PROLOG

105 7 2
                                    


Beberapa orang berkata cinta pertama bagaikan seperti orang yang sudah meninggal, tubuhnya tak mampu lagi bergerak namun, otaknya masih bisa berpikir.

Yang lain menyebutkan cinta pertama juga bagaikan bintang-bintang dimalam hari yang terkadang dia selalu sangat terang lalu di malam lainnya dia semakin redup.

Tak sedikit pula mengatakan kalau cinta pertama bagaikan lotre.Jika menang, maka dia merupakan titipan Tuhan dalam hidupmu.Jika kalah, maka dia hanya kado kecil dari sebagian kecil hidupmu.

Namun dia juga berkata, cinta pertama bagaikan daun yang berguguran yang diterpa angin berlalu.Dia akan mematahkan semua rasa benci, dendam, dengki, harapan palsu dan menumbuhkan kembali rasa cinta, sayang, egois dalam kehidupan barumu setelah dia tumbuh dan datang untuk pertama kali.

-

-

-

-

FLASHBACK ON

"Eomma" Sautku.

"Nee"

"Apa aku akan tumbuh besar?"

"Tentu saja, anakku"

"Kalau begitu, apa yang biasa dilakukan pria dewasa?"

"Tidak banyak"

"Apa ibu?"

"Karena kau seorang pria, kau harus melindungi perempuan.Siapa pun dia"

"Ah... jinjja.Aku tidak mengerti apa yang ibu katakan"

"Itu karena kau belum dewasa"

"Oh iya... hehe" Kataku dan tertawa kecil.

Aku bermain dengan mobil mainanku dengan duduk disamping ibuku.

Ibu sedang menjahit pakaian sekolahku yang koyak dibagian ketiak.

Aku memberhentikan memainkan mobil-mobilanku karena sudah bosan.

Lalu tiba-tiba dengan tidak sengaja aku melihat keluar dan melihat disana ada sepasang suami istri sedang bertengkat di halaman rumah mereka.

Lalu aku melihat ibu, "Ibu, apa dia pria dewasa? Tanyaku sambil menunjuk kearah luar.

"Iya" Kata Ibu dengan sekali melihat ke rah luar.

"Kurasa tidak Ibu" Kataku kecewa.

"Waeyo?"

"Dia tidak menuruti kata Ibu"

Ibu tersenyum kecil kepadaku, "Kau memang benar Kang Eunwoo" Katanya.

Aku tidak terima dengan kata-kata Ibu yang menyepelehkan aku.Dia bilang kalau seorang pria harus melindung wanita siapapun dia tapi, dia tidak bereakasi apa-apa.

Lalu aku keluar dari rumah dan berjalan ke pasangan suami-istri yang masih disitu.

"Paman, apa kau ingin menyakiti bibi?" Tanyaku lancang.

Dia tidak menjawab.Dia heran mengapa aku tiba-tiba ada disitu.Dia pun melihat ke arah bibi seperti menanyakan siapa aku.

Bibi menggeleng kepalanya karena tidak tahu.

"Apa paman tidak mencintai bibi?" Tanyaku kedua kalinya.

Tetap saja dia belum menjawab.Dia semakin bingung apa yang aku katakan.

Aku merasa kesal tak ada kunjung jawaban dari paman, "Lihatlah bibi ini,dia sangat cantik paman" Kataku terakhir kali.

Paman lalu pergi tanda menyerah karena dia tidak mengerti denganku sekaligus dia tidak ingin melawan anak sekecilku.

My Love Is BannedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang