NORMAL POVPagi ini sangat cerah sekali sehingga membuatku terbangun karenanya.Ini sudah menjadi kebiasaan.Tirai jendela ku selalu saja terbuka saat aku terbangun semenjak Hani berada dirumah ini.Aku tidak tahu mengapa dia selalu mengurusiku tapi, ini sangat berlebihan.
"Ada apa ini? Kenapa sangat sepi sekali disini? Aku kira ini hari minggu." Kataku saat menghampiri ruang tamu.
Aku tak mau ambil pusing dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.Setelah semua itu, aku memeriksa ponselnya apakah disana ada pesan dari Nayeon? Ternyata nihil.
"hmm mungkin dia masih tidur." Gumamku.
Knock knock knock -seseorang mengetuk pintu.
"Masuklah!" Perintahku.
Dia lalu membukakan pintu dengan membawa nasi dan kimchi, "Yak, Kang Eunwoo kau sudah bangun ternyata." Katanya kemudian meletakkan kimchi diata meja tepat disebelah kasurku.
"Eum."
"Aku sudah lama menunggumu."
"Untuk apa?"
"Aniyo, lupakan saja."
"Eum."
"Ngomong-ngomong, kemana semua orang rumah?" Lanjutku.
"Mereka sedang berziarah ke makam Ibu kamu."
"Mwo? Aku tidak diajak oleh mereka?"
"Bukan begitu.Kaunya saja yang gak bisa bangunin."
"Makanya aku disuruh tidak ikut dan menunggu disini."
"Terus?"
"Ya terus apalagi? Ya kita harus kesana lah bersamaan."
"Aku tidak mau."
"Oh, begitu.Tidak apa-apa juga sih aku akan menyuruh Jaemin yang mengantarkan ku."
"Apa kau bilang?" Tanya ku kesal.
"Berani sekali kau membawa laki-laki yang tidak ada hubungannya dengan keluargaku." Lanjutku kesal.
"Terserahlah." Katanya cemberut lalu pergi.
"Jakkaman, Hani-ah." Perintahku.
"Apa lagi sekarang?"
"Baiklah...Baiklah... Kita akan pergi bersama." Kataku pelan.
"Tapi, jangan katakan apapun tentang ini kepada Nayeon." Perintahku
"Yang benar saja.Ah, terserahlah.Aku juga tidak akan mengurusi privasimu." Katanya lalu pergi.
Aku tidak memakai pakaian yang istimewa karena ini bukan kencan tapi, ziarah ke makam Ibu.Tak perlu lama waktu, aku langsung keluar dan menunggunya di depan pintu kamar Sungyeon.
"Ayolah, kenapa lama sekali? Mereka pasti sudah menunggu kita disana."
Dia membukakan pintunya.Dia memakai baju yang agak berlebihan.Dengan, kemeja lengan pendek dan juga rok yang selutut.
"Yak, apa kau sudah gila?"
"Tidak."
"Jadi, untuk apa berpakain terlalu mewah?" Tanyaku kesal.
"Aku juga tidak mau memakai pakaian ini.Paman yang menyuruhku untuk memakai ini."
"Mwo? Yang benar saja!" Kataku semakin kesal.
"Sudahlah, Ayo! Aku tak mau mereka menunggu lama kita disana."
"Terserahlah." Kataku mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is Banned
RomanceSaat ini aku hanya ingin menceritakan apa yang kurasa sangat mustahil. Semua terjadi dari ketidaksengajaan dari belakangnya lalu, menjadi tidak biasa ke depannya. Aku pikir ini hal biasa, benar-benar biasa sampai aku tidak bisa melepaskan. Kali ini...