21 : Ji - Know

4.4K 673 187
                                    

It leaves me feeling seasick, baby.
'
'
'

Dua hari berlalu, tanpa ada kabar apapun dari Jungkook. Taehyung juga tidak mengunjunginya lagi sejak pagi itu. Ji yan hanya berpikir sederhana. Jungkook tidak lagi peduli dengannya, dan Taehyung tidak begitu menganggapnya ada.

Kalau dipikir-pikirpun, situasi saat ini lebih menguntungkan baginya. Ia bisa sedikit menghirup udara bebas tanpa memikirkan beban apapun. Meski ia juga sedih, jujur saja Ji yan tidak bisa menahan air mata ketika ingat kalimat Jungkook yang mengusirnya saat itu.

'Pergilah, anggap saja aku merelakan uangku.'

Tapi untuk apa? Ingin mengharap bahagia seperti kemarin-kemarin? Toh hidupnya sudah menderita sejak awal. Seharusnya ia tidak mencoba memiliki apa yang memang sejatinya bukan untuknya. Masih bisa bernafas, dan bertemu dengan kebaikan kecil dari orang lain saja sudah lebih dari cukup.

Terlepas dari semua itu, Ji yan memikirkan satu hal yang tidak ia mengerti. Saat Taehyung menjelaskan satu dua hal, ia kerap kali menyebut kata 'Crip'. Kata itu digunakan sebagai subjek atau kadang objek mengenai sesuatu yang dikaitkan dengan dirinya dan Jungkook.

Apakah semacam grup? kelompok? Mafia?

[]

"Ji yan~ Urimanieo~"

Apa-apaan sapaan itu? Bagaimana seseorang yang terlihat menyeramkan menyapanya seperti pacar yang baru saja pulang dari wajib militer? Dan lagi, ekspresi wajahnya yang selalu saja berbeda tiap bertemu membuat Ji yan harus beradaptasi.

"Kau datang hari ini?" Ji yan mencoba tersenyum, menyamakan keceriaan yang Taehyung bawa tapi malah terkesan canggung. Membuat Taehyung berhenti di tempat dan memerhatikan raut wajah Ji yan.

"Kenapa wajahmu? Kecewa melihat aku yang datang, bukannya Jungkook?" Wajahnya berubah datar, membuat hawa disekitar menggelap. Untung Ji yan sudah biasa menghadapi berbagai macam jenis orang.

"B-bagaimana bisa begitu?"

"Hahaha, lihat! Kau gugup!" Entah ia tertawa sungguhan atau dibuat-buat. Ji yan hanya membalas dengan cengiran canggung di bibirnya. Ia sedikit bingung menghadapi orang di depannya ini, kadang dingin sekali, kadang seperti anak anak, kadang berfikir kotor sepanjang hari-

"Aku hanya bercanda, lagipula Jungkook bilang ia harus mengurus sesuatu dulu." Di akhir kalimat Taehyung mengendikkan bahunya, lalu duduk di sofa tepat disamping ranjang yang Ji yan tiduri.

"Berarti Jungkook tau aku disini?" Sejujurnya Ji yan sudah menduganya. Taehyung tidak menjawab, hanya tersenyum mengiyakan.

"Omong-omong Ji, kau tidak ingin menanyakan sesuatu? Bukankah seharusnya banyak sekali yang ingin kau tanyakan padaku?" Taehyung mengeluarkan sebuah foto. Iya, foto itu.

"Seperti foto ini misalnya?" Sebelah alisnya naik, dan salah satu sudut bibirnya tertarik membentuk cengiran. Ia tahu apa yang sedang lawan bicaranya pikirkan.

Ji yan menatap wajah Taehyung yang benar-benar berbeda dibanding dengan saat ia datang tadi, "Siapa sebenarnya orang difoto itu?" tanya Ji yan perlahan takut takut dugaannya terhadap Jungkook salah.

Taehyung terkekeh, pertanyaannya persis seperti yang sudah ia duga. "Kau sudah tahu pria ini ayahmu, dan satunya... " Taehyung berdiri dari duduknya, menjeda dulu kalimatnya untuk mengambil sekaleng bir di kulkas. Sengaja, ingin membuat Ji yan penasaran.

"Benarkah?" Ji yan melebarkan matanya, menerka tebakannya.

"Iya, pria itu Jungkook." Taehyung duduk kembali dan meneguk birnya.

Hopeless.  'J.J.K'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang