3.5

8 2 2
                                    


"Hei, tunggu aku." Kata Hani.

Aku tak menoleh, "Dasar Lambat!" Kataku dengan lantang.

Tiba-tiba sebotol kaleng minum mendarat di kepalaku.Aku pun yang kesakitan langsung tak berjalan lagi sambil terus mengusap-usap kepalaku.

Sekarang Hani berada dihadapanku dan menjulurkan lidahnya seperti meledekku, "Dasar Pria lemah!" Katanya lalu berlari.

"Sialan." Kataku.

Aku yang sudah emosi karena ledekannya berlari mengejarnya.Hani adalah gadis pelari tercepat.Aku menyadarinya setelah dia tangguh lolos dari tangkapanku.Namun, aku tak menyerah begitu saja.Aku hampir mendekatinya dan mencoba menggapai tangannya namun gagal.Dia hampir saja jatuh karenaku.Untung saja dengan gesit aku menarik tangannya hingga jatuh kepelukanku.

Dan kami berdua cukup lama terlelap saling menatap dengan kedua mata kami masing-masing.Kami berdua memiliki reaksi yang tak berbeda.Aku mencoba untuk menatapnya dengan pasti.Kedua bola mata yang indah dan juga raut wajah yang putih nan cantik.Sedangkan dia, aku merasakan dia cukup terkejut dan menatap selalu arah kedua bola mataku.

Sadar akan terlelap akan suasana ini, aku langsung melepaskan pelukannya dan mendorongnya kuat agar menjauh dariku.

"Aw, sakit tau!" Katanya.

"Berhati-hatilah! Aku tak akan memaafkanmu jika seperti ini lagi." Pesanku.

"Mianhae." Katanya dan menundukkan kepalanya.

Aku menepuk pundaknya, "Kau kena!" Kataku lalu berlari.

"Hei!" Katanya tak menerima.

Dia pun mengejar ku sementara aku masih berlari menghadap kebelakang sesekali sambil menjulurkan lidahku seperti yang dia lakukan tadi.Dia pun terlihat tak terima dan semakin mempercepat langkah larinya.

Kami menikmati aksi kejar-kejaran ini.Dia nampak lelah setelah dia sendiri mengakui kekalahannya dan kami pun berjalan seperti biasa

"Kau haus?" Tanyaku sekali

"Nee."

"Tunggu sebentar." Perintahku dan menuju ke toko yang barusan kami lalui.

Dia menurutiku dan aku kembali setelah beberapa menit kemudian.

Aku menyodorkan sebotol minuman penyegar, "Nah, ambil ini." Kataku.

"Gomawo." Balasnya.

"Aku merasa kasihan padamu." Alasanku.

"Nee?"

"Lupakan.Bergegaslah, kita akan terlambat nanti." Kataku dan memulai berjalan lagi.

Dia mengikutiku dari belakang sambil menikmakti minumannya sesekali sampai jarak kami agak jauh.Sebenarnya, kami hampir sampai disekolah hanya saja ada yang menghentikan langkahku setelah kedatangan mobil berwarna hitam.Aku mengenali mobil ini.Mobil ini merupakan mobil Ikon.

Aku mendekati mobil, "Kau menikmatinya?" Ledek Donghyuk setelah membuka kaca mobilnya.

Aku langsung memukul kepalanya, "Diamlah penguntit!" Kataku marah.

"Hei, jaga omonganmu orang tua!" Ledeknya lagi.

"Cukup." Perintah Jinhwan hyung menghentikan kami.

Padahal aku ingin memukul kepalanya lebih keras lagi.

"Kau tidak masuk?" Tanya bobby hyung.

"Tunggu sebentar." Kataku.

Aku melihat Hani yang berjarak 5 m denganku.Lalu mengodenya bahwa aku akan pergi duluan bersama mereka.Dia pun yang mengerti langsung menganggukkan kepalanya.

My Love Is BannedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang