Serumah

5.1K 483 55
                                    


"KAMI AKAN MENJODOHKAN KALIAN BERDUA"..

"APA?!"..

"WHAT?!"..

Sana dan Dahyun berteriak secara kompak.

Bahkan menggundang perhatian orang-orang yang sedang makan di sekitar mereka.

"Ini gila! Dia kan yeoja terlebih aku masih SMA appa~" kata Dahyun merajuk ke Appanya.

"Hah? Kau masih anak sekolah?" kaget Sana begitu mengetahui umur Dahyun jauh dibawahnya.
"Pa, papa nggak sedang lagi bercanda kan?"..

Mr.Minato dan Mr.Kim menggeleng dengan yakin.

"Kami serius"..

"Ma?".. rengek Sana ke mamanya.

"Omma".. begitupun juga Dahyun ke Ommanya.

Sedangan para omma hanya tersenyum.

"Kamu inget janji kamu tadi pagi kan sayang?" Tanya Mama Sana pada anaknya.

"Iya tapi ya nggak di jodohin juga. Yeoja lagi.. mana dia bocah ingusan pula"..

"Hey.. enak saja bilang aku bocah ingusan. Siapa juga yang mau di jodohin sama tante-tante"..

"Enak aja panggil aku tante!!"..

"Jangan bertengkar". Lerai Mr.Minato.

"Mulai besok kalian akan tinggal satu rumah. Selama satu minggu, kami sudah menyiapkan apaterment cukup nyaman buat kalian berdua. Dan Senin depan adalah hari pernikahan kalian" jelas Appa Dahyun pada anak dan 'calon mantu' nya.

"Mama"..

"Omma"..

Para ibu hanya mengusap-usap rambut anaknya lembut.

Seolah 'setuju' dengan keputusan para suaminya.

~

DAHYUN POV

Setelah makan malam berakhir kini kami pulang.

Aku terus memperlihatkan ekspresi kesalku sepanjangang perjalanan.

"Omma, kenapa tidak Jihyo unnie saja yang di jodohin sama ajhuma itu?" Tanya ku ke arah Omma.

"Namanya Sana nak. Itu istri kamu loh. Jangan panggil 'ajhuma'. Omma dan Appa merasa, kamulah yang cocok menjadi pendampingnya. Jihyo terlalu sibuk dengan karirnya. Kasian Sana nanti". Jelas Omma.

"Bukankah bagus? Jihyo unnie dokter dan masa depanya cerah. Aku masih SMA Omma~. Aku masih ingin main-main dan kuliah" renggekku.

"Siapa yang bilang tidak mau kuliah? Kamu tidak bisa komitmen pada masa depanmu sendiri. Maka dari itu kami menjodohkanmu untuk mempunyai tanggung jawab sendiri"..

"Iya iya, aku mau kuliah. Omma ingin aku jadi apa? Dokter? CEO? Presiden? Jebal! Pokoknya batalkan pernikahan ini"..

"Baiklah.. Appa akan mempertimbangkannya. Setidaknya selama satu minggu itu kalian tetap harus hidup dalam satu rumah" celetuk Appa yang sesekali melirikku dari spion karena ia sedang fokus menyetir mobil.

Aku mengendus pasrah dan terus merucutkan bibir sepanjang perjalanan.

~

Disisi lain..

SANA POV

"Pa? Ma? Ayolah.. aku ini anak satu-satunya kalian. Masa iya tega ngejodohin aku dengan anak ingusan tidak jelas" rajukku pada orang tuaku saat perjalanan pulang dari acara sangat 'surprize' tadi.

Di JodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang