Anthony terus memanggil Diana yang tak sadarkan diri. Ia tak melepas tangan istrinya yang diperiksa dokter pribadi mereka
"Sir, saya mohon tenanglah, saya akan melakukan semuanya untuk menyelamatkan istri anda," ucap dokter pribadi mereka lalu memeriksa Diana
Pemandangan itu tak luput dari perhatian para pelayan. Sudah semalaman Tuan mereka seperti itu. Ada rasa prihatin melihat sepasang suami istri tersebut
"Apa anda tau bahwa istri anda sedang mengandung?"
Rasanya seakan ada petir menyambar Anthony saat itu juga. "Mengandung?"
"Ya, usia kandungan istri anda sudah dua bulan, Sir,"
Anthony menatap Diana nanar. Kenapa Diana tidak mengatakan apapun padanya?
"Tapi, syukurlah, sayatan di pergelangan tangannya tidak terlalu dalam. Nyawa istri dan anak anda masih bisa selamat. Hanya saja, istri anda kekurangan asupan gizi, dan mengalami anemia,"
Anthony memijit kepalanya yang mendadak pening.
"Saya himbau agar anda memperhatikan asupan makanan istri anda, perbanyaklah makan daging, telur, buah dan sayur, serta berikan istri anda waktu yang cukup untuk istirahat. Itu adalah cara tercepat agar ia bisa sembuh,"
Anthony mengangguk paham, bagaimana bisa semua ini terjadi?
"Kalau begitu, saya undur diri, permisi,"
Setelah kepergian dokter pribadinya itu, Anthony masih setia berada di sisi Diana. Ia menatap wajah pucat Diana dalam diam.
"Maafkan aku," ucapnya lirih
Carlos yang juga berada di kamar tersebut turut merasa sedih melihat kondisi Nyonya nya. Andaikan saja dulu beliau mau mendengarkannya
"Carlos,"
Suara panggilan Anthony sejenak membangunkan pria tua itu dari lamunannya, "iya, sir?"
"Suruh Florest menyiapkan makanan sesuai dengan perkataan dokter, serta suruh Paul untuk mencarikan Diana perawat hari ini juga,"
Carlos mengangguk patuh, "dilaksanakan Sir,"
Setelah kepergian Carlos, Anthony memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian.
Saat ia sedang mengancingi satu persatu kancing kemejanya, suara gelas pecah berbunyi
Anthony segera keluar dari walk in closet mereka dan menemukan Diana yang menjambaki rambutnya sendiri
"Diana, my dear, tenanglah,"
Anthony segera berlari dan menahan kedua tangan istrinya itu. Ia tak tau ala yang harus ia lakukan untuk menenangkan Diana.
Diana menatap Anthony lurus tanpa beriak. Tatapannya kosong dan matanya seakan-akan tak ada kehidupan itu benar-benar menbuat Anthony terperangah. Apa yang terjadi pada Diana?
"Diana sayang.." tegur Anthony berharap sang istri menjawab bahwa dia baik-baik saja. Bersamaan dengan itu, Florest tiba di kamar untuk mengantarkan makanan sesuai pesanan Anthony
"Letakkan saja disana," titah Anthony tanpa mengalihkan pandangannya dari Diana
Florest menurut lalu menaruh nampan di atas nakas lalu saat wanita tua itu melirik kakinya, ia tersentak kaget saat melihat pecahan gelas berserakan di lantai
"Bersihkan dan tinggalkan kami sendirian,"
Florest segera pergi mengambil sapu dan sekop di bawah lalu dengan cepat menyapu bersih pecahan beling di lantai. Ia menutup pintu kamar Tuan dan Nyonya nya dengan sepelan mungkin setelah mencuri pandang kearah Diana yang bergeming kala sang suami mengusap wajahnya
"Kau pasti lapar, aku sudah menyuruh Florest untuk memasakkan menu spesial untukmu," rayu Anthony lembut sambil mempersiapkan alat makan istrinya
Ia menunggu Diana mengambil sendok dan memakan makanannya namun, istrinya itu tetap saja tak bergerak.
