[11] pohon rindang

4.6K 821 139
                                    

Saat ini pelajaran kelasnya Minju kosong, guru yang masuk ada dinas di luar kota dan cuman dikasih tugas. Minju udah selesei ngerjainnya.

Karena udah selesai, Minju memutuskan untuk pergi ke area taman yang ada di belakang gedung utama, di sana ada pepohonan yang rindang dan rerumputan.

Minju duduk di salah satu pohon yang sangat rindang namun dikisahkan ada penunggunya.

Minju belum pernah mendengar kisah mistis ini, yang dia tau hanya sebagian karena mendengar kisah simpang siur yang lalu di telinganya.

Wonyoung bersama Yena dan Yujin berjalan jalan di sekitar taman itu, biasalah anak bandel bolos.

Ohiya sebenarnya Wonyoung udah lama keluar dari rumah sakit semenjak kejadian toilet itu, tapi selama beberapa hari juga dia masih mengurung diri di rumah.

Minju duduk dengan tenang, cemilan dan segelas es di sampingnya menemani kegitan Minju yang sukai, yaitu menggambar.

"Cuy bek samperin Minju," ajak Yujin sambil nyenggol Yena.

Yena mendelik, "Ogah gua mah, lo gak liat dia duduk dimana itu? Mending gua lari aja."

"Iya ih gua males kena macem macem lagi," timpal Wonyoung, cukup sekali aja dia merasakan hal yang tak mengenakan.

"Iya juga sih," sahut Yujin kemudian melirik ke arah Minju, "Tegur aja gih Na supaya gak di situ."

"Lo aj—"

"Daun apa deh itu yang jatuh?" Celetuk Wonyoung heran.

Mereka bertiga memperatikan secara seksama, kemudian mereka saling pandang dan langsung lari.

"LARIIIIII!"

Mereka bertiga langsung lari, kemudian Minju yang sedang asik menggambar itu menatap mereka dengan heran, "Hobi banget lari larian tuh bocah."

Minju kembali melanjutkan gambarannya, namun terhenti ketika ada sebuah daun yang gugur di atas bukunya.

"Daunnya masih hijau loh padahal?" Gumam Minju.

Daunnya di buang, Minju ngelanjutin gambarnya.

Sampai ketiga kalinya ada lagi daun yang gugur, namun kali ini tidak hanya daun.

Ada darah yang menempel di daun tersebut, tangan Minju bergetar hebat, tubuhnya meremang, angin berhembus melalui tengkuknya, kakinya lemas.

"A-Apa i-in—"














Tes...., tes...., tes....,













Mata Minju melebar dengan sangat hebat karena ada tetesan darah segar yang mengenai buku gambarnya, membuat hasil gambar Minju itu menjadi menyeramkan karena darah tersebut.

Bukannya berhenti, darah itu semakin deras. Secara perlahan Minju mendongakkan kepalanya ke atas.

Minju hanya bisa menangis dalam hati karena dia mendapati sosok penunggu pohon yang kini menatapnya dengan cengiran lebar, dari mulutnya mengeluarkan darah segar terus menerus.

Minju menatap mata itu, mata yang sangat hitam dan membuat Minju terasa seperti terjebak di sana.

Terjebak di dalam kegelapan. Seperti kehampaan, keputusasaan, kesedihan.

Eunbi yang lagi lewat di daerah taman itu sama Chaeyeon langsung kaget dan shock gitu karena mendapati Minju yang badannya terangkat ke atas tanpa ada apapun yang menahannya atau menariknya.

"Chae..., itu k-kenapa?"

Chaeyeon menggeleng keras, "Gua gak tau Bi, tapi ayo samperin dia sekarang."

Eunbi dan Chaeyeon berlari ke arah mereka, namun tiba tiba ada yang meneriakinya untuk berhenti.

"WOI STOP JANGAN!" Seru seseorang.

Otomatis Eunbi dan Chaeyeon berhenti, menoleh ke arah belakang dan mendapati Nako dengan wajah paniknya.

"Jangan," ulang Nako.

"Kenapa? Itu bahaya banget tau gak sih?" Sahut Chaeyeon.

"Iya gua paham. Tapi itu cuman pembelajaran supaya Minju lebih sopan lagi, kalo mau ke sana itu harus permisi, izin dulu mau ngapain jangan langsung nyelonong," jelas Nako.

"Tapi itu badannya keangkat angkat plis?" Kata Eunbi.

"Gak papa. Nanti dia balik lagi seriusan, kita cuman perlu ngawasin dari jauh. Lagian kalo itu penunggu mau macem macem yang berlebihan sampai melayang nyawanya bakalan ketahuan kok."

Eunbi dan Chaeyeon hanya bisa terdiam mendengar ucapan Nako.

Entah apa yang sosok itu lakukan dan katakan, tapi setelahnya Minju pingsan dan keesokan harinya demam tinggi.

twelve | izoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang