Sembilan

607 63 2
                                    

Seperti biasa, Dahyun selalu bangun lebih awal untuk membuat sarapan. Ya, setelah Resign dari pekerjaannya, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sembari menunggu Jimin pulang dari kantor.

Tapi, hari ini berbeda. Jimin tidak ada pekerjaan. Itulah sebabnya ia masih tampak santai duduk di kursi meja makan sambil memainkan ponselnya. Tidak ada niatan untik beranjak dari tempatnya. Bahkan Dahyun yang sedari tadi memperhatikannya, tidak ada respons apapun darinya. Sampai akhirnya, suara Dahyun menginterupsi kegiatannya.

"Oppa."

"Eoh."

"Kau sibuk hari ini?"

"Tidak, kenapa?"

"A..aku ingin keluar untuk membeli beberapa bahan, karena bahan masakan mulai berkurang."

"Kalau begitu kita pergi sekarang. Sekalian kita belanja bulanan agar kau tidak terus menerus pergi ke supermarket."

Dahyun hanya mengangguk dan melongo menatap kepergian Jimin yang mulai menghilang dari balik pintu kamar. Pintu yang awalnya tertutup tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Jimin yang sudah rapi dengan pakaiannya.

"Apa yang kau tunggu, cepat!"

"Arraseo."

Dahyun segera masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya. Detik berikutnya, ia sudah keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi dan juga tas kecil yang selalu ia gunakan. Jimin masih asyik dengan ponselnya, sampai suara deheman mengalihkan intensinya.

"Kau sudah siap?"

"Nee."

Mereka keluar dari rumah kemudian masuk ke dalam mobil. Mobil melaju membelah kota Seoul yang cukup padat hari ini. Akhirnya mereka sampai. Jimin memang mengajak Dahyun ke pusat kota karena di sana ada mall yang super lengkap. Jadi, mereka bisa makan sekaligus bermain jika Dahyun merasa bosan.

Mereka masuk ke dalam supermarket, membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk hal masak memasak. Jimin sedikit protektif dan posesif kepada Dahyun karena keadaan mall yang cukup ramai dan padat. Takut tiba-tiba Dahyun tidak mengikutinya.

"Jangan jauh-jauh dariku, mall ini cukup ramai." Ucapnya sambil menggandeng tangan Dahyun.

Dahyun hanya menurut. Mereka tampak menyusuri area daging dan sayuran. Dahyun melepas pegangannya dari tangan Jimin, berniat mengambil beberapa daging dan sayur. Jimin masih setia menemaninya, sesekali ia sedikit manja kepada Dahyun. Biarkan saja ia melakukan hal ini, karena besok ia sudah tidak bisa melakukannya karena di sibukkan dengan pekerjaan yang kembali menumpuk.

Baru beberapa menit yang lalu Jimin mengatakannya. Dahyun benar-benar kehilangan jejak Jimin. Ia tampak celingak-celinguk mencari keberadaan Jimin. Karena terlalu asyik, ia sampai tidak menyadari jika Jimin berjalan menjauh darinya. Dan sekarang mereka ia malah kehilangan Jimin di tengah keramaian pusat mall.

Begitu pun dengan Jimin. Ia tampak panik ketika Dahyun tidak mengikutinya. Ia berjalan ke tempat semula, siapa tahu Dahyun masih ada di sana. Tapi, begitu ia kembali, ia tidak melihat Dahyun di sana. Seketika kepanikannya tambah menjadi. Takut Dahyun tersesat. Karena keadaan mall yang cukup ramai dan padat.

Tiba-tiba terlintas dipikirannya untuk mencari keberadaan Dahyun melalui ruang informasi. Segera ia berlari kesana, memberitahukan kepada orang yang sedang berjaga, bahwa ia kehilangan seseorang.

Mall yang awalnya berisik berangsur tenang ketika sebuah speker dalam mall tiba-tiba menyerukan sesuatu, menunggu informasi apa yang akan diumumkan.

"Seorang wanita dengan nama Park Dahyun, segera datang ke ruang informasi, suami anda mencari anda."

Mine And Only You [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang