neng."

Yuri duduk di salah satu meja terdekat, kemudian dia menunggu sambil sesekali main hape.









Minju
|ping!
|p
|yuri

Yuri
Hah?|
Knp?|

Minju
|cepat pergi dari sana
|buruan
|-yena

Yuri
Gua lagi makan|
Gak bisa nanti aja|
Udah laper|

Minju
|semua kios di kantin udah tutup yur
|yang lo liat kemungkinan kios ghaib
|coba deh lo cek itu paklek nya napak apa kagak
|makanannya beneran apa ulet atau belatung gitu









Yuri menatap horor hapenya, kemudian dia merasakan ada angin yang berhembus dengan kencang melewati tengkuknya.

"Neng ini...,"

Yuri menelan air liurnya susah payah ketika mendapati isi mangkok yang dia pesan sebagai mi ayam menjadi sebuah cacing plus ayam busuk.

Yuri yang menatap lurus ke arah mangkok tersebut masih bisa merasakan kalo ada seseorang yang berdiri di sisi kanannya.

Perlahan tapi pasti Yuri mendongakkan kepalanya, kemudian dia terkejut menemukan paklek tadi kini sudah berpenampilan penuh darah dan ada pisau yang menancap di perutnya.

"AAAA—"

Yuri berlari namun secara tiba tiba dia tertabrak oleh Yena yang sekarang mengaduh kesakitan.

"Aduh Yen maaf bang—"

Yuri yang merasakan kalau paklek hantu tadi bergerak ke arahnya dengan tertatih tatih.

"YEN BURU BANGUN ITU SETAN NGEJAR GUAAAAA!"

Yena buru buru berdiri dan langsung lari juga, gak lupa mereka berdua lepas sepatu soalnya licin karena hujan sangat deras.

twelve | izoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang