Nako meringis sesekali. Dirinya sedang takut, bingung, kesal karena bayangan sosok di langit langit perpustakaan itu terbayang terus menerus.
Padahal saat itu Nako tak sengaja menemukan Yujin yang ketakutan, dan Nako terlihat oleh sosok itu.
"Ko kenapa lo diem terus sih?" Tanya Minju pelan karena pelajaran masih berlangsung.
Nako menggeleng pelan, "Gak papa Ju."
Minju kembali menatap papan tulis, sedangkan Nako terlihat memperhatikan juga namun pikirannya kosong.
Hiks... hiks... hiks...
Nako terdiam, tubuhnya merinding, padahal saat ini kelas sunyi karena guru yang menjelaskan di depan. Tapi suara rintihan itu terdengar dengan jelas di telinga Nako.
Mata Nako menatap seluruh isi kelas, namun ia tak menemukan siapapun yang bersuara saat itu.
"Halusinasi aja kali ya," racau Nako sambil terkekeh pelan.
Hiks... hiks... hiks...
Tubuh Nako kembali menjadi kaku serta bulu kuduknya berdiri, dari manakah asal suara tersebut?
"ENTAR JAM 12 ADA SUARA RINTIHAN PERCAYA AJA!"
Seluruh isi kelas terfokus pada suara yang berasal dari luar kelasnya.
"INI MASIH SIANG YAKALI!?"
Guru kelas Nako yang berperawakan tinggi itu keluar kelas kemudian menegur siswa yang berteriak di jam pelajaran.
Seluruh siswa ribut, tetapi Nako hanya diam. Kemudian dia melirik ke arah jam tangannya.
"Udah jam 12 lewat...."
Hiks... hiks... hiks...
Nako merasakan kalau suara itu kini benar benar jelas seolah olah berada di sebelahnya.
Pelan pelan Nako melirik ke sebelahnya, yang sebenarnya kursi Minju. Tetapi apa yang dia lihat sekarang adalah kelas seketika kosong, hanya ada Nako seorang diri.
"Hah? Gua ada dimana?" Tanya Nako pada dirinya sendiri.
Nuansa kelasnya berbeda dengan kelas yang Nako tempati saat itu, kemudian Nako berjalan ke arah depan dimana di sana ada kalender.
"Tanggal 12 April 2007?" Gumam Nako pelan, tangannya bergerak untuk memastikan apakah kalender ini benar atau tidak.
Masalahnya adalah, Nako saat ini bersekolah di tahun 2018.
"Ini mimpi atau apa?" Gumamnya lagi.
Hari itu sedang siang, Nako melirik ke arah jamnya, jam 12 juga, tapi entah kenapa tidak ada seorang pun di kelas ini. Bukannya hari ini adalah hari sekolah?
Tak lama ada seorang gadis yang datang ke dalam kelas sambil menangis. Kemudian dia duduk di kursi sebelah Nako, alias kursinya Minju.
Badan Nako seketika merinding karena suara rintihan itu sama persis seperti apa yang dia dengar sebelumnya.
Nako memperhatikan gadis tersebut, awalnya hanya menangis, namun kemudian gadis tersebut mengeluarkan sebuah cutter dari dalam tasnya.
"Hiks... hiks... hiks... aku akan mengakhiri hidupku...,"
"AAAAAAAAAAAAAA!!!"
Nako berteriak histeris saat cutter tersebut menusuk tepat di jantung gadis tersebut.
"Nako?"
"Yabuki Nako?"
"NAKO!"
Nako mengangkat kepalanya, kemudian dia menatap sekelilingnya dengan nafas yang sudah memburu, tubuhnya berkeringat hebat. Kemudian guru yang mengajar di kelas Nako mendatangi dirinya.
"Nako, kamu gak papa?"
Nako mengerjapkan matanya beberapa kali, ternyata tadi dia bermimpi.
Tapi..., mengapa sangat terasa nyata?
"Gua kenapa?" Tanya Nako pada Minju.
"Lo tadi tidur, terus gerak gerak dan berakhir teriak sendiri, kenapa lo?" Sahut Minju sambil bertanya.
Nako menggeleng pelan, "Gak papa. Tadi gua mim—"
Nako membungkam mulutnya ketika melihat gadis yang sebelumnya berada di mimpinya itu berada di pojok kelas sambil menyeringai dengan cutter yang tertancap di dadanya dan baju yang berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
twelve | izone
HorrorSetiap sekolah tentu saja memiliki kisah tersendiri di dalamnya, salah satunya adalah SMA Angkasa 48. Karena jumat kliwon semakin dekat, katanya, kisah mistis itu bersangkutan dengan dua belas dan memang ada 12 kisah yang telah tersebar. Hal ini ten...