Dua

706 87 1
                                    

Kilasan balik tentang masa lalu kembali terputar dalam memori Dahyun. Ya, perlu diingatkan kembali bahwa ia sudah beberapa kali mencoba untuk melupakanya, tapi hasilnya nihil. Pria dengan marga Park tersebut tidak pernah sedikitpun terhapus dari jeratan memorinya. Terus berputar dalam kaset yang ada di otaknya.

"Arrggh, aku bisa gila jika terus mengingatnya."

Ia menghela napas. "Kau harus bisa Dahyun, kau harus bisa." Ucapnya menyakinkan diri sendiri.

Pagi ini Dahyun tampak rapi dengan balutan dress kesukaannya. Ya, ia akan melamar pekerjaan pada hari ini. Setelah lulus beberapa bulan yang lalu, ia memutuskan untuk bekerja, walaupun ibunya sudah kerap kali melarangnya untuk bekerja.

 Setelah lulus beberapa bulan yang lalu, ia memutuskan untuk bekerja, walaupun ibunya sudah kerap kali melarangnya untuk bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat putrinya yang berpakain seperti itu, membuat Ny. Kim menggelengkan kepalanya tidak percaya. Disatu sisi tersenyum simpul yang memperhatikan putrinya sudah tumbuh dewasa.

"Apa kau akan memakai itu untuk melamar pekerjaan? Kau tidak memiliki baju yang lain?"

"Aku sudah nyaman dengan pakaian ini eomma. Aku akan berangkat sekarang." Ucap Dahyun sambil mencium kedua pipi Ny. Kim.

"Aku berangkat."

"Hn, hati-hati. Lihat jalanmu, kau cukup tinggi memakai sepatu itu." Tunjuk Ny. Kim pada sepatu yang Dahyun kenakan.

"Arraseo."

Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang ia tuju, Dahyun segera keluar dari mobil dan berjalan memasuki lobby perusahaan tersebut dan berdiri tepat di meja resepsionis.

"Permisi ada yang bisa saya bantu?"

"Saya disini ingin melamar pekerjaan."

"Ah, silahkan tunggu disana. sajangnim banyak menerima peserta interview hari ini."

"Baiklah terima kasih."

Dahyun mendudukkan dirinya di tempat yang tadi ditunjukkan olehnya dari sang resepsionis. Banyak yang ingin melamar pekerjaan disini. Tapi, ia disini tidak bekerja sebagai karyawan biasa, melainkan menjadi seorang sekretaris. Karena itulah tujuan awal ia kuliah dengan jurusan ini.

Setelah lama menunggu, kini tiba gilirannya untuk masuk dan melakukan interview. Ia tidak berhenti meremas jarinya sendiri melawan rasa gugup. Ia mengetuk pintu yang disana sudah tertuliskan CEO pada bagian depan pintu. Suara sahutan dari dalam membuat Dahyun kembali merasa gugup. Dengan perlahan ia masuk ke dalam ruangan. Sedikit berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

Kursi yang awalnya membelakanginya kini berputar dan menampilkan seorang pria yang sedang duduk di tempatnya. Dan betapa terkejutnya Dahyun saat mengetahui siapa pria dibalik kursi tersebut.

Mine And Only You [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang