Dahyun tampak bahagia pagi ini. Meskipun tadi sedikit kesal karena Jimin hampir saja terlambat berangkat. Tapi, mendengar kata-kata Jimin yang barusan pria itu lontarkan sebelum masuk ke dalam mobil, membuat Dahyun langsung mengulas senyum. Pasalnya Jimin meminta dirinya membawa bekal untuk makan siangnya nanti.
Dengan riang Dahyun mulai memasak dan bersiap pergi ke kantor Jimin untuk mengantarkan bekal kepadanya. Bahkan sejak awal masuk ke dalam perusahaan, bibirnya terus mengulas senyum. Karyawan yang melihatnya juga ikut tersenyum kepadanya tidak terkecuali Somi.
Ah, Somi masih bekerja di perusahaan yang Jimin banggakan ini. Bahkan, ketika ia mengundurkan dirinya, Somi masih tetap bekerja di sini.
"Dahyun-ah."
"Somi-ya."
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Somi basa-basi.
"Hanya mengantarkan makanan untuk Jimin Oppa."
"Ah, untuk Sajangnim, kurasa dia ada di kantornya."
"Baiklah, aku ke sana. Nanti aku akan ke sini lagi."
Somi hanya mengangguk. Dahyun kembali melangkahkan kakinya berjalan menuju lift guna mengantarkan dirinya menuju ruangan Jimin. Ia menyapa sekretaris Jimin yang tampak tersenyum ketika ia datang.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang sekretaris.
"Ah, apa Sajangnim ada di dalam?"
"Kalau boleh tahu anda siapa?"
"Maafkan aku karena tidak memperkenalkan diriku. Aku Park Dahyun, istri dari CEO perusahaan ini."
"Maafkan aku Nyonya. Aku tidak tahu karena aku baru saja bekerja beberapa bulan yang lalu, jadi aku tidak tahu kalau Sajangnim sudah menikah."
"Tidak apa-apa." Balasnya maklum.
"Ah, Sajangnim ada di dalam." Tunjuk sang sekretaris pada jendela yang menghubungkan antara dirinya dan juga ruang Jimin.
Dahyun hanya tersenyum. Ia memutar tubuhnya dan melihat apa yang Jimin lakukan lewat jendela sebelum dirinya bersiap mengetuk pintu kerja Jimin. Tapi, baru saja ia akan melangkah, dirinya di kejutkan ada seorang wanita yang duduk di dalam sana bersama Jimin. Mereka tampak bercanda karena mereka sesekali tertawa.
Ia bahkan sangat jarang melihat Jimin tertawa seringan itu. Hubungan mereka mulai membaik beberapa hari yang lalu. Tapi apa yang ia lihat barusan sungguh tidak ia sangka-sangka sebelumnya. Ia kembali membalikkan badannya dan menyerahkan sebuah kotak bekal yang ia bawa kepada sang sekretaris.
"Sepertinya dia sedang sibuk, aku tidak ingin mengganggu. Bisakah kau memberikan nanti saat jam istirahat kepadanya?"
"Baiklah Nyonya, akan ku sampaikan kepada Sajangnim."
Dahyun hanya mengangguk dan segera pergi. Terlalu sesak jika ia terus menerus berada di sini. Beruntunglah ia tidak mendapati Somi karena ia sudah ingin cepat-cepat pulang. Tidak lama kemudian ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Somi memberitahunya bahwa ia tidak bisa menemui Dahyun karena tiba-tiba ada meeting mendadak. Ia tampak bersyukur setelah mendapat pesan tersebut dari Somi.
Setelah keluar dari perusahaan, Dahyun langsung menuju halte terdekat. Entah kenapa ia ingin sekali naik bus, karena dirinya sudah lama tidak naik bus. Setelah menunggu bus datang, Dahyun memilih duduk di belakang dan menikmati setiap sudut kota Seoul yang cukup indah siang ini. Dan dirinya sedikit melupakan apa yang ia lihat di kantor Jimin barusan.
*
*
*
Jimin barusan selesai meeting dan kembali menuju ruangannya. Dirinya di cegah sang sekretaris yang tampak memegang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine And Only You [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊]
Fiksi PenggemarJudul lama: MINE Sedari dulu, Dahyun tak menyangka akan melampaui batasnya. Berawal dari rasa sukanya di masa sekolah menengah kini berujung dirinya bisa bersanding dengan Jimin, pemuda yang dulu begitu ia sukai. Nyatanya, Jimin juga memiliki rasa y...