Dua Belas

574 67 8
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca.

Nanti di sayang bias masing-masing

Salam Na~~~~

*

Happy Reading Guys

Dahyun sebenarnya tidak ada niatan untuk melakukan hal ini. Tapi, pikiran dan hatinya tidak sejalan. Ya, setelah melihat Jimin bersama wanita kemarin, itu sudah membuat Dahyun penasaran setengah mati.

Tanpa Jimin ketahui, Dahyun mengikutinya sampai perusahaan. Baru saja ia membuka pintu perusahaan, ia sudah disuguhi pemandangan Jimin bersama wanita yang kemarin ia lihat. Wanita itu tampak bermanja ria kepada Jimin dan Jimin tampak memperbolehkan saja. Sungguh, itu membuat hati Dahyun bagaikan di pukul palu godam, hingga semuanya hancur berkeping-keping.

Tak ingin Jimin mengetahui keberadaannya, ia segera bersembunyi dan menunggu sampai Jimin sampai menghilang dari lobby dan masuk ke dalam lift. Kenapa rasanya begitu sakit sampai ke relung-relung dan ulu? Sangat sakit dan menyesakkan.

Setelah Jimin masuk ke dalam lift, Dahyun keluar dari persembunyiannya. Ingin rasanya ia bertanya kepada Somi, siapakah wanita itu? Tapi hati kecilnya berkata lain. Jadi, ia memilih pergi dari perusahaan. Mencari ponselnya dan menelepon seseorang.

"Eonni." Ucapnya ketika panggilan itu sudah diangkat dari arah seberang.

"Dahyun-chan."

"Aku ingin bertemu denganmu, Eonni, Kau ada dimana?"

"Datanglah ke kafe dekat Park Group Corp, aku tunggu."

Dahyun segera mematikan sambungannya dan berjalan menuju kafe yang Sana beritahukan kepadanya. Sepertinya hanya Sana yang bisa memberikannya alasan.

Suara bel yang di gantung di atas pintu kaca persegi tersebut berdenting, menandakan seseorang baru saja melewati pintu tersebut. Dahyun tampak menatap sekeliling sebelum dirinya menuju salah satu meja yang di sana sudah ada wanita tengah duduk menunggunya.

"Eonni."

"Duduklah."

Dahyun tampak menurut. Ia pun duduk di hadapan Sana. Dan detik itu Sana memanggil pelayan untuk memesan minuman.

"Ada apa? Kau ada masalah?"

Sungguh, pertanyaan yang baru saja Sana lontarkan sungguh tepat sasaran. Ia memang ada masalah. Tapi, masalahnya ia bingung ingin bercerita dari mana.

Dahyun sedikit heran dengan keadaan Sana yang terlihat lebih berisi daripada biasanya. Tapi, sesuatu hal mengejutkan dirinya. Ia menutup mulutnya sendiri yang sudah tampak terbuka.

"Eonni, kau hamil?"

"Hm, sudah lima bulan."

Andai kehidupan Dahyun seperti Sana. Mungkin ia sudah bahagia saat ini.

"Apa dia sudah menendang?" Tanya Dahyun sambil mengelus perut buncit Sana.

"Baru beberapa jam yang lalu saat aku tengah minum coklat panas, tiba-tiba ia menendangku."

"Andai aku seperti dirimu, Eonni."

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah tidak sanggup lagi, Eonni."

Detik itu juga Dahyun tidak kuasa menahan tangisnya lagi. Tetes demi tetes airmata itu terus mengalir.

"Dahyun, ceritakan kepadaku apa yang terjadi?"

Dahyun segera menceritakan apa yang ia lihat kemarin dan hari ini. Sungguh, itu membuat dirinya begitu sesak. Jimin sama sekali tidak menolak saat wanita itu merangkul lengannya. Sedangkan, dirinya masih terlalu canggung untuk melakukannya.

Mine And Only You [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang