Kayanya lebih baik jangan baca pas puasa. Read at your own risk. I warned you,
[]
I'm trying to be calm, i really did.
'
'
'Back to summer,
Bagaimana jika ada orang yang akan bahagia jika kau terluka? Apa kau sanggup? Menahan semua luka di kulit dan hatimu, untuk orang lain. Demi kebahagiaan mereka?
Melakukan itu mudah, tanggung jawab nya yang sulit.
Plakk
Plakk
Bugh-
"Seharusnya aku yang mendapat peringkat pertama, tapi karena kau semuanya hancur."
Bisa di ingat sangat jelas, saat itu gadis berambut panjang sepinggang dengan pita di rambutnya terus-menerus menampar Ji yan. Masalahnya sepele, tentang peringkat.
Ia menganggap Ji yan penghancur harapannya. Dengan mengikuti semua kursus mahal dan melelahkan ternyata tidak cukup mengalahkan Ji yan yang hanya bermodal bolpoin dan kertas.
Tapi Ji yan tidak mau ambil pusing untuk urusan satu ini. Melihat teman sekelasnya ini menghancurkannya, menurut nya ini bukan hal besar.
Ji yan melakukannya dengan sukarela. Ia tau, sosok didepannya ini butuh pelarian, butuh sedikit hiburan mungkin. Tidak, maksudnya butuh kebahagiaan.
Ji yan ingat sekali, saat musim salju terakhir bulan lalu. Ji yan berjalan di pinggir jalan dekat danau. Disana sangat tenang, tetapi atensinya beralih waktu itu, yang biasanya melihat pinggiran danau lalu beralih ke arah mobil mewah dekat jembatan. Ia melihat seorang wanita tua menjambak rambut seorang gadis yang ia yakini itu teman sekelasnya.
'Hyemi? Kenapa dia?'
Saat itu hanya kalimat itu yang terpikirkan oleh Ji yan. Sedikit bingung, ada apa dengan salah satu wanita yang suka menindasnya di sekolah. Berbanding terbalik sekali raut wajah Hyemi saat itu.
Biasanya wanita ini akan menampilkan garis wajah yang angkuh dan keras. Tapi sosok yang Ji yan lihat saat itu, Hyemi hanya seorang anak perempuan yang lemah dan tak berdaya. Mirip seperti dirinya. Mungkin lebih menyedihkan.
"Hyemi!! kau ini benar-benar tidak tahu terimakasih ya. Aku memfasilitasi semua keperluan belajarmu!! Tapi lihat, peringkat 1 saja kau tidak mampu. Aku malu mempunyai Putri sepertimu, cih."
"Harga diriku lebih penting daripada kau! Seharusnya kau ingat itu!"
Ji yan melebarkan matanya, apa? Jadi kehidupan Hyemi jauh dari ekspetasi sempurna yang di pikirkan Ji yan. Dia salah. Salah besar. Tidak semudah itu menilai orang bahagia.
Setelah melihat kejadian itu, Ji yan sedikit berfikir. Awalnya mungkin ia mengira hidup nya tidak punya tujuan. Hingga dia melihat Hyemi yang juga menderita, namun memilih melampiaskannya dengan cara yang berbeda, memukuli Ji yan misalnya.
Ji yan dengan sukarela menjadi bahan untuk Hyemi, setidaknya dengan begitu mungkin hidup Ji yan bisa sedikit berarti. Membuat orang lain bahagia dengan caranya sendiri. Memang tidak benar caranya, tapi Ji yan tidak punya pilihan saat itu. Semua tergantung pilihan masing-masing, dan Ji yan memilih jalannya sendiri.
Semua itu menjadi satu, terkumpul rapih di dalam ingatan Ji yan, menjadi sebuah memori lama. Otak dan isi nya dari setiap orang itu berbeda, memori yang tersimpan juga lain. Mata, hidung, telinga, bahkan lidah memberi memori dan kesan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless. 'J.J.K'
Fanfiction[DIBUKUKAN] Saat seseorang lebih merasa bahwa ia digilai, bukan dicintai. Memaksa wanita dengan rambut pendek bernama Ji yan menerima semua perlakuan Jeon Jungkook. Bahkan saat belum saling mengenal, pemuda Jeon itu dengan bibir manisnya berkata, ...