"I hate it when your mind is telling you to stop loving someone, but your heart can't let go,"
-Yooquotes
***
Edmund terbangun dari tidurnya saat ia menyadari bahwa wajah tersipu malu Diana menghampiri nya di dalam mimpi.
Pria berumur dua puluh lima tahun itu segera bangkit dari kasur dan mengambil segelas air di nakas.
Lagi-lagi, Diana berada di mimpinya. Wajah wanita itu benar-benar menghantui nya sejak hari itu. Hari dimana dia terlalu mabuk dan melupakan jalan ke rumahnya karena dia diantar oleh salah seorang kolega nya.
Edmund ingat wajah tidur Diana yang menungguinya bangun, ia ingat pemandangan itu adalah hal paling luar biasa yang ia dapati saat membuka matanya.
Edmund juga merasa rasa asing setiap kali ia berusaha melupakan Diana. Anehnya, selalu saja ia muncul wajah Diana di benaknya. Diana yang tersipu malu, Diana tersenyum kepadanya, juga wajah sendu Diana.
Ia rindu.
Rindu aroma manis Diana, rindu dengan ucapan ketus Diana, rindu suara merdu Diana saat memanggil namanya.
Dia rindu Diana, dan segala hal tentang Diana.
Sebulan berada di kota memang tidak bisa membantunya melupakan sosok Diana. Bahkan keingin untuk menyentuh wanita-wanita seksi yang ia temui di bar menghilang begitu saja. Ia ingin kembali lagi merasakan hangatnya tangan kurus Diana saat bersentuhan dengannya.
Edmund tersenyum. Diana benar-benar mengisi pikirannya dalam waktu singkat.
Ia juga bingung, pria macam apa yang tega meninggalkan seorang wanita berparas bak dewi dengan hati yang selaras dengan tampangnya, demi pekerjaan?
Edmund menegak habis air putih di tangannya. Ia sudah membulatkan tekad. Persetan dengan apa kata Pak Tua itu. Dia tidak akan menyianyiakan hari-hari nya tanpa Diana.
Ya, dia tidak akan melakukan hal yang sama dengan apa yang telah dilakukan Maxwell. Dia tidak akan meninggalkan Diana sendirian. Dia akan menemani Diana, melindunginya, dan membuat Diana kembali tersenyum.
Edmund segera mengenakan setelan nya, kemudian ia segera keluar dari apartemen nya. Malam ini juga, dia akan kembali ke sisi Diana.
***
Pagi hari yang cerah membantu Diana untuk melupakan semua kejadian bersama Edmund yang sempat membuatnya gelisah.
Jejak butiran salju yang beberapa minggu lalu menutupi halaman mansion mereka telah menghilang, berganti dengan pepohonan hijau. Tapi rasa sepi itu masih sama, malah jauh lebih terasa sekarang karena teman yang selama ini menemaninya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Affair (Completed)
Historical Fiction#Lady's Series #1 British (18/3/21) #14 Newadults Diana Heart Mountbatten merupakan putri bungsu dari keluarga bangsawan, Duke Mountbatten. Statusnya sebagai seorang wanita terhormat membuatnya tidak pernah merasakan rasanya jatuh cinta, sampai keti...