Sasuke POV
"Kau memang egois Sasuke-kun. Kau hanya akan berbaikan dengan Naruto jika itu karena aku. Jika bukan karena aku, kau tidak akan melakukannya kan?" ujarnya sambil berdiri dari posisinya.Sakura bergegas pergi meninggalkanku. Sial. Aku merasa bodoh jika sudah berhadapan dengan perasaanku kepada Sakura.
"Sakura tunggu!" Aku mencegat Sakura di pintu tangga menggunakan kedua lenganku sehingga Sakura terkurung diantaranya.
"Apa lagi?" Ujar Sakura dengan tatapan menantang.
Aku hanya terdiam. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan kepada gadis itu.
"Jangan perlakukan aku seperti ini," ujarku setelah beberapa saat terdiam.
"Aku akan memperlakukanmu seperti ini selama kau belum menyadari kesalahanmu." Sakura dengan kekuatannya menyingkirkan tanganku dan dia benar-benar meninggalkanku.
Normal POV
Sasori tanpa sengaja melihat Sasuke yang berlari tergesa-gesa menuju tangga. Sasori yang penasaran memutuskan untuk mengikuti Sasuke yang sudah menaiki tangga menuju atap.Terlihat Sakura yang juga sedang di atap. Sasori bersembunyi di balik tembok gudang yang ada di atap sekolah itu. Dia berusaha mendengar obrolan Sasuke dan Sakura dengan cermat.
Dari situ Sasori bisa mendengar dengan jelas bahwa Sasuke bertengkar dengan Sakura karena Naruto. Sebuah senyum terukir dari wajahnya. Dengan pelan-pelan Sasori menyusup menuju pintu tangga dan segera meninggalkan area atap.
Kesempatan bagus buatku. Aku bisa memanfaatkan situasi ini untuk menjauhkan Sasuke dari Sakura
-SasoriSasori mengeluarkan ponsel pintarnya lalu menelpon seseorang.
"Buatlah pesta di rumah," ujarnya setelah orang di seberang mengangkat telponnya. Beberapa saat mereka berbincang sampai Sasori akhirnya menutup telponnya. Senyuman di bibirnya semakin mengembang ketika itu."Sebentar lagi, Sakura. Bersabarlah.." gumamnya.
***
Sakura POV
Suasana hatiku sangat kacau saat ini. Aku memutuskan untuk membeli makanan manis ke kantin untuk memperbaiki sedikit moodku.Pas sekali aku bertemu dengan Sasori-senpai di koridor menuju kantin. Dia menatapku beberapa saat.
"Hey Sakura. Kenapa dengan wajahmu itu?" tanya Sasori.
"Ah kenapa wajahku Sasori-senpai?" tanyaku.
"Hmm wajahmu tidak ceria seperti biasa. Kau ada masalah?" tanyanya.
"Bagaimana dia bisa tau?" Batinku. Apa wajahku begitu jelas memperlihatkan aku punya masalah?
"Tidak senpai. Aku tidak apa-apa. Hanya saja moodku yang kurang baik," jawabku.
"Begitukah? Kalau begitu kau mau aku traktir es krim?" tanya Sasori.
"Boleh juga senpai," jawabku mengiyakan.
Kamipun akhirnya memakan es krim bersama di kantin sekolah.
"Sakura, kau ada acara Sabtu ini?" tanya Sasori.
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban tidak. Aku bisa melihat senyum manis Sasori kepadaku.
"Berarti kau bisa datang ke pesta ulang tahun sepupuku?" tanyanya.
"Aku rasa.."
"Kau bisa mengajak pacarmu," potong Sasori.
"Aku tidak punya pa-" aku tidak menyelesaikan kalimatku ketika melihat wajah Sasuke dalam bayanganku yang mengatakan bahwa dia adalah pacarku.
Sasori terlihat bingung melihatku. Jelas-jelas waktu itu Sasuke mengatakan di hadapannya bahwa aku adalah pacarnya Sasuke. Apa aku harus mengajak Sasuke?
"Kau datang ya, aku akan mengundang anak-anak yang lain. Bye.." Sasori berdiri dari tempat duduknya dan pergi duluan.
Aku menghela nafas. Apa aku harus mengajak Sasuke ke pesta? Atau aku tidak usah pergi saja? Rasanya tidak sopan menolak undangan seseorang sebaik Sasori-senpai.
'Mungkin aku akan pergi sendiri saja' batinku.
Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Aku masih melihat Sasuke yang bertempat duduk disampingku dan saat ini ia dalam posisi tidur. Sementara Naruto sudah pindah duduk ke ujung di dekat pintu masuk kelas. Ia duduk bersama Rock Lee.
Terlintas di kepalaku. Mungkin sebagai ganti Sasuke aku bisa mengajak Naruto. Semoga dia bisa.
Aku menghampiri Naruto di mejanya. Dia sedang berbincang asik bersama teman-temannya.
"Naruto.." panggilku.
Naruto menoleh kepadaku.
"Kenapa Sakura-chan?" Aku merasa nada bicara Naruto sedikit dingin. Tentu saja. Aku lupa Naruto juga sedang dalam keadaan yang tidak baik denganku. Tapi aku sudah terlanjur. Aku tanyakan saja.
"Apa kau bisa pergi ke pesta bersamaku?"
"Pesta?"
"Pesta ulang tahun sepupu Sasori-senpai,"
Aku melihat Naruto sedang berfikir. Apa dia akan menolaknya?
"Hm baiklah. Kapan?" ujarnya sambil tersenyum.
Sebuah jawaban yang membuatku sedikit kaget sekaligus senang.
"Sabtu,"
"Oke,"
"Aku pikir kau marah padaku," bisikku lirih. Entah Naruto mendengarnya atau tidak.
"Aku tidak marah. Lagian siapa yang akan bakal membiarkanmu pergi ke pesta sendirian. Aku akan menemanimu," ujarnya kembali dengan cengiran khasnya.
Aku tersenyum kepadanya sembari berterima kasih kepadanya. Aku kemudian membalikkan badanku dan mendapati wajahku berhadapan dengan dada seseorang. Kemudia aku mengangkat kepalaku dan mendapati wajah Sasuke yang menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Aku juga akan ikut ke pesta denganmu," ujar Sasuke kemudian.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Beat for You ✔
Fiksi PenggemarAll characters belong to Masashi Kishimoto. The stories belong to me. -Enjoy the stories♡♡♡