Anthony tersenyum lalu mengambil sendok dari atas nampan, "kau mau disuapi ya?" Godanya. Ia kemudian menyuapi Diana yang tak menolak.
"Bagaimana kalau kita lupakan semua hal yang terjadi kemarin dan fokus ke masa depan?" Ujar Anthony di sela-sela aktivitas mereka
Diana tampaknya enggan berbicara, jadi Anthony kembali membuka percakapan. "Oh ya, aku mengambil cuti untuk beberapa waktu ke depan. Jadi, kita bisa berduaan setiap hari," Anthony tak lupa mengukir senyum manis di wajahnya
Sayangnya, hingga sepiring makanan itu habis, Diana tak jua mengatakan apapun. Dan Anthony benar-benar dibuat gila oleh tingkah bisu istrinya itu.
"Apa kau tidak mau mengatakan apapun padaku?"
Tidak ada respon
"Baiklah, kau marah. Silahkan pukul aku," Anthony mengambil telapak tangan kanan Diana yang tidak disayatnya lalu meletakkan tangan itu di dada bidangnya, "tidak apa-apa, aku lebih kuat daripada yang kau kira,"
Diana beralih menatap keluar jendela, mengabaikannya. Hal ini sontak saja membuat Anthony mengacak rambutnya frustasi. Ia harus mencoba lebih keras untuk mengambil perhatian Diana sekarang.
"Apa kau mau mendengar kabar baik? Katanya kau sedang hamil, oh Ya Tuhan aku benar-benar bahagia," ujarnya lagi masih terus mencoba mengajak bicara istrinya yang tetap tidak mau membuka mulutnya
Anthony membenarkan posisi duduknya lalu mengulurkan tangannya dan mengusap lembut wajah istrinya, "maafkan aku karena mengabaikanmu. Sungguh, itu bukanlah kemauanku,"
Ia menunggu beberapa saat dan Diana hanya mengedipkan matanya seakan kata maafnya bukanlah apa-apa.
Lagi-lagi Anthony mendapati dirinya kembali berucap.
"Bisakah kau berbicara denganku? Apa saja! Maki aku kalau itu bisa membuatmu senang. Pukul aku! Lakukan apapun yang bisa membuatmu lega. asalkan kau tidak lagi menyalahkan dirimu sendiri. Sakiti aku agar kau tidak menyakiti dirimu sendiri,"
Seperti sebelum-sebelumnya, Diana hanya diam saja.
"Aku mohon," bujuk Anthony mengiba. Ia sudah tidak tidur selama berhari-hari, jiwa dan raganya sudah lelah menghadapi Diana. Namun, matanya enggan tertutup jika Diana masih seperti ini.
Dan untuk pertama kalinya sejak istrinya itu sadar, Diana menatapnya. Sesaat lalu ia mengalihkannya ke arah tangan kirinya yang dibalut perban.
"Kenapa kau menyelamatkan wanita kotor ini?" Adalah kalimat pertama Diana yang sukses membuat Anthony ketakutan
Ia segera merengkuh Diana ke dalam pelukannya. Ia terus mengusap rambut Diana. Jangan Tuhan, jangan sekarang. Dirinya membutuhkan Diana. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Diana. Tidak saat dirinya sudah mencintai wanita tersebut.
"Shht... Jangan berkata seperti itu, kau tidak kotor, kau istriku. Aku mohon, jangan melakukan hal seperti itu lagi," bisik Anthony tak menyadari untuk pertama kalinya, dirinya menangis. Menangis karena takut kehilangan seseorang dari sisinya.
***
TBC
7 February 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Affair (Completed)
Ficción histórica#Lady's Series #1 British (18/3/21) #14 Newadults Diana Heart Mountbatten merupakan putri bungsu dari keluarga bangsawan, Duke Mountbatten. Statusnya sebagai seorang wanita terhormat membuatnya tidak pernah merasakan rasanya jatuh cinta, sampai keti